Bagian 35 | Pelukan Terbaik

Start from the beginning
                                    

“Sebenarnya aku juga malu bertemu denganmu. Meski aku menyayangkan tindakanmu mengambil jalan kotor untuk terkenal, sebagai sesama perempuan aku juga marah jika seseorang mengambil fotoku tanpa izin dan menggunakan itu untuk mengancamku agar menuruti semua kemauan dia. Itu termasuk pelecehan, dan kamu berhak melapor. Aku sudah menyalin rekaman itu di ponsel ini yang bisa kamu jadikan bukti.”

Eva melirik ponsel pintar lawas itu ragu-ragu. “Kenapa Mbak mau memberikannya padaku?”

“Seseorang Cuma layak diberi kesempatan dua kali, dan aku sudah memberi Rizal keduanya. Kalau dia masih belum berubah, berarti dia tipe orang yang harus ditampar dulu untuk belajar.”

“Mbak sungguh tidak apa-apa kalau saya melaporkan Mas Rizal?”

“Lakukan, Va. Aku yakin kamu bukan korban dia satu-satunya, seseorang harus berbicara. Tapi tolong jangan mengungkap isi rekaman itu ke publik, aku tidak mau suatu hari anak kami mendengarnya.”

Rizal benar-benar manusia sampah. Dia sudah menyia-nyiakan istri sebaik ini.

***

Saga akhirnya bisa menghirup udara segar setelah Rizal mencabut tuntutannya, namun Saga malah merasa dipenjara beberapa bulan lebih baik daripada melihat Rizal bertingkah seolah menjadi Yang maha pemaaf.

Saga mendengar Eva berhasil mendapatkan rekamannya kembali dan menggunakan itu untuk membuat kesepakatan dengan Rizal, alih-alih membawa ke kantor polisi dan menjadikannya bukti pelanggaran privasi dan pemaksaan yang dilakukan Rizal terhadapnya. Eva membuat pertimbangan bijak dengan tidak ingin keluarga Rizal, utamanya anak-anaknya terkena imbas perbuatan Rizal.

Eva pasti telah belajar banyak hal dari kejadian ini, ada satu orang lagi yang harus mengambil pelajaran bagaimana pentingnya memiliki prinsip sehingga tidak mudah dipengaruhi orang lain. Yaitu Erina. Orang itu tengah duduk di harapan Saga dengan wajah pucat dan kelelahan. Saga memutuskan menjenguk Erina dulu sebelum pulang.

“Aku benar-benar tidak melakukannya, Kak.”

Saga menghela napas. Mau jutaan kali Erina mengatakannya, yang dipercayai oleh hukum adalah bukti. Foto rekayasa itu terbukti dikirim dari laptop Erina dan bahkan masih ada salinan gambarnya di sana. Erina tidak bisa membuktikan kalau Lala lah yang melakukan itu tanpa sepengetahuannya, termasuk melaporkan kasus menggunakan ponselnya.

“Aku percaya,” ujar Saga bersungguh-sungguh, Erina terlalu lugu untuk bisa melakukan itu sendirian. “Tapi kepercayaanku saja nggak bisa mengeluarkan kamu dari sini. Pengacaraku akan membantumu mulai sekarang.”

“Bagaimana kalau aku benar-benar dipenjara?”

“Rin, apa kamu juga berpikir bagaimana kalau Eva dipenjara? Tidak tanggung-tanggung, Rin, kalian menuduhnya melakukan prostitusi. Padahal kalian cukup membongkar perselingkuhan Eva dengan Rizal, dan memberitahu begitulah cara Eva bisa terkenal dalam waktu singkat. Itu jauh lebih adil untuk semua orang.”

“Aku memang bodoh, Kak Saga. Lala tidak pernah bilang punya dendam sendiri dengan Kak Eva, dia bilang hanya dengan cara itu karir Kak Eva akan hancur dan Kak Saga akan membencinya.”

Saga menggeleng tak habis pikir, namun ia hargai kejujuran Erina. “Aku tahu tentang Eva dan Rizal jauh sebelum kamu mengetahuinya dari Lala, dan aku masih mencintainya. Jika saja tujuanmu berkarir bukan untuk menunjukkan kamu lebih baik dari Eva, aku yakin kamu bisa sukses tanpa harus menjatuhkan dia.”

[COMPLETE] EVARIA - Memihak Diri SendiriWhere stories live. Discover now