Nayeon menunduk. Air mengalir melalui sudut matanya. Ya, Nayeon menangis. Menyesali perbuatannya beberapa tahun silam. "Mina....."
"Sekarang, giliran lo."
Mina memantapkan hatinya. Ia hendak mengayunkan pisau itu, sebelum dobrakan pintu terdengar keras.
"Sharon, jangan!"
BRAK.
DUG.
Srettt.
"Aw!"
"Ah!"
Ringisan keluar secara bersamaan dari mulut Nayeon dan Mina. Hal itu disebabkan karena, Dahyun dan Sana yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan ini. Tanpa aba-aba, Sana mendorong Mina sampai tubuhnya membentur cermin yang lain. Akibat lainnya adalah, pisau yang ditodongkan Mina berhasil menggores pipi Nayeon.
Panjang, namun tidak terlalu dalam.
"Berapa kali Kakak bilang sama kamu, behenti! Jangan sakitin dia. Kamu ngerti nggak, sih?!"
Sana berdiri di depan Mina dengan tatapan marah, sedangkan Dahyun melirik cemas kearah Nayeon.
"Lo ngga papa, Nay? Pipi lo." Tanya Dahyun.
"Perih, tapi ngga papa. Ini cuma goresan kecil."
Dahyun mengangguk, lantas menarik Nayeon sedikit menjauh. Kenapa Ia bisa berada disini? Jawabannya tentu ada pada Sana.
Kemarin, Dahyun tidak mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan. Alhasil, Ia kembali bertanya hari ini dan menemukan sebuah fakta mengejutkan. Ia awalnya marah, tapi memilih untuk meredamnya dan membantu Sana mencegah Mina atau Sharon, membunuh Nayeon.
"Sharon!" Sentak Sana ketika mendapati adiknya itu hanya diam.
"Aku bukan Sharon!" Sahut Mina.
Sana terkejut, tapi tak lama raut wajahnya berubah kecewa. "Oh, jadi apa yang Kakak bilang waktu itu bener? Kamu sama Sharon ternyata kerja sama? Wow."
Mina menghela napas. Ia mengusap pelan sisi kiri tubuhnya yang terasa sedikit nyeri. Tatapannya kembali seperti Mina yang biasanya, lembut dan tenang. Bukan tanpa alasan.
Satu-satunya orang yang dapat membuat Mina seperti ini adalah Sana. Hanya Sana, Kakaknya.
"Awalnya engga, tapi semenjak Kakak bilang kalo itu Sharon, aku mutusin buat kerja sama bareng dia. Ngga ada salahnya, kan? Lagipula, aku pengen liat dia mati."
Tatapan mata Mina kembali berubah tajam ketika melihat Nayeon.
"Engga!" Tolak Sana. "Udah cukup! Berhenti. Biarin orang lain yang jadi korban kamu sama Sharon, tapi engga sama Nayeon. Dia itu temen kita, temen kamu, temen Sharon. Kamu mau bunuh temen sendiri?"
"Temen?" Ulang Mina. "Mana ada temen yang bunuh mental temennya sendiri dengan serangan verbal? Mana ada?!"
"Mina......"
"Jangan halangin aku!"
Mina hendak kembali mendekati Nayeon, tapi gerakannya terhenti ketika segerombolan orang masuk ke dalam ruang dance.
Itu adalah teman-temannya, bersama dengan 2 orang asing. Ah, Mina ingat. 2 orang itu adalah saudara Chaeyoung yang bekerja di kepolisian. Jinyoung dan Jaebum. Dan wow. Mereka bahkan membawa pistol.
Pertumpahan darah, huh?
"Berhenti dan serahkan dirimu." Ucap Jinyoung sambil mengarahkan pistol kepada Mina.
VOCÊ ESTÁ LENDO
CODE |Part 0.2 - ~|
Fanfic"Lo... Itu lo kan yang seret kita ke dalam kode-kode ngga jelas ini?" Available for part 0.2 until the end. Part 0.0 and 0.1 you can read on account @smilnw_
