Yah, Nayeon memang tahu kalau Mina memiliki seorang kembaran bernama Sharon. Ia juga tahu kalau Sharon telah lama meninggal dan kembali hidup sebagai alter ego dari Mina.
Dari mana Nayeon tahu? Tentu saja dari masa lalu. Memangnya dari mana lagi? Ngeheeeeee.
"Jadi sekarang? Apa mau lo?"
Nayeon bertanya dengan berani. Harusnya Ia tahu. Mina tidak boleh sama sekali menonton adegan pembunuhan, dimanapun itu. Bahkan sekedar mendengarnya saja, Mina tidak boleh. Hal itu bisa membuat Sharon, yang telah lama menghilang dari tubuh Mina kembali muncul. Bodohnya, Nayeon tidak menyadari apapun. Mina sudah melihat banyak mayat selama ini di sekolah mereka. Terang saja hal itu membuat Sharon kembali muncul, dan-
Tunggu!
"Apa mau gue?" Lirih Sharon. Ia mundur satu langkah. Matanya terpejam erat. Kepalanya menunduk dalam. "Mina, giliran lo."
Selang beberapa detik, gadis itu kembali mendongak. Kali ini, tatapannya sudah tidak sedingin tadi. Lebih terkesan datar dan tajam.
Oh?
"Mina? Lo Mina, kan?"
Mina menyeringai. "Lo masih paham, huh?"
Nayeon semakin tidak mengerti. "Ada apa, sih? Gue mau pulang aja, ah. Yuk, bareng."
"Tunggu." Ucap Mina, yang telah kembali menguasai tubuhnya. "Tadi lo tanya kan, apa yang gue- Sharon mau?"
"Terus?"
"Gue sama Sharon mau-"
Mina menggantungkan ucapannya. Ia diam-diam menggenggam erat pisau lipat itu, lalu sedetik kemudian menubrukkan tubuhnya kearah Nayeon. Mengunci pergerakan gadis itu dengan menodongkan pisau diwajahnya.
"-Bunuh lo." Bisiknya dengan tajam.
"Mina, lo jangan bercanda. Lepas!"
Ketakutan yang semula mereda, kini kembali muncul. Bahkan lebih dari sebelumnya. Nayeon ingin melepaskan diri, tapi tidak bisa. Sejak kapan Mina memiliki tenaga sekuat ini?
"Bercanda?" Tanya Mina. "Lo tau gue ngga pernah bercanda soal Sharon."
"Lo, dalang dari semua ini kan?"
"Oh, lo udah tau? Bagus, deh."
Nayeon hampir menjatuhkan rahangnya ketika Mina dengan mudahnya mengaku.
Sial, sial, sial!
Kenapa Nayeon baru menyadarinya? Kemana saja Ia selama ini?
"M-Mina, please....."
"Apa? Kenapa? Lo takut?" Ejek Mina. "Lo lupa sama apa yang udah lo lakuin ke Sharon hampir 4 tahun lalu? Lo lupa?!"
"Itu kecelakaan, Mina! Itu murni kecelakaan!"
"Tapi Sharon ngga akan kecelakaan kalo bukan gara-gara lo! Dia ngga akan mati, dan dia pasti masih ada disini sama gue." Sentak Mina keras. Matanya mulai berkaca-kaca. Hatinya terasa sesak ketika mengingat kembali semua kenangan tentang Sharon.
"Mina....." Lirih Nayeon. Netranya melirik kearah pisau lipat di tangan Mina. Sedikit saja Ia bergerak, maka ujung pisau itu akan menggores wajahnya dengan sempurna. "Lo tau apa yang sebenernya terjadi-"
"Ya! Gue tau!" Potong Mina. "Lo jauhin dia, lo bilang lo malu temenan sama dia, lo jijik sama dia, padahal lo sendiri tau! Satu-satunya temen yang dia punya itu lo, Im Nayeon! Sharon bahkan lebih nyaman main sama lo, curhat sama lo, dan ngabisin waktunya sama lo ketimbang sama gue yang jelas-jelas kembarannya sendiri! Dan lo dengan teganya bilang itu ke dia? Punya hati nggak lo?! Coba aja Sharon ngga nekat dateng ke pesta ulang tahun lo hari itu. Gue yakin semuanya ngga akan kaya gini. Dia dateng kesana, padahal kehadirannya sama sekali ngga diharepin. Dia di caci-maki, dan lo bukannya nolongin, malah ikutan. Dia ngga bakal lari dan ketabrak mobil kalo aja dia ngga dateng hari itu, Nayeon! Dia ngga pergi! Sharon meninggal gara-gara lo! Gara-gara lo!"
YOU ARE READING
CODE |Part 0.2 - ~|
Fanfiction"Lo... Itu lo kan yang seret kita ke dalam kode-kode ngga jelas ini?" Available for part 0.2 until the end. Part 0.0 and 0.1 you can read on account @smilnw_
