"D-Dazai Osamu."

"Ya, Yurika-chan?"

Alis [Name] makin berkedut kesal mendengar Dazai memanggil dirinya dengan nama itu lagi. Bahkan Dazai memanggil nama itu dengan senyuman cerah tak berdosa yang ia miliki. Ingin sekali [Name] mencekiknya sampai mati, namun [Name] urungkan niat tersebut karena termasuk sia-sia saja melakukan itu.

Orang yang suka bundir itu bahkan tidak pernah sekalipun merasakan yang namanya kematian. Jangankan kematian, bertemu dengan malaikat maut saja sepertinya tidak pernah.

"Pertama-tama sebelum kita melanjutkan pembicaraan ini, bisakah kau mengubah panggilanku itu dengan namaku?"

"Maksudmu, aku harus memanggilmu [Fullname]?"

"J-Jangan juga kau panggil aku dengan nama panjangku sekaligus." [Name] sweetdrop dengan tangan kanannya yang sudah menepuk dahinya.

"Kalau begitu, aku harus memanggilmu [First name]?"

"Jangan margaku. Nama itu sudah tidak ada artinya lagi. Kau panggil saja aku [Name]."

"Hee~ ga mau~ aku maunya 'Yurika-chan'~"

Alis [Name] berkedut untuk kedua kalinya dengan tangan yang sudah bergetar ingin menampar seseorang sekarang juga.

"Nih anak pengen ku tampol sesekali rasanya."

"Terserah kau saja," ujar [Name] pada akhirnya mengalah. Dazai yang mendengarnya langsung tersenyum cerah dan membuat tangan [Name] gatal ingin menampol.

"Sepertinya tidak ada gunanya aku menyembunyikan hal ini padamu." [Name] menghela napas pasrah sebelum melanjutkan pembicaraan.

"Seperti yang kau tau, aku bukan 'Yurika-chan' mu yang asli. Seseorang dari mimpiku berkata bahwa aku adalah reinkarnasi dari 'Yurika-chan' mu itu."

Dazai hanya diam dalam duduknya, mendengarkan dengan saksama dan tidak berusaha untuk menyela, menandakan bahwa dirinya setuju saja jika [Name] ingin melanjutkan pembicaraan.

"Aku datang kemari juga punya misi sendiri untuk mengubah hidupku yang sebelumnya sangat membosankan. Misiku disini adalah menyelamatkan Yokohama dari kehancuran dan mencaritau beberapa informasi tentang 'Yurika-chan' itu. Aku butuh bantuanmu untuk merahasiakan ini semua dari semua orang."

Kedua tangan [Name] menyatu seperti memohon pada Dazai yang masih diam mendengarkan. Dazai hanya mengangguk pelan saat [Name] terlihat memohon padanya. Dari keseluruhan penjelasan [Name], Dazai sudah mengerti garis besar dari permasalahan [Name].

"Kalau kau ingin hal ini dirahasiakan dari semua orang, satu-satunya hal yang harus kau lakukan adalah kau harus menjadi 'Yurika-chan' seutuhnya. Lebih tepatnya menyamar." Dazai membalas lalu melipat kedua tangannya di dada.

"Kau juga reinkarnasi dari 'Yurika-chan', jadi kau tidak perlu khawatir untuk berusaha keras membuat mereka percaya padamu."

[Name] mengerutkan alisnya, tanda tak paham dengan apa yang dimaksud Dazai.

"Semua perlakuan dan kebiasaanmu hampir sama dengan 'Yurika-chan'. Wajah kalian juga tidak diragukan lagi. Kalau kau tipe orang yang suka mementingkan perasaan orang lain daripada dirimu sendiri, kau sudah berhasil menggantikan kehadiran 'Yurika-chan' di dunia ini."

Oke, pujian Dazai terlalu berlebihan.

[Name] memang tipe orang yang mementingkan perasaan orang lain, tapi bukan berarti ia akan terus mementingkan perasaan orang tersebut. [Name] hanya tidak ingin mengungkapkan isi hatinya pada orang lain. Karena ia merasa tidak bisa percaya lagi pada orang lain, seperti perlakuan kasar Paman dan Bibinya yang sebelumnya menerima [Name] dengan lapang dada untuk tinggal satu rumah dengan mereka.

[Name] hanya tidak ingin merasa dikhianati setelah percaya pada orang itu.

Tapi sepertinya, Dazai adalah orang yang sangat berbeda dari kebanyakan orang yang [Name] kenal. Tidak seperti kebanyakan orang yang tidak akan percaya setelah [Name] menjelaskan panjang lebar tentang kedatangannya ke dunia anime, Dazai justru menerimanya tanpa banyak bertanya.

"Sepertinya, aku sudah berhasil menyamar menjadi 'Yurika-chan' itu."

"Kau benar. Apa ini karena efek dari reinkarnasi?" Dazai bertanya dengan mengelus dagunya. [Name] hanya tertawa canggung mendengar pertanyaan Dazai.

"Oh iya, 'Yurika-chan' itu usianya berapa sekarang?"

"Dia seusia denganku kalau kau tanya sekara--"

"DUA PULUH DUA?!"

Dazai terkejut bukan main mendengar teriakan [Name]. Belum lagi wajah [Name] yang mendekat dan berjarak beberapa centimeter saja dari Dazai sudah pasti membuat Dazai keringat dingin.

Tidak lucu jika suasananya sedang serius begini mereka malah mencairkan suasana dengan menempelkan bibir masing-masing tanpa sengaja.

"H-Hanya selisih satu tahun saja, jadi sekarang sudah dua puluh satu. Memangnya usiamu berapa?"

"Delapan belas." [Name] menjawab dengan aura hitam yang melekat di sekeliling.

Dazai mengerutkan alis, "Sepertinya, kau sangat tidak suka dengan usiamu."

Mendengar penuturan Dazai, [Name] semakin pundung di pojokan merutuki nasibnya yang lama sekali mendapatkan peringatan hari ulang tahun. Rasanya [Name] ingin mendapatkan peringatan ulang tahun dua kali dalam sehari agar dirinya bisa lebih cepat dewasa.

Setelah merutuki nasih, [Name] seperti mendapat ilham untuk bertanya pada Dazai.

"Kalau dipikir-pikir, kau mudah sekali percaya dengan penjelasanku. Apa kamu nggak berpikir kalau aku akan berbohong padamu?"

Dazai tersenyum mendengar pertanyaan [Name].

"Aku sudah tau kalau kau tidak akan berbohong padaku tentang ini."

Untuk pertama kalinya wajah [Name] mengeluarkan semburat merah di pipi. Jantungnya juga berdegup sangat cepat saat ini.

"Aku mengutuk diriku yang lemah terhadap pria tampan 2 dimensi."

"Untuk masalah Atsushi-kun dan Kunikida-kun, serahkan saja padaku. Aku bisa dengan mudah membuat mereka percaya bahwa kau memang benar 'Yurika-chan' yang mereka kenal."

[Name] mengangguk menanggapi, paham maksud Dazai untuk membuat mereka berdua percaya lagi dengan kehadiran 'Yurika-chan' yang tidak biasa. Karena [Name] yang meminta Dazai untuk menjaga rahasianya, sudah pasti [Name] paham.

Pikiran [Name] saat ini sudah tidak peduli lagi dengan mengubah alur cerita dari anime yang ia masuki. Kehadiran [Name] di dunia Bungou Stray Dogs saja sudah membuat alur ceritanya berubah.

Kalau [Name] masih saja memikirkan tentang 'tidak mengubah alur cerita', pasti terlihat sedikit menyebalkan. Bukan 'sedikit' lagi, malahan 'sangat menyebalkan'.

"Aku ga peduli lagi dengan misi yang diberikan Kaminime itu. Kalau aku sudah diberi kesempatan hidup, harusnya aku menikmatinya, bukannya terkekang dalam pemikiranku sendiri dengan memikirkan untuk tidak mengubah alur cerita."

.

{Omake}

"Ngomong-ngomong, dimana aku harus tidur? Kamu ga nyuruh aku untuk tidur satu ranjang denganmu bukan?"

"Kalau bisa sih, aku ingin menyuruhmu meminum racun tikus sebelum tidur satu ranjang denganku agar kita bisa tidur bersama selamanya~"

"...."

"Nih anak memang minta dipertemukan sama malaikat maut sesekali biar sadar."

.

To be continue ....

Jangan pedulikan aku yang sistem kebut

60 vote = Next

1488 word

Resada_Kyo

Senin, 23 November 2020

[ ⏸️ ] Reincarnation [Bungou Stray Dogs X Reader]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ