Bab 17: Sekarang! Atau Aku Akan Dimakan Hidup Hidup (Revisi)

Start from the beginning
                                    

Bulu kuduk ku langsung merinding membayangkan ada orang orang yang mengikuti segala aktivitasku selama ini. Ditambah lagi Kean sering muncul tiba tiba entah dari mana. Aku takut ini akan merusak reputasinya.

"Menurut gue re, lo harus kasih tau Pak Kean masalah ini secepatnya. Setidaknya untuk mencegah kejadian ini tersebar ke pihak luar. Ini bakal merusak reputasi lo, apalagi reputasi Pak Kean." Ucap Mbak Meli. Aku mengangguk setuju.

Benar, setidaknya aku harus memberi tau Kean untuk tidak bertindak di luar batas wajar. Jika kedapatan aku bertemu dengan Kean diluar jam kantor gosip ini akan tambah parah. Aku kembali mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu. Saat di depan supermarket, kami berdua makan ice cream dan mengobrol.

Lalu kejadian di taman dimana Kean tiba tiba datang dan malah menarikku dari Raka. Hingga Raka naik pitam dan menarikku pulang.

"Gue nggak nyangka.... Sempat sempatnya mereka foto gue sama pak Kean di pesta kayak gini. Apalagi ini..." aku memperlihatkan foto ku yang memegang tangan Kean untuk mengambil hak sepatuku.

"Padahal waktu itu ada Dimas di belakangku. Bahkan kalau foto ini di ambil full body, bakalan ketahuan apa yang terjadi di balkon malam itu." Ucapku lemah.

"Gue juga udah bilang itu ke Mbak Meli. Beberapa orang juga liat lo kok malam itu, jadi kami semua tau kalau hari itu sepatu lo rusak. Masalahnya adalah foto foto ini sengaja di edit Re. Lo liat ini. Jelas jas dan bayangan gue sedikit ke potong di bagian ini." Komentar Dimas yang ada disebelahku.

Benar. Karena saat itu aku terlalu dekat dengan Dimas yang ada dibelakangku. Jadi siluet Dimas masih terlihat walaupun sedikit.

"Terus waktu foto ini..." Dimas menscroll ke bawah dan berhenti di foto terakhir.

"Malam itu gue liat salah satu anak service di restorannya Ken. Gue papasan sama dia di toilet. Gue rasa dia liat lo diantar Pak Kean malam itu." Jelas Dimas.

Kepalaku langsung berdenyut memikirkan apa yang harus aku lakukan untuk menghentikan rumor sialan ini.

"Gue tau lo khawatir. Tapi lo nggak boleh biarin mereka ngomongin lo kayak gini terus re. Kalau sempat gosip ini terdengar keluar, nggak cuma lo yang dirugikan. Ada Pak Kean juga yang terlibat. Lo tau kan? Pak Kean juga baru diangkat jadi CEO kita. Jika ini terdengar oleh orang orang yang nggak suka dengan pengangkatan Pak Kean, ini akan jadi masalah besar Re." Aku terdiam mendengar mbak Meli menyebut nama Kean.

Aku langsung membayangkan beberapa skenario yang akan terjadi jika itu terdengar keluar. Reputasi Kean akan rusak dimata karyawan lain, direksi, bahkan relasi dan rekan bisnisnya. Itu akan mempengaruhi perusahaan. Aku tau betapa besarnya harapan Kakek Kean untuk ini.

Masih banyak orang yang tak setuju dengan pengangkatan Kean sebagai CEO perusahaan. Aku juga menduga ini terkait dengan masa remajanya yang nakal dan suka membuat masalah. Di jajaran direksi masih banyak orang orang yang tak memihaknya. Tapi karena kakek Kean berada dibelakangnya. Kean masih bisa diterima sebagai penerus. Hanya saja, mereka tak akan membiarkan kesalahan kecil seperti ini berlalu.

Jika dibiarkan terus berlanjut ini akan menjadi masalah besar.

Sekarang!

Aku harus bertindak sekarang!

Atau aku akan dimakan hidup hidup oleh gosip murahan seperti ini.

Aku harus memikirkan cara untuk memblokir gosip ini. Bagaimanapun caranya, ini juga menajadi salah satu tugasku. Mari kita cari cara. Melihat aku yang terdiam dan tertunduk sambil memegangi pangkal hidungku, menekan pusing yang menyebar seketika, Dimas menepuk pundakku dengan hangat.

MellifluousWhere stories live. Discover now