Bab 13: Kenapa Dia Bisa Ada Disini? (Revisi)

Start from the beginning
                                    

Kean sudah menaungi Tim ini selama dua tahun. Meskipun dia baru diangkat menjadi CEO setahun yang lalu. Aku dengar sebelumnya dia menjabat sebagai direktur keuangan selama empat tahun. Sudah bisa dipastikan, Tim nya Pak Myer akrab dengan tingkah laku dan budaya kerja Kean.

Sesekali Kean juga menimpali candaan Pak Myer terhadap Edra. Edra yang menjadi korban hanya bisa pasrah tak dapat berkata kata jika sudah bos yang angkat suara. Aku yang menyaksikan ekspresi pasrah Edra tertawa terbahak bahak hingga memegangi perutku.

***

Kean

Kean menatap Michael yang tertawa disampingnya. Sedari tadi gerakannya selalu menarik dimata Kean. Ketika Kean keluar dari ruangannya, awalnya dia berencana mengajak Micha untuk makan bersama. Tapi dia melihat mejanya dan seluruh ruangan yang sudah kosong. Sambil berjalan dengan kesal karena merasa ditinggalkan, dia mendengar tawa riuh dari arah lorong yang ada di depan lift.

 Sambil berjalan dengan kesal karena merasa ditinggalkan, dia mendengar tawa riuh dari arah lorong yang ada di depan lift

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Celannya yang bergoyang goyang mengikuti tubuhnya yang bergetar karena tertawa. Stiletto maroonnya sedikit tertutup oleh ujung celana coklatnya. Micha tertawa dengan keras, sedangkan Edra yang ada disampingnya tampak tak puas dengan ekspresi Micha. Pak Myer yang pertama kali melihat Kean langsung menyapa. Kami makan bersama di kantin. Michael yang duduk disebelahnya, sesekali mengerang menikmati buburnya.

Kean baru menyadari kalau wanita ini selalu mengerang rendah ketika menikmati makanannya. Entah dia sadar atau tidak, tapi itu menggoda. Michael selalu menikmati makanan yang dimakannya. Apapun itu. Ekspresinya selalu cerah jika sudah menyentuh makanan. Nafsu makannya memang melebihi perempuan lain. Michael menggoda Edra yang sedang di bully oleh Pak Myer dan Alya.

Beberapa hari yang lalu. Kean tak sengaja mendengar bahwa Michael akan makan di salah satu restoran milik Kenrick. Sebenarnya dia tak berencana mengikuti ataupun menguntit Micha. Tapi saat nama Dimas terdengar. Dia menjadi penasaran.

Maka, dengan segala cara, dia menyeret Ken yang saat itu masih bekerja di kantornya dan menariknya untuk menemani Kean makan malam. Tapi Michael tak muncul muncul juga. Kesal pada dirinya sendiri yang dengan mudah terbawa emosi jika sudah menyangkut wanita itu. Akhirnya Kenrick yang menjadi sasaran kekesalannya.

'Kenapa aku selalu seperti ini?'

Pikir Kean saat itu. Dari awal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak bersikap baik pada wanita itu. Dia harus mendengar penjelasannya. Dia ingin perempuan itu merasa bersalah, merasa tindakannnya hari itu adalah kesalahan. Apapun yang terjadi, dia harus mendengarnya langsung dari mulut wanita itu. Tapi sekarang dia berfikir, tak mendengarnya pun tak masalah. Yang terpenting, Michanya kembali kesisinya. Karena sekarang Kean memahami Micha sampai batas tertentu.

Saat Kean keluar dari restoran setelah makan berdua dengan Ken, dia melihat Micha yang sedang berjalan masuk ke restoran dengan Dimas disampingnya. Mereka berbicara sambil sesekali saling menggoda. Blusnya yang berwarna biru laut membuatnya masih terlihat segar meskipun wajahnya sudah polos tampa make up. Dan rambutnya sudah dicepol keatas, tak serapi ketika dia melihat wanita itu di kantor. Stilleto di kakinya sudah diganti dengan sandal jepit yang nyaman. Tampa Kean sadari, kakinya sudah melangkah mengikuti Michael. Dia baru sadar saat aroma stroberi dari wanita itu menggelitik hidungnya.

***

And I don't miss you.

You're not in every single thing I do

I don't think we're meant to be

And you are not the missing piece.

I won't hear it

Even when I'm brusting into flames

I don't regret the day I left

I don't believe that I was blessed

I'm probably lying to myself, again

Aku sibuk memisahkan sampah yang bisa di daur ulang dan yang tidak ke dalam sebuah kantong plastik besar. Handset di telingaku masih setia memutar lagu lagu favorite ku, sesekali aku ikut bersenandung ringan mengikuti lirik lagu. Setelah men-scaning semua ruang di unit apartemenku bersih, aku segera melangkah keluar.

Minggu ini mama akan datang. Jadi aku harus bersih bersih. Kedapatan sedikit saja bagian yang kotor, maka telingaku akan habis disumpal dengan wejangan wejangan khas emak emaknya. Tak berhenti disitu saja, badanku juga akan menjadi samsak hidup mama karena kesal melihat anak gadis satu-satunya yang kotor.

Padahal kotor versiku dan versi mama berbeda. Jika versi mama, novel dan buku yang tergeletak di ruang tamu. Makanan di kulkas tidak disusun rapi. Debu dibalik gorden atau jendela. Lantai yang tak di pel. Dan masih banyak lagi deretan daftar hidup kotorku dimata mama.

Sedangkan menurutku, kotor itu artinya baju berserakan dimana-mana. Sampah yang belum dibuang. Rumah yang tak pernah disapu. Dan bau apek. Kenapa aku menggambarkan kotor seperti itu? Tentu saja dari pengalamanku melihat unit apartemen temanku yang lain.

Beruntung aku pulang cepat hari ini. Jadi aku bisa membersihkan apartemen. Karena besok aku dan Raka akan ikut Car Free Day dan belanja bahan makanan yang sudah mulai habis. Selain itu, dua minggu lagi akan diadakan bakti sosial. Maka kemungkinan besar aku akan sibuk beberapa minggu ini. Aku hanya punya waktu luang sekarang.

Dengan dua kantong sampah, di tanganku. Ponsel di saku celana dan dompet dalam kantong kardiganku. Aku turun dari lift. Melangkah keluar sekitar beberapa meter dari gedung apartemenku untuk membuang sampah.

Yeah. Sampah sudah dibuang. Mari kita cari cemilan. Aku berencana membeli beberapa cemilan dan menghabiskan malam dengan menonton film yang sudah ku download beberapa hari yang lalu. Kapan lagi menikmati waktu luang seperti ini. Mari kita bersenang senang. Pekikku dalam hati.

Aku berjalan cukup lama karena supermarket didekat apartemenku tutup. Setelah memilih satu bungkus besar Lays, kerikpik singkong, keripik kentang, beberapa Pokie Pokie, Oreo dan tentu saja tak lupa Chocopie. Aku malangkah ke kasir. Sambil melihat lihat apa yang ingin dibeli lagi. Mataku tertuju pada freezer ice cream. Oh, apa aku beli ice cream juga ya. Stok ice cream ku juga sudah habis karena Raka sekarang sering pulang dan membawa antek-anteknya ke apartement. Dan menghabiskan stock ice creamku dengan cepat.

Memilih satu box ice cream coklat-stroberi, aku melangkah kembali ke kasir dan membayar belanjaanku. Begitu aku keluar dari supermarket. Aku melihat Kean berdiri di depan mobilnya. Dia sudah mengganti pakaiannya dengan baju santai. Segera setelah dia melihatku, bos setan itu melangkah mendekat. Karena aku tak siap. Ditambah lagi dia menatap lurus dimataku membuatku takut dan gugup. Setiap kali dia melangkah mendekat aku ikut melangkah mundur.

Tunggu. Apa yang dilakukannya disini?

Kenapa bos jelmaan iblis ini ada disini?

Bagaimana dia tau aku ada disini?

Aku memaksakan otakku untuk berfikir. Tapi tak kunjung menemukan jawabannya. Ketika aku melangkah mundur sekali lagi. Punggungku membentur pintu kaca supermarket. Takut jatuh atau terjengkang ke lantai. Aku meneliti situasi di belakangku. Untungnya itu dinding kaca. Bukan pintu kaca yang akan terdorong karena berat badanku.

"Micha," panggil Kean. Suara huskynya yang dalam dan jelas membuatku merinding. Aku langsung mengalihkan tatapanku ke depan. Dan wajahku langsung berhadapan dengan dada beton milik Kean.

Kenapa aku merasa de javu ya?

***

Terima kasih atas kontribusi pembaca

MellifluousWhere stories live. Discover now