CHAPTER 51

2.5K 132 2
                                    

Jantungku berdetak dengan kencang saat menunggu Carl membimbingku menuju ke tempat Hunter berdiri menungguku. "It's time," ujar Carl. Dia memegang tanganku dan kami berjalan dengan perlahan. Aku dapat melihat Hunter yang tampak sangat tampan menggunakan tuxedo berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih.

This was finally happening. Sebentar lagi aku akan menjadi Mrs. Hunter Presscot. Aku dapat merasakan air mataku mulai mengalir turun dan aku mencoba menghitung dalam pikiranku untuk menenangkan jantungku. Carl tertawa pelan ketika aku mulai menyadari kalau aku hampir menggeretnya untuk segera sampai ke tempat Hunter.

Kami akhirnya sampai di penghujung jalan dan aku dapat merasakan tatapan intens Hunter padaku. Aku dapat melihat kalau dia juga berusaha untuk tidak segera berlari menghampiriku. Ketika akhirnya kami saling berhadapan, aku dapat melihat mulutnya bergerak tanpa suara. "I love you."

Carl mencium dahiku dan aku meletakkan tanganku pada lengan Hunter. Dan tatapan mata kami tidak pernah meninggalkan satu sama lainnya.

"Audrey. Saat pertama kali kita bertemu, aku tidak berencana untuk jatuh cinta kepadamu dan aku rasa kau juga seperti itu. Aku hanya berencana menjadikanmu sebagai tunangan palsuku untuk memuaskan mom dan aku harus berterima kasih kepada Reiko Im karena menyarankan dirimu untuk memerankannya." Dia tersenyum lebar saat seluruh tamu mulai berguman pelan. Aku bisa melihat mulut Margareth, Carl, dan abuela membuaka karena terkejut. Ingatkan diriku, untuk berterima kasih kepada Reiko. "Tapi kita berdua memiliki sebuah connection dan aku semakin sulit untuk menolaknya. Sebelum aku menyadarinya – aku telah jatuh cinta kepadamu, menciptakan suatu perasaan yang baru dan indah. Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu. Aku tidak bisa berdiri tanpa menyentuhmu. Aku tidak bisa berbicara tanpa menunjukkan betapa aku mencintaimu. Tidak ada jiwa lain di dunia ini yang bisa mengalahkan betapa indahnya jiwamu. Aku selamanya berubah karena keindahan hatimu. I can't wait to spend the rest of our lives together."

Aku menangis ketika mendengar perkataannya. "Aku berjanji akan mencintai dan peduli kepadamu dan akan berusaha setiap langkah untuk memelihara cinta kita. Aku akan selalu jujur kepadamu, sabar dan memaafkan. But, most of all, I promise to be a true and loyal friends to you. I love you now and forever."

Hunter maju kearahku hendak menciumku ketika aku menyentuh dadanya dan melarangnya untuk mendekatiku. Dia tampak tidak senang dengan perilakuku, tapi aku tersenyum kecil kepadanya. "Satu tahun yang lalu, aku terlalu takut untuk mencintai seseorang karena aku telah banyak kehilangan orang yang kucintai. Tapi kau mengubah diriku selamanya. Kau telah menangkap hatiku. You are the most arrogant, egoistic, bipolar, and possessive person I've ever met." Semua orang tertawa mendengar perkataanku. "But, you are also the sweetest, most loving, and kind. Kau telah menjadi penopangku saat aku menghadapi hari–hari bahagia dan buruk. Kau adalah alasan aku tersenyum dan memberikan kekuatan saat aku menangis. Kau mempercayaiku saat semua orang tidak mempercayaiku. Dan kau telah memperlihatkanku betapa indahnya mencintai. Aku tidak tahu apakah aku mampu mengembalikan semua yang telah kau berikan kepadaku, tapi aku berjanji sepanjang hidupku aku akan selalu berada di sampingmu. To laugh with you and cry with you. To believe in you and support you. Aku berjanji akan melakukan apapun untuk mempertahankan cinta kita. Bersama kita akan menjadi lebih baik dan hari ini aku memberikanmu cintaku, kepercayaanku, dan diriku selamanya."

Hunter maju ke arahku dan menciumku dengan penuh passion, hingga membuat hatiku terasa dipenuhi oleh cintaku kepadanya hingga membuatku sakit. Kami berciuman dengan lama hingga membuat beberapa orang berdehem. Aku segera melepaskan ciuman kami dan menatap mata Hunter yang tampak jengkel karena aku melepaskan diri darinya.

Hunter menatap Ryan yang duduk di kursi paling depan. Ryan tersenyum dan memberikan Hunter sebuah kotak. Hunter memberikan cincin pernikahan kami kepada pendeta. Matanya fokus kepadaku saat pendeta memberitahu bagaimana cinta tidak akan pernah berakhir. Lalu pendeta itu memberikan Hunter sebuah cincin dan dia memasangkannya di jariku. "Audrey. Cincin ini kuberikan kepadamu, sebagai hadiah dan janjiku tentang cinta dan kepercayaan dan kehormatan kalau kau adalah istriku. Kita akan menggunakan cincin ini dan dunia akan tahu kalau aku adalah milikmu dan kau adalah milikku."

Beauty of Possession (REPOST, FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang