Dara seolah lupa akan tindakannya pada Fita beberapa hari lalu, yang bisa saja menjadi bumerang baginya.

"Ra, bisa tolong saya?" Tanya Liana kasir senior di sana.

Dara yang tengah membantu Alan seketika menoleh ke arah pintu, kemudian berjalan menghampiri Liana.

"Bisa bantuin sebentar? Jadi server lagi nggak apa-apa kan? Di luar banyak banget tamunya."

Dara mengangguk, sebenernya malas ia kembali menjadi server di malam hari, karena selalu saja dia mendapati pelanggan yang aneh-aneh. Bukan sekedar tip, tapi nomor ponsel si pelanggan. Bukan sekali atau dua kali, tapi beberapa kali, dan juga dirinya selalu mendapatkan bunga. Karena restoran tempatnya bekerja bersisian dengan toko bunga.

Seperti saat ini misalnya, baru saja Dara menyimpan minuman di atas meja. Pelanggannya itu sekumpulan cowok yang diperkirakan olehnya seumuran dengannya. Ketika Dara akan mengambil tray, seorang cowok tiba-tiba saja menaruh sebuah kertas di atas tray, Dara menaikkan alisnya bingung.

"Maaf, Mas. Ini bill nya kok dibalikin lagi yah?" Tanya Dara datar.

Cowok yang menaruh bill di atas tray nya itu tersenyum.

"Itu nomor hp gue, karena gue tahu kalau elo gak bakalan kasih nomor hp lo sendiri. Jadi gue inisiatif buat kasih nomor hp gue duluan. Lo bisa call  gue kapan pun." Jawab cowok paling tampan di meja itu sambil tersenyum lebar.

Dara yang mendengarkan penjelasan  dari cowok itu hanya bisa diam, kemudian membalikkan tubuhnya sambil membawa tray, tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada cowok itu Dara pergi begitu saja.

"Anjrit, seorang Romi ditolak meeennn...." Koor berberapa cowok di sana, dan Romi pura-pura meyentuh dadanya sambil meringis nyeri.

Sedangkan Dara si pelaku yang membuat keribuat di meja sana, hanya terus berjalan ke depan tanpa memedulikan orang-orang yang tengah memandanginya. Rasa malunya mungkin sudah hilang, ia sudah kebal dipermalukan oleh pelanggan-pelanggannya.

Dara kembali masuk ke dapur dengan tangan yang masih memegang tray di atas meja, Alan yang tengah selesai dengan masakan yang di olahnya, berjalan menuju Dara sambil meletakan masakan itu di atas tray Dara.

Alis Alan tertarik ke atas melihat bill, ia marik kertas tagihan itu lalu membaliknya. Matanya menyorot dingin melihat tulisan di sana.

"Kau mendapat nomor ponsel cowok lagi?" Tanya Alan terlihat tidak suka.

Dara mengangkat bahunya acuh.

"Kau bisa membuangnya." Balasnya sambil membenarkan letak piring da gelas.

Alan menghela napasnya.

"Andai saja kau mau menjadi pacarku, mungkin cowok-cowok di luaran sana tidak akan mengganggumu lagi." Desah Alan dengan lirih.

Dara mendengus.

"Yeah, tapi sebagai gantinya aku yang akan habis oleh fansmu." Cibir Dara sambil berjalan keluar dari dapur, meninggalkan Alan yang memandang punggung kecil Dara dengan sendu.

_
_
_
_
_
_

Rama memang tidak menguntit lagi Dara, tapi dirinya meminta seseorang untuk menggantikannya. Dia selalu menyuruh beberapa orang untuk mematai Dara di tempat kerja ceweknya itu, dengan siapa dia pulang, dengan siapa dia berkencan, dan cowok mana saja yang mendekati ceweknya.

Rama menggebrak meja di hadapannya dengan keras, begitu melihat beberapa foto yang menampilkan Dara dengan beberapa cowok. Dia marah karena ceweknya itu didekati oleh cowok lain, terlebih cowok yang menjadi chef di restoran itu, cowok yang selalu bersama Dara akhir-akhir ini. Dan ia takut jika cowok itu kekasih Dara yang sekarang, karena melihat sikap Dara yang tidak menolak cowok itu di dekatnya.

Rama memikirkan cara untuk mendapatkan Dara kembali bagaimana pun caranya, karena sejak dulu Dara memang untuknya.

Rama mengambil kunci mobil, ia berjalan meninggalkan ruangannya.

"Ram, mau ke mana?" Tanya sang ibu yang melihat putra tunggalnya berjalan tergesa-gesa.

"Mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku." Balas Rama dingin sambil terus berjalan.

Wanita yang masih terlihat muda itu mengerutkan keningnya bingung, tidak mengerti dengan ucapan ambigu sang anak.

Di lain tempat di waktu yang sama, Dara baru saja keluar dari restoran. Tubuhnya begitu lelah, hari sudah semakin malam dan dirinya masih harus menunggu taksi lewat. Tapi nyatanya setelah beberapa saat menunggu, angkutan yang ditunggunya belum juga melewatinya. Sampai kemudian sebuah mobil hitam berhenti di depannya.

_
_
_
_

Tbc

Cut aja deh biar idenya gak hilang ntar 🤣 wkwkek... Ada yang kangen gak sama cerita Dara? Hehe

The BeginingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang