Wooseok mematung didepan kelas Hyeongjun, ketika hal yang baru saja terjadi begitu mengejutkannya. Hyeongjun, baru saja pemuda manis tersebut mengecup kecil pipi Wooseok. Hal yang tak pernah pemuda cantik itu duga, Hyeongjun akan melakukannya. Karena jelas sekali, pemuda itu selalu menolaknya saat dia menyatakan perasaannya. Bahkan saat dia menembak pemuda itu beberapa waktu lalu, dia masih saja menolaknya.

"Song Hyeongjun, aku tak akan melepaskanmu. Lihat saja."

Selesai mengucapkan kalimat tersebut, Wooseok berjalan dengan cepat menuju kelasnya. Dengan sebuah senyum yang terukir lebar pada wajah cantik, ketika tekadnya semakin kuat akan membuat Hyeongjun membalas perasaannya.

"Lee Eunsang, Apa-apaan ini?"

"Entahlah, aku juga sama bingungnya."

Eunsang menggeleng tak percaya juga, walau dia tahu ini bukan hubungan tabu antara dua Omega. Karena dia jelas tahu bahwa Hyeongjun itu adalah seorang Beta. Namun hal itulah yang jauh lebih mengejutkan, bahwa Wooseok seorang Omega luar biasa bisa jatuh hati pada seseorang yang hanya seorang Beta.

***

Semua mata tertuju pada satu meja, ketika seseorang yang duduk disana salah satu pusat perhatian. Wooseok, kemanapun pemuda cantik itu pergi dia akan selalu menjadi perhatian satu-satunya. Apalagi untuk para Alpha yang jelas menaruh rasa tertarik yang besar kepadanya. Dia akan menjadi satu-satunya Omega yang akan mereka perhatikan tanpa melewatkan satupun keindahan yang pemuda itu miliki.

"Kau ingin menambah makananmu, Hyeongjunie?"

"Ini saja belum habis, Hyung."

"Baiklah, makan yang lahap. Jika kau mau tambah, beritahu Hyung ya?"

Eunsang dan Minhee merasa dia berada diantara dua orang yang tengah kasmaran, atau lebih tepatnya satu orang kasmaran dan satu orang yang terlalu biasa menghadapi. Ketika sekarang dia harus melihat Wooseok Sunbae yang terkenal dingin dan sulit didekati, bersusah payah menarik perhatian Hyeongjun. Dan Hyeongjun, yang dengan cueknya bersikap acuh tak acuh menanggapi setiap perhatian yang diberikan Sunbae terkenal tersebut.

"Kim Wooseok, ikut denganku!!"

Keempat orang yang berada dalam satu meja tersebut menoleh, mendengar ucapan tanpa basa basi. Lalu menemukan seorang pemuda tampan dengan tatapan tajamnya, yang baru saja memerintahkan Wooseok untuk mengikuti dirinya. Dia Cho Seungyoun salah satu dari kesepuluh Alpha Superior di Sekolah ini. Dan tak ada satupun yang tak tahu, bahwa pemuda itu mengejar-ngejar seorang Kim Wooseok selama ini.

"Tidak, lagi pula aku sedang makan. Aku tidak suka diganggu ketika makan, kau tahu itu bukan Cho Seungyoun-ssi."

"Dan kau tahu, aku tak suka dibantah, bukan Wooseokie?!"

Wooseok kembali menatap Seungyoun dengan pandangan yang tak kalah tajam dari pemuda tampan tersebut. Tetapi setelahnya, Wooseok melepaskan sumpit ditangan. Kemudian bersiap untuk bangun, dan mengikuti Seungyoun.

Sreett...

"Hyung mau kemana? Bukankah makananmu belum habis?"

Tetapi Hyeongjun telah terlebih dahulu meraih tangan pemuda cantik tersebut, tanpa sadar menghalanginya untuk beranjak pergi. Bahkan ditambah oleh kalimat tanya yang pemuda manis itu ajukan.

"Dia akan ikut denganku, jadi lepaskan tanganmu."

"Katanya Hyung mau menemaniku makan, sekarang aku belum selesai makan jadi Hyung belum boleh pergi."

Mengabaikan ucapan Seungyoun, Hyeongjun tetap berbicara pada Wooseok. Bahkan melarang Wooseok untuk pergi dari sana, hanya karena dia belum menghabiskan makanannya. Alasan yang sungguh tak masuk akal, ditengah keadaan mencekam yang sekarang terjadi. Karena nyatanya, Hyeongjun hampir menyulut amarah Seungyoun.

"Hentikan semua itu, Cho Seungyoun!!!-" Namun telah terlebih dahulu di halangi Wooseok, dengan kalimat penuh nada mengancam.

"-Hyeongjunie, maafkan Hyung. Lain kali akan Hyung temani kau makan. Tapi sekarang Hyung harus pergi, ne?"

Lalu membujuk Hyeongjun dengan kalimat lembutnya, sampai pemuda manis tersebut pada akhirnya melepaskan pegangannya. Dan Wooseok mulai beranjak dari duduknya, sekali lagi memberikan senyum manis pada Hyeongjun. Namun saat berbalik menghadap Seungyoun, segala raut wajah manis tersebut luntur. Menyisakan wajah datar tak suka, ekspresi yang biasa Wooseok pasang pada orang-orang.

"Kau benar-benar mengganggu!"

Bahkan menyatakan dengan gamblang perasaan terganggu yang dia rasakan, karena kedatangan tiba-tiba pemuda tampan itu. Lalu berjalan melewati Seungyoun begitu saja, menyebabkan kemarahan pemuda tersebut. Sehingga sekarang Seungyoun menatap Hyeongjun dengan tatapan permusuhan, terlihat sekali dia tak menyukai Hyeongjun. Bahkan dia sudah bertekad akan membuat perhitungan dengan pemuda manis tersebut, karena telah berani mengganggu miliknya.

"Menjauh dari Kim Wooseok! Jika tidak, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu." Namun bukan sekarang waktunya, dia akan melakukannya nanti. Sehingga sekarang dia berbalik, menyusul langkah Wooseok yang sudah berlalu pergi.

"Hyeongjun-ah, berhati-hatilah. Seungyoun Sunbae bukan orang yang dapat kau lawan."

Eunsang memperingatkan Hyeongjun, ketika pemuda manis tersebut jelas menatap balik Seungyoun tanpa gentar. Dan hal itu bisa disalah artikan oleh Seungyoun sebagai tantangan. Bisa-bisa Hyeongjun akan terlibat sebuah masalah besar, jika berhubungan dengan Seungyoun Sunbae.

"Aku tidak takut."

***

BRUG!

Tubuh terpelanting, sehingga punggung menubruk tembok dengan kencang. Setelah sebelumnya diseret seperti seorang kriminal, begitu sampai ruang toilet dia justru didorong dengan keras. Membuatnya sekarang tersungkur, dengan tubuh membungkuk akibat tubrukan kearah tembok yang sebelumnya terjadi. Sedangkan pelaku kekerasan sendiri, berdiri dengan begitu angkuh dihadapan. Seolah superior, wajah terangkat tinggi dengan pandangan remeh.

"Kau mengabaikan peringatanku kemarin, begitu?"

Seungyoun mengeram marah, ketika lagi-lagi hari ini dia tak mendapati Wooseok seperti biasa menunggunya didepan rumah saat dia menjemput pemuda tersebut. Justru yang terjadi, dia berangkat terlebih dahulu hanya untuk bertemu dengan pemuda lemah ini. Dan berjalan ke Sekolah bersama dari Halte Bus didepan Sekolah. Hal yang tak mungkin dapat Seungyoun maafkan, karena miliknya coba diganggu oleh orang lain.

"Peringatan? Aku tidak pernah merasa mendengar sebuah peringatan, bukankah kemarin Sunbae hanya bergumam sendiri?"

Tak ada rasa takut, padahal tubuhnya jelas terasa begitu nyeri karena terantuk keras pada tembok. Namun Hyeongjun tak menunjukkan ringisan sedikitpun, dia sekarang duduk bersandar dengan tatapan tertuju lurus pada Seungyoun. Menatap tanpa rasa takut, pemuda tampan tersebut. Entah itu sebuah keberanian, atau justru kebodohan semata. Dia semakin memprovokasi kemarahan seorang Cho Seungyoun.

"Kau, berani sekali!"

Greepp...Sreett...

Berjalan mendekat, lalu menarik kerah seragam Hyeongjun. Pemuda tampan tersebut mengangkat tubuh kecil Hyeongjun dengan satu tarikan, membuat mereka sekarang saling berhadapan satu sama lain. Ini kali pertama Seungyoun melihat rupa pemuda itu dengan begitu dekat. Mata bulat berwarna coklat, hidung mungil, pipi yang begitu cubby, lalu kedua belah bibir yang melengkung indah. Dia hampir sama cantiknya dengan Kim Wooseok.

"Kau...seorang Omega? Bagaimana bisa Wooseok tertarik pada Omega sepertimu?"

"Bukan Omega-" Hyeongjun membuka suara, menjawab tanya yang baru saja Seungyoun ajukan kepada dirinya. Namun dengan kalimat yang sengaja dia potong, untuk memberi sebuah jeda dramatis.

"-Tapi aku, hanya seorang Beta."

***

Tbc

***

I'm BetaWhere stories live. Discover now