Pagi ini dia melewatkan begitu saja sarapan pagi, ketika tak menemukan pasangan suami istri Song di meja makan. Sepertinya kedua orangnya itu tengah menghindarinya, saat semalam pun mereka berdua lebih memilih menghadiri makan malam Bisnis tanpa coba tuk mengajaknya. Sebenarnya Hyeongjun tak keberatan oleh semua itu, dia justru bersyukur. Namun satu hal yang sedikit mengganggunya, akibat kenyataan tersebut.
"Mereka mencoba merusak kesenanganku."
Benar, kesenangan dari membuat pasangan Song tersulut amarah, mereka benar-benar akan membuat Hyeongjun tak merasakannya lagi. Jika mereka memilih untuk senantiasa menghindarinya, secara terus menerus nantinya.
"Hari ini turunkan aku di Halte Bis dekat Sekolah saja."
Setelah memberi intruksi pada si sopir, Hyeongjun kembali terlarut dalam lamunannya. Menatap jalan yang dilewati, bangunan dan pohon terlihat bergerak cepat karena laju kendaraan yang dinaikinya. Namun didalam kepala, segala pikiran senantiasa bermain. Mulai kembali menyusun ulang rencana, ketika kedua orangtua-nya mulai melakukan hal-hal yang diluar perhitungannya.
"Tuan Muda, kita sudah sampai."
Membuatnya tanpa sadar, telah menghabiskan sisa waktu perjalanannya dengan hanya melamun. Sehingga sekarang dia meraih ransel hitamnya, lalu beranjak turun dari mobilnya. Lalu mulai berjalan santai, dengan sepasang aerphone terpasang pada kedua telinganya. Bergumam kecil disetiap langkah yang dilakukan, begitu menikmati kegiatan pagi yang seperti refreshing untuk dirinya.
"Beta lemah! Ikut dengan kami."
Entah mengapa Hyeongjun begitu peka terhadap kata 'Beta, sehingga walau kedua telinganya tersumpal aerphone dia tetap dapat mendengarnya. Lalu memperhatikan dengan lebih, pada seorang pemuda berkacamata dengan seragam sama seperti dirinya yang kini telah diseret oleh beberapa orang yang sepertinya dari sekolahnya juga. Dibawa ke sebuah gang tak jauh dari sana, sehingga Hyeongjun masih dapat melihat mereka dari tempatnya kini.
Hyeongjun dapat melihat bagaimana pemuda Beta itu mulai di lecehkan ditempat umum, oleh sekumpulan orang yang membanggakan diri mereka sebagai seorang Alpha. Pemuda manis itu baru saja akan melangkahkan kaki mendekat, ketika salah satu dari para pecundang itu membuka resleting celananya. Hyeongjun lebih dari sekedar tahu, kejadian seperti apa yang akan terjadi selanjutnya.
"HEY KALIAN!!!"
Sampai sebuah suara terdengar tepat dari belakang tubuhnya, lalu melewatinya begitu saja bahkan sedikit menyenggol bahu Hyeongjun. Berlari mendekat kearah gang tepat dimana Beta itu dilecehkan, sedangkan para Alpha pecundang itu justru berlari terbirit-birit. Sukses menunjukkan betapa pecundangnya mereka, ketika dihadapkan dengan Alpha lain.
"Sejin Sunbae, kau tak apa?"
"Tidak, aku tidak apa Wonjin-ah."
Hyeongjun sekarang benar-benar mendekat, berdiri tepat didepan gang tak jauh dari dua orang asing tersebut. Sehingga dia dapat mendengar percakapan mereka berdua dengan jelas, bahkan mengetahui nama mereka tanpa sengaja. Dari panggilan keduanya saja, Hyeongjun dapat menebak mereka tak hanya saling mengenal. Sepertinya kedua orang itu juga akrab satu sama lain.
"Dimana Minkyu dan Jinhyuk Sunbae, kalian tidak berangkat bersama?"
"Minkyu harus berangkat pagi untuk bertugas di gerbang, sedang Jinhyuk tak bisa dihubungi."
Pemuda bernama Wonjin sengaja tak melepas pegangannya pada bahu Sejin, tahu bahwa sang senior pasti masih syok dengan kejadian sebelumnya. Sehingga dia memilih untuk memapah senior manisnya itu dalam setiap langkah mereka. Sampai langkah Wonjin terhenti, ketika melihat seorang pemuda yang begitu manis berdiri tak jauh dari mereka. Memandang keduanya, dengan pandangan yang entah berarti apa.
YOU ARE READING
I'm Beta
FanfictionDalam Omegaverse, sosok Alpha adalah superior tak terkalahkan, sedang sosok Omega adalah keindahan tak tergambar. Jika Alpha memiliki aura kuat yang dapat menundukkan, maka Omega memiliki feromon manis yang begitu memabukkan. Keduanya memiliki keleb...
