"Najis mugholadoh."
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Jeongyeon langsung bergegas keluar kelas. Tujuannya tidak langsung ke lapangan indoor sekolah mereka, melainkan pergi ke toilet lebih dulu. Ia hanya tidak ingin teman-temannya merasa curiga. Jeongyeon akan berdiam di dalam sana sedikit lebih lama, sampai sekolah sedikit sepi, baru kemudian Ia akan menemui sang peneror.
Panik? Jelas. Gugup? Jangan ditanya. Meskipun sebenarnya Jeongyeon mempunyai dugaan kalau dia adalah salah satu dari mereka, tapi tetap saja Jeongyeon merasa gugup dan panik. Ia khawatir kalau nanti malah Ia yang dibunuh. Bukannya Namjoon.
"Oke. Kayaknya udah aman."
Setelah hampir 25 menit berdiam diri di dalam toilet tanpa melakukan apa-apa, akhirnya Jeongyeon mulai melangkahkan kakinya menuju lapangan indoor sekolah mereka.
Ceklek.
Pintu terbuka. Hal yang pertama kali Jeongyeon lihat adalah seorang gadis yang tengah berdiri membelakanginya. Tatapannya mengedar, ada beberapa orang berpakaian serba hitam yang menyebar ke seluruh penjuru lapangan.
Oh, shit. Itu pasti orang yang sama seperti yang Jihyo lihat kemarin.
"Heh, setan." Panggil Jeongyeon.
Gadis itu tersenyum miring di balik maskernya. Ia berbalik, menatap Jeongyeon dengan tatapan kagum.
"Wah, gue pikir lo ngga bakal dateng."
Jeongyeon mengernyit. Ia mengenal suara itu. Sangat. Bahkan diluar kepala. Kakinya berjalan mendekat kearah gadis itu. Menatapnya dengan intens dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Lo-?"
"Yeah, it's me. But we are different." Potong gadis itu cepat.
Mendengar pengakuan tidak terduga itu, membuat Jeongyeon shock. Ia benar-benar tidak menyangka.
"J-jadi, selama ini, lo-?"
"Ngga usah kaget." Potongnya lagi. "Gue harus pastiin sekali lagi, lo bener bisa jaga rahasia kan? Kalo sampe ini bocor sebelum waktunya, lo bakalan gue bunuh. Atau, sekalian aja sekarang sama Namjoon disini?"
"Engga. Gue bisa jaga rahasia. Gue janji."
"Oke." Balasnya. "Bawa masuk dia."
Jeongyeon menoleh kearah pintu lain yang bisa menjadi akses masuk ke dalam lapangan ini. Ia bisa melihat dengan jelas, tubuh Namjoon diseret, lalu didudukkan secara kasar di hadapannya. Mata laki-laki itu tertutup sebuah kain berwarna hitam.
"Buka."
Penutup mata Namjoon terbuka. Ia langsung disuguhkan pemandangan wajah Jeongyeon yang terlihat dipenuhi rasa kecewa, dan seorang gadis yang sudah jelas Ia ketahui identitasnya beberapa menit yang lalu.
"Jeongyeon?" Panggil Namjoon. "Lo kesini buat nolongin gue kan? Iya, kan? Please, tolongin gue. Dia-, dia-, psikopat. Temen lo psikopat!"
YOU ARE READING
CODE |Part 0.2 - ~|
Fanfiction"Lo... Itu lo kan yang seret kita ke dalam kode-kode ngga jelas ini?" Available for part 0.2 until the end. Part 0.0 and 0.1 you can read on account @smilnw_
