01. Sedikit tentang Alana

129 51 49
                                    

Happy Reading!

Maaf jika ada typo:)

Ku buka buku catatan itu, buku catatan dengan cover bertuliskan "Alanara". Cover cantik dengan warna kesukaan ku, biru. Perlahan ingatan ku mulai menembus alam bawah sadar, memperlihatkan kejadian yang telah terjadi beberapa tahun lalu.

Flashback on

Jakarta, 25 Maret 2002

"Happy birthday anak papa," ujar pria muda yang masih menggunakan baju tidurnya.

Disusul dengan sosok wanita yang membawa kue tart coklat dan strawberry kesukaan ku dan Kakak ku.

Ya, hari ini adalah ulang tahunku dengan Saudara perempuan ku.
Namanya Anara, Anara Rey Candra.
Kami lahir di tanggal dan bulan yang sama, namun tahun yang berbeda. Usia kami hanya selisih 1 tahun, Kakak ku tepat berusia 9 tahun sedangkan aku 8 tahun.

Aku berlari kecil menghampiri Mama dan Papa, keluarga kecil kami dulunya memang harmonis. Iya, dulu.

"Happy birthday Ana!" ucap Kakak ku, lalu kami berpelukan.

Mama dan Papa mendekat ke arah kami, lalu memeluk dengan penuh kehangatan. Seolah menyalurkan kebahagiaan melalui peluknya.

"Happy birthday anak Mama yang cantik-cantik. Semoga panjang umur ya! Semoga sehat selalu, dan di kelilingi oleh kebahagiaan," ucap Mama dengan mencium pucuk kepala kami. Pelukan itu semakin erat, seolah mengatakan pada dunia bahwa waktu itu kita sangat bahagia.

"Mama, kenapa kalau ulang tahun itu rasanya seneng Ma?" tanya ku polos

"Karena, setiap kamu berulang tahun.
Artinya Tuhan telah menyiapkan hal-hal baru lagi untuk kamu coba. Untuk kamu hadapi, dan selesaikan," ucap Mama.

"Tapi Nara sedih Ma! Nanti kalau udah gede Nara engga dapet kado lagi dari teman-teman Nara," ucap Kak Nara dengan mata berkaca-kaca.

"Emangnya kalau ulang tahun, yang paling Nara tunggu kadonya?" tanya Papa yang sengaja menggoda Kak Nara.

"Iya!" Jawab Kak Nara polos.

"Kenapa yang di tunggu kado nya?" tanya Papa.

"Karena Nara belum bisa beli sendiri!
Kalau Nara besar nanti dan punya uang banyak, Nara mau beli boneka sapi yang besarnya kaya gajah. Dan Nara mau beli kapal pesiar Ma! Pa!"

"Kenapa mau beli kapal pesiar, Ra?" tanya Papa karena bingung dengan maksut Kak Nara.

"Soalnya kalau kapal-kapalan, Nara udah ada banyak! Maunya yang gede. Biar sapi-sapi tetangga muat buat masuk. Sekalian boneka-boneka sapi Nara," ujar kakakku polos dengan wajah lucunya.

Mama dan Papa tertawa mendengar celotehan kak Nara yang lucu itu.
Gadis kecil berkepang dua dengan bulu mata lentik.

"Kamu ini, bikin Mama tambah sayang aja," ucap Mama lalu menghampiri kak Nara yang berada di sebelah Papa, lalu memeluknya erat.

"Kalau Mama sayang Nara, besok beliin ice krim bentuk kerbau ya, Ma! " scap Kakak ku, Nara.

Mama semakin tertawa mendengar permintaan Kak Nara, merasa tidak habis fikir dengan ucapan yang keluar dari bibir mungil nya.

ALANA [On Going]Onde histórias criam vida. Descubra agora