34 | makhluk lain

Comincia dall'inizio
                                    

Bodohnya, Soobin baru sadar akan hal itu. Refleks kedua tangannya meraba dirinya sendiri, terutama pada bagian telinga untuk memastikan perkataan Yeonjun barusan. Benar, telinga itu masih berbentuk runcing seperti beberapa menit lalu ketika sosok Namjoon datang mencekiknya.

"G-gue mau balik ke kelas!"

"Siap-siap dihukum, ya."

Karena Soobin menatap mata Yeonjun dengan pandangan herannya, jadi cowok itu menunjukkan layar ponsel. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat empat puluh menit. Lantas, cowok itu lanjut berjalan menuju salah satu bilik toilet untuk menuntaskan tujuan awalnya tadi keluar kelas.

***

"Lo kenapa deh?"

Melihat raut merajuk dari Soobin, Kai jadi aneh sendiri. Apalagi karena di jam pelajaran pertama cowok itu datang terlambat, dengan napas sesak pula.

Dengan berat hati, Soobin merapikan alat tulis dan memasukkan ke tas ransel. "Gue disuruh ke lab Bio buat praktik. Tadi pagi kan gue ga sempet ikutan karna harus nyari-nyari lo pada dulu yang gue kira ada di kelas."

"Lagian lo ngapain coba, sampe telat gitu?" Kai tertawa jenaka meledek teman sekelasnya itu. "Yaudah, gue duluan ke markas ya. Jangan lama-lama juga lo praktiknya."

Yang hanya bisa dilakukan Soobin hanya pasrah menatap temannya itu angkat kaki dari kelas. Tinggalah ia sendiri, misuh-misuh sambil menyiapkan peralatan tulis untuk pergi ke lab. Berjalan di tengah lorong lantai dua yang gelap dengan wajah lusuh.



DRAK!





"Siapa?" Iseng-iseng ia bertanya seperti itu sambil berbalik badan. Pupil mata Soobin kontras tampak mengecil.

Dari belakang tadi ia dengar suara jendela yang terbuka. Namun, tak ada siapa pun yang menyahut. Jangankan sahutan, tanda-tanda kehadiran manusia saja tak ditemuinya. Benar-benar kosong dan sunyi.

"Jendela kelas gue?" lirihnya hampir tak bersuara. Ya, ia sedang tak salah liat. Jendela kelasnya yang semula tertutup rapat, lantas jadi kompak terbuka semua tak terkecuali.


Padahal Soobin ingat, ia yang terakhir kali berada di kelas.

Padahal Soobin juga ingat, bagaimana instingnya mengatakan bahwa tak ada tanda kehidupan di lorong lantai dua.

Lagi pun manusia macam apa yang bisa membuka semua jendela dalam waktu bersamaan?



"Anjir."

Langkah dipercepatnya kala tak sengaja melihat sosok perempuan di ambang pintu kelasnya. Bukan, bukan teman sekelas apalagi guru. Perempuan itu mengenakan gaun kepanjangan dan tingginya bahkan hampir menyentuh kusen pintu bagian atas.

"She is not human."

Sampai di lantai tiga, Soobin baru bisa lega. Setidaknya keadaan lantai itu lebih ramai dibanding lantai kelasnya berada. Laboratorium Biologi ada di ujung lorong ... dan lagi-lagi ia harus mengalami ketakutan.

Laboratorium itu tampak gelap, ditambah dengan letaknya yang berada di pojokan bersama laboratorium Kimia. Ia takut, jendela laboratorium juga akan terbuka sendiri seperti yang terjadi pada jendela kelasnya.


Tiga langkah lagi menuju pintu laboratorium ...

Dua langkah ...


Satuㅡ


DRAK!


"HWAAAAAAAA!"



Cowok yang sedang menyender pada jendela laboratorium memelotot. Akar kacang tanah dilemparnya ke dalam laboratorium, lalu dengan sigap melompat keluar untuk membantu Soobin.

"Soobin, woi! Jangan pingsan di sini! Ini gue, Minhee!"

***

Semoga kalian suka dengan chapter ini ♡

Maaf karena aku berenti nulis sejenak selama sebulan hehe
Aku harap kedepannya bisa update rutin dan lebih banyak pembaca yang berkunjung

Jangan lupa streaming mv Blue Hour - TXT hehehe
just info, sebagian besar mv + lagu TXT bakal ada hubungannya sama cerita ini

soo, jangan lupa nonton mv TXT,
siapa tau tebakan kalian soal kelanjutan ceritanya ada yang bener

20:00 [✔]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora