Sahabat Pendukung

123 28 3
                                    

Semilir angin jam dua pagi memang yang terbaik

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Semilir angin jam dua pagi memang yang terbaik. Selain membuatnya lupa akan rentetan masalah tadi, Seohyun bisa merasakan tenang dengan segelintir lalu lalang kendaraan yang melintas dibawahnya.

Gedung pencakar langit, kerlip bintang, bulan sabit yang tampak gagah dan juga suara jangkrik sejenak bisa membuat otaknya lebih tenang.

Senyumnya pun sedikit terbit.

"Gue udah curiga dari tempat kerja sih. Muka lo beneran kusut. Jadinya gue ajak kesini," Seohyun menoleh sebentar pada cowok yang menggunakan jaket kulit dengan topi yang menutupi kepalanya.

"Tau apa soal gue? Emang lo cenayang?" Kekeh Seohyun yang hanya dibalas kekehan dari cowok itu juga.

"Laper ga lo?"

Seohyun menggeleng pelan. "Ga nafsu. Lagian jam segini mau makan apaan,"

"Pepes tai kucing mungkin?"

Seohyun yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik cowok di sampingnya mengerutkan alisnya bingung. Niatnya mau ngelawak mungkin. Tapi berakhir dengan tatapan heran dari Seohyun.

"Anjing lo. Mau ngelawak ga kira-kira. Ga lucu ya bangsat. Bikin malu gue aja," Cowok di sampingnya cuma menghembuskan napasnya kesal. Seohyun memang pro soal mengkritik. Sekalipun ia atasannya di tempat kerja.

"Seungyoun bilang lo belum makan balik dari kampus? Nyari makan aja yuk, gue rekomendasiin nasi uduk yang ada dideket sini. Beuh top banget itu,"

"Gue ga laper. Kalo lo mau makan ya tinggal makan. Jangan peduliin gue juga."

"Kalo gue turun duluan, takutnya lo nekat terjun buat kebawah." Serius cowok itu. Namun sekali lagi, Seohyun hanya bisa terkekeh pelan.

"Mana ada. Gue masih sayang nyawa kali. Gue masih pengen liat matahari terbit sama terbenam, gue masih pengen jadi bartender, gue masih pengen liat masa depan gue kaya apa, dan gue...masih pengen ngerasain bahagia." Ucapan Seohyun yang membuat percakapan itu terhenti disana.

Kini keduanya sama sama terdiam. Mencoba menatap bintang yang malam ini muncul sangat banyak.

Hembusan angin yang makin kencang membuat cowok di samping Seohyun sigap membuka jaket kulitnya, dan memberikan pada Seohyun dengan cara melempar keatas kepala. "Pake. Gue tau lo kedinginan. Kalo lo sakit, yang repot kan gue juga."

"Ck," Dengus Seohyun sedikit kesel paska lemparan jaket cowok disampingnya.

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
Free SoulOnde as histórias ganham vida. Descobre agora