Perihal Kepindahan

348 39 4
                                    

Brak...

Terdengar suara gebrakan meja di salah satu ruangan di sebuah rumah yang ideal. Pelaku pengebrakan meja itu ialah seorang gadis bersurai merah muda panjang dengan tubuh mungil dan pakaian sekolah yang berantakan. Menyeru tidak terima pada seorang pria di balik meja kerja tersebut.

"Apa maksudmu onii-chan?!" Seruan tak terima dari gadis itu membuat pria bersurai merah menghela napas.
"Kuulangi kau akan pindah sekolah ke SMP Kunugigaoka di kelas 3-E."ucap pemuda itu dengan datar.
"Kunugigaoka? Kelas... 3-E? Kau mau memasukkanku ke kelas buangan itu?!"amarah gadis itu benar-benar memuncak setelah mendengar pernyataan yang ia kira hanya sebuah candaan dari kakak laki-lakinya.

"Ini bukan sebuah candaan ini keseriusan. Dan ini bukanlah mimpi ini kenyataan. Kau harus menerima keputusanku.... Saki."jedanya sambil menghela napas dan berjalan ke arah gadis tersebut. "Semua ini kulakukan demi kebaikanmu... Aku ingin kau punya masa depan yang cerah,jadi...terimalah keputusanku ini"lanjut pemuda tersebut seraya meletakkan salah satu tangannya di atas kepala gadis yang ia panggil Saki tadi.

Saki a.k.a.Haruno Sakura ialah murid di Konoha Junior High School ia tergolong siswi yang cerdas di tambah tampang nya membuat ia menjadi primadona di sekolahnya. Kini dia terlihat sangat syok dengan apa yang diutarakan kakaknya ini. Ya... Akasuna Sasori dia kakak sepupunya yang ia anggap seperti kakak sendiri. Umur mereka selisih 10 tahun.

"Kebaikan...? Kebaikan apa?"tanyanya dengan sendu tampak amarahnya mulai mereda diganti dengan sebuah liquid bening di pelupuk matanya. "Percayalah akan ada suatu kebaikan disana yang akan sangat berpengaruh bagi kehidupanmu kelak."jawab Sasori sambil mengelus kepala Sakura setelah melihat dia yang akan menumpahkan air mata.

Mendengar tuturan kakaknya Sakura sontak mendongakkan kepala, "Kebaikan...semacam apa?"tanyanya dengan nada datar dan sisa sebuah cairan di pelupuk matanya. "Saki percaya pada Saso-nii,kan?"bukan menjawab justru Sasori balik menanyai Sakura dengan sebuah senyuman yang melekat di wajah baby face nya. Sakura yang mendengar itu kembali menundukkan kepalanya, "Tanpa kau tanya... Bukankah kau sudah tau jawabannya..."jawab Sakura dengan sedikit isakan. Sedangkan, Sasori yang mendengar jawabannya tersenyum lebih lebar dari sebelumnya.

Sakura menghapus air matanya dan pergi dari ruang kerja kakaknya. Meninggalkan kesuraman yang ada di sana dan pergi menuju kamarnya dimana ia akan menumpahkan semua kesedihan yang tidak bisa ia tumpahkan pada kakaknya. Sakura ingin berbagi kesedihan itu dengan bercerita ke kakaknya. Namun entah mengapa ia selalu tidak sanggup untuk berkata saat ingin mengatakannya. Serasa seluruh tubuhnya tidak mengizinkan ia untuk melakukan apapun bahkan berkata-kata. Jadi ia hanya bisa diam membisu memendam semua kesedihan sendiri. Dia ingin orang yang bisa menjadi tempat berbagi semua kesedihan itu tanpa perlu ia mengatakan masalahnya. 'Tapi mana ada?' Pikir Sakura.

Sepanjang perjalanan menuju kamar ia terus sibuk mencoba mencerna semua yang dikatakan Sasori tadi. Hingga tanpa sadar ia telah tiba di depan pintu kamarnya 'Sudah sampai saja'.Merah muda. Ya, biarpun Sakura itu tomboy dan semacamnya tapi ia tetap memiliki sedikit sisi feminim sebagai seorang gadis.

Merebahkan tubuhnya di kasur Queen size-nya sambil meletakkan tangan kanan menutup kedua mata sambil memejam mata kuat-kuat.
"Hah..."helaan nafas yang terdengar penuh keputusasaan. "Sudahlah jangan terlalu di pikir bukankah sekarang lebih baik aku mandi."ucap Sakura sembari bangun dari tempat tidur. Lalu mengambil handuk dan pergi mandi berendam di air hangat untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan stresnya. Meski baru murid kelas 3 SMP namun kehidupannya sudah seperti seorang wanita dewasa yang sedang dalam masalah perekonomian.
.
.
.
"Masalah hari esok tinggal di pikirkan saat sudah tiba waktunya" begitulah isi pikiran seorang Haruno Sakura.
.
.
.
Kembali ke ruang kerja Sasori

"Aku tau semua penderitaanmu... tapi aku tidak mengerti penderitaan yang kau rasakan. Aku tidak bisa membantumu...menjadi tempatmu berbagi cerita..."seru Sasori sambil menatap sebuah bingkai foto dimana tertampang seorang gadis kecil berambut merah muda sedang tersenyum bahagia di musim semi seolah tidak ada beban.

"seru Sasori sambil menatap sebuah bingkai foto dimana tertampang seorang gadis kecil berambut merah muda sedang tersenyum bahagia di musim semi seolah tidak ada beban

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku mungkin tidak bisa membantumu... Tapi aku tau orang yang akan membantumu. Dia yang bisa mengerti semua yang kau rasakan bahkan tanpa perlu kau berucap..."lanjut Sasori lirih.
"Jadi Sakura... Kuharap kau menerima keputusanku."ucap Sasori dengan air mata yang mulai mengalir namun segera di hapus oleh sang pemilik. "Untuk membuatnya terus tersenyum maka aku tidak boleh menangis bukan...., Oba-san"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Selalu ada alasan dibalik sikap seseorang"- Haruno Sakura.
.
.
.
.
.
Semoga suka🤗
Mohon vote dan komennya jika kalian suka dengan ceritaku ya😁
Terima kasih😘
See you next time...👋👋

3-EWhere stories live. Discover now