Bagian 20 | Pesta Kejutan

Mulai dari awal
                                    

Perhatian Eva tersita dengan apa yang dikatakan Lala. Ia memang mengunci kamarnya, hal yang baru pertama kali Eva lakukan karena ia terlalu tidak bisa mempercayai satu pun orang yang tinggal di sana bersamanya. "Menurutmu apa yang dia cari?"

"Entahlah, yang pasti sesuatu yang bisa menjatuhkan Mbak Ev." Jelas Lala dengan mimik wajah serius. "Mbak Ev benar-benar harus segera mengusir orang itu, sangat merepotkan kalau kita harus terus mengawasinya sedangkan kita nggak tahu apa yang dia rencanakan sebenarnya."

Eva memandangi Lala, betapa naturalnya dia berpura-pura. "Lalu bagaimana dengan kamu?"

Lala mengerutkan kening menyadari Eva sedang menatapnya berbeda, intens dan seolah curiga. "Aku kenapa?"

"Kamu yakin kamu sendiri nggak melakukan sesuatu yang mencurigakan?"

"Apa maksud Mbak Ev?"

Secepat kilat Eva bisa menaruh senyum di wajahnya. "Jangan pedulikan Mira, aku tahu siapa yang harus aku waspadai."

***

Petugas membukakan pintu tinggi ballroom saat Eva akan masuk. Ruangan besar yang didekorasi dengan dominan warna hitam dan emas yang berkelas itu sudah dipenuhi tamu. Eva berjalan elegan diikuti tatapan orang-orang. Sejauh mata Eva memandang, tamu yang datang bukan hanya dari kalangan selebritis yang masih atau pernah bernaung di Fame Entertainment, diantaranya Eva melihat para petinggi stasiun-stasiun televisi, sutradara dan produser, hingga pejabat negara.

Gaun merah yang dipakainya serta sepatu edisi khusus rancangan designer Italia membuat langkahnya begitu ringan. Eva menikmati saat semua mata tertuju padanya, Eva senang melihat perempuan lain melirik iri, Eva senang melihat para lelaki membandingkan pasangan disampingnya dengan Evaria Dona.

Eva berjalan lurus ke arah segerombolan orang pemilik acara sesungguhnya. "Pak Ibra."

Gerombolan itu terbelah, memberi ruang bagi Pak Ibra melihat siapa yang memanggil namanya. "Evaria Dona." Pak Ibra menyambut Eva dengan pelukan hangat, "semoga aku nggak menganggu liburanmu."

"Mana mungkin saya melewatkan acara ini? Selamat untuk kesuksesan Fame, Pak." Ujarnya kemudian menyalami orang-orang yang bersama Pak Ibra satu per satu. Setelah berbincang ringan sebentar, Pak Ibra memberi isyarat pada fotografer yang ditugaskan khusus mengikutinya sepanjang acara, untuk mengambil gambarnya dengan Eva.

Mereka sedikit menjauh untuk mendapat latar belakang yang bagus. "Sebenarnya sayang sekali."

Mereka berdiri bersisihan, sang fotografer memberi aba-aba mulai memotret. "Apa yang Pak Ibra sayangkan?"

"Kamu."

Setelah mengambil gambar beberapa kali, Eva memutar badan kini berhadapan dengan Pak Ibra. "Saya?" Eva bertanya bingung sebelum bisa menebak maksud Pak Ibra. "Ah... Itu..."

"Kamu tahu, kan, selama ini kamu jadi anak kesayanganku. Kita bekerja di dunia yang sangat dinamis, semua bisa berubah sewaktu-waktu." Eva mengerutkan kening saat tatapan Pak Ibra berubah jadi iba. "Yang terjadi belakangan ini pasti sangat menganggumu, ya?"

"Pak Ibra dan Fame banyak membantu saya."

"Itu bagian dari tanggung jawab kami." Jawab Pak Ibra. "Sejujurnya aku sedikit keget, Va, itu bukan pertama kalinya kamu terlibat skandal, tapi Prita bilang itu sangat mempengaruhi kamu sehingga dia ragu kamu bisa menjaga komitmen dengan Fame kedepannya."

[COMPLETE] EVARIA - Memihak Diri SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang