>> 25 <<

9.5K 1.1K 100
                                    

Happy Reading!!!

.

.

Zürich Airport, Swiss

"Whoaaa!!! Akhirnya!" Seru Renjun gembira. Dia merentangkan tangannya saat baru keluar dari bandara. Menghirup udara pagi di Swiss sebanyak-banyaknya.

Jeno terkekeh geli melihat kelakuannya itu. "Kamu selama di pesawat tadi kayaknya gak napas, ya? Segininya banget ngehirup udara."

Renjun mendelik sebal, "Jangan ngejek kayak gitu, ya. Kamu tuh gak ngerti perbedaan oksigen di pesawat sama di sini."

Jeno menggelengkan kepalanya saja. Terserah Renjun mau berkata apa, dia gak akan protes. Dia gak mau merusak perasaan gembiranya Renjun.

"Mau jalan-jalan atau ke rumah dulu?" Tanya Jeno sambil memainkan ponselnya. Dia sedang menghubungi supir yang akan menjemput mereka.

"Rumahnya deket dari sini?"

"Hmm... Sekitar setengah jam mungkin? Aku juga lupa."

"Oh, yaudah deh ke rumah dulu sekalian ganti baju."

Dan Jeno pun mengangguk.

><><><

"Kamu mau kemana sekarang?" Jeno bertanya pada Renjun yang sedang sibuk memperhatikan bangunan-bangunan yang dilewatinya.

Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil. Mereka sudah berganti baju dan sekarang akan menuju ke pusat kota Zürich.

Sekilas tentang Kota Zürich, tempat ini merupakan kota terbesar di Swiss meskipun bukan merupakan ibu kotanya. Dan Zürich juga merupakan salah satu kota termahal di Eropa yang tentunya mempunyai biaya hidup yang tidak murah. Jika ingin menghabiskan uang, mungkin liburan kesini merupakan solusinya :)

"Aku pengen sarapan dulu."

"Mau dimana?"

"Kafe Confiserie Sprüngli! Aku mau makan makanan yang dibuat dari coklat!" Serunya semangat.

Jeno tersenyum, "Okay, kita kesana sekarang. Oh ya, setelah ini mau tetep dianter pake mobil atau naik trem?"

Tanpa pikir panjang, Renjun pun menjawab, "TREM!" Dia tersenyum, "Duh... Gak sabar hihi," ucapnya sambil menggerak-gerakkan kaki kecilnya.

Jeno mengacak rambut Renjun dan mencubit pipinya untuk menyalurkan rasa gemasnya.

><><><

"NONO, AYO!" Ajaknya sambil menarik-narik tangan sang dominan.

"Iya, ayo. Gak sabaran banget, sih."

"Hehehe... Perut Injun udah bunyi daritadi~" ucapnya sambil mengelusi perut ratanya.

"Injun udah laper, hm? Berarti Injun harus makan banyak sekarang," jawab Jeno.

Dan mereka pun masuk ke kafe. Renjun dibuat kagum oleh indahnya arsitektur kafe tersebut. Sampai dia tidak menyadari akan menabrak seseorang jika saja Jeno tidak menariknya.

"Jalan yang bener, Njun," sahutnya sambil merangkul pria manis ini.

Renjun nyengir, "Iya, maaf Nono hehe."

"Mau makan apa?"

"Uhmm... Praliné Mon Amour."

Setelah mendengar jawaban Renjun, Jeno pun segera memanggil pelayan. Dalam waktu kurang lebih dua puluh menit, akhirnya pesanan mereka pun datang.

[✓] My Lovely Chef || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang