>> 31 <<

8.3K 1K 179
                                    

Happy Reading!!!

.

.

Perut Renjun semakin hari kian membesar. Tak terasa, dia sudah memasuki bulan akhir kehamilannya. Hanya tinggal menunggu waktu kelahiran saja.

Memang, pada trisemester pertama Renjun itu banyak menyusahkan orang-orang di sekitarnya karena ngidamnya yang terkesan aneh.

Bahkan saat ngidamnya yang terakhir dia tidak ingin tinggal di rumahnya sendiri. Renjun malah ingin tinggal di apartemen Lucas yang sudah terkenal bagaimana kotornya di dalam sana.

Sampah berserakan, barang-barang bertebaran tidak jelas, pokoknya semua hal jelek ada disana. Mark saja menyebut jika apartemen Lucas itu bisa jadi rumah kedua bagi para tikus.

Dan Renjun yang terkenal akan kecintaannya terhadap kebersihan malah ingin tinggal di kandang tikus. Jeno sempat khawatir karena bagaimanapun suasana seperti itu tidak bagus untuk orang hamil. Untungnya, hal tersebut tidak berlangsung lama karena Renjun hanya betah selama satu minggu saja.

Saat trisemester kedua, Renjun tidak mengalami ngidam apapun. Karena menurut penuturan dokter juga seseorang banyak mengalami gangguan kehamilan rata-rata pada trisemester pertama.

Oh iya, Renjun itu ternyata mengandung anak kembar! Jeno senang bukan main saat mengetahui hal itu. Dan dia semakin protektif terhadap Renjun.

Suami manisnya itu tidak ia biarkan untuk bekerja mengurusi rumah dan melakukan hal berat lainnya. Renjun sih seneng-seneng aja, kapan lagi dia bisa santai kayak gini layaknya bos.

"Injunie, kamu mau makan apa?" Tanya Jeno dengan apron yang sudah melekat di tubuh atletisnya.

Semenjak Renjun hamil, Jeno juga mulai belajar memasak. Dia ngilu sendiri saat melihat Renjun dengan perut besarnya mondar-mandir saat memasak.

"Hmm... Aku pengen makan lasagna tapi kamu bisa bikinnya gak?"

Jeno mencolek dagu suaminya itu, "Kan ada kamu yang ngajarin, Sayang."

"Hehehe cium~"

"Mwah manja banget hmmm" ucap Jeno setelah menciumnya sekilas.

"Jen, kayaknya kamu gak usah masak, deh. Kita delivery aja," ujar Renjun sambil mendongakkan kepala.

"Kenapa?"

Renjun memeluk tubuh Jeno yang sedang berdiri di depannya, "Pengen cuddle sama Nono~"

"Aaaa suka banget aku tuh liat kamu manja kayak gini," seru Jeno gemas sambil menciumi pucuk kepala Renjun, "Ayo ayoo sini sama Nono. Bentar ya, Nono lepas dulu apronnya."

Renjun menggelengkan kepalanya, "Gak usah. Aku gak mau lepasin pelukannya."

"Yaudah, mau jalan sendiri atau Nono gendong?"

"Gendong, aku mager jalan."

Jeno pun mengangkat tubuh Renjun ala bridal style, "Njun, kamu jadi berat ya sekarang."

Renjun menabok pelan pipi suami tampannya, "Aku berat juga karena anak-anak kamu."

"Hehehe makasih udah ngerawat mereka dengan baik ya, Papi," jawab Jeno sambil membaringkan Renjun di ranjang.

Leher Jeno terus saja dipeluk erat oleh Renjun. "Njun, lepas dulu. Anak kita nanti ketindihan."

Dengan terpaksa, Renjun pun melepas pelukan di leher Jeno dan kesempatan itu juga Jeno gunakan untuk sekalian melepas apronnya.

"Njun, check up terakhir kapan?" Tanya Jeno sambil mengelusi perut Renjun.

"Minggu depan, hari Sabtu jam 10 pagi. Kenapa?"

[✓] My Lovely Chef || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang