>> 13 <<

12.9K 1.7K 291
                                    

Happy Reading

.

.

Semoga kalian gak mual selama baca chapter yang ini (•^•)

.

.

Jeno menggerakkan kepalanya tak nyaman. Dia merasa ada sesuatu yang terus menusuk-nusuk pipinya dari tadi. Walaupun berat, Jeno akhirnya memaksakan diri untuk membuka mata.

Ternyata di depannya sudah ada anak kucing  yang sedang mengerjap-ngerjapkan matanya dengan lucu.

"Morning, Njun," ucap Jeno dengan suara serak khas orang bangun tidur. Dia memejamkan matanya kembali untuk menunggu nyawanya terkumpul semua.

Cowok itu baru ingat kalau semalam dia tidak pulang dan malah menginap di rumah Renjun. Duh, dia gak kebayang gimana omelan Mamanya nanti pas dia pulang.

"Morning, Jeno!" Balas si mungil riang, "Kamu gak akan langsung pulang, 'kan?"

"Gak tahu deh, Njun. Aku ada meeting soalnya," jawab Jeno masih dengan mata terpejam.

Tapi gak lama, Jeno membuka matanya lagi karena suasana tiba-tiba sunyi.

"Loh? Loh? Kenapa cemberut?" Tanya Jeno bingung saat melihat Renjun malah mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa sih, hm?" Tanya Jeno lagi tapi sambil mengelus-elus tangan kanan Renjun yang berada di dekat pipinya. Soalnya daritadi Renjun nusuk-nusuk pipinya terus pake telunjuknya.

"Kamu hari ini libur aja," jawab Renjun pelan karena takut Jeno akan menolak usulannya. Dia bahkan menundukkan kepalanya supaya tidak melihat wajah Jeno.

"Libur? Boleh aja sih, lagian meetingnya bisa ditunda kok," balas Jeno enteng memberikan jawaban diluar ekspetasi Renjun.

Renjun mendongakkan kepalanya lalu menatap Jeno dengan binar di matanya, "Serius?!"

Jeno tersenyum, "Serius dong. Aku mana bisa sih nolak keinginan kamu," jawab Jeno, "Apalagi kalau lagi mode soft kayak gini, bukan mode maung," lanjutnya dalam hati.

"Yay! Thanks, Jeno~" Renjun langsung memeluknya dengan tangan yang dikalungkan di leher Jeno.

"My pleasure," jawab Jeno dan mengecup pucuk kepala Renjun.

"Jen, temenin aku bikin sarapan, yuk?" Ajak Renjun.

"Boleh. Mau bikin apa?"

"Kamu maunya apa?"

"Apa, ya? Aku suka semua kok asal kamu yang masak," jawab Jeno dengan jawaban bucinnya.

Renjun menghela napasnya, "Gak usah mulai deh, ya."

Jeno nyengir, "Tapi, kamu mau tau gak apa makanan yang paling aku suka?" Tanya Jeno.

Renjun mengangguk-angguk lucu, "Apa?"

"Makanan yang ada di resepsi pernikahan kita nanti," ucap Jeno sambil mengedipkan sebelah matanya.

Renjun mengusap muka Jeno kasar, "Ayo bangun, Jen! Cuci muka dulu sana, nanti susulin aku ke dapur. Gak usah kebanyakan halu."

Renjun beranjak terlebih dahulu meninggalkan Jeno yang sekarang lagi senyam-senyum tidak jelas.

"Mungkin begini ya rutinitas pagi hari kalau gue nanti nikah sama Renjun," gumam Jeno, "Duh, gue jadi gak sabar pengen nikahin dia."

><><><

Saat ini Jeno sedang membantu Renjun memotong cabai dan bawang bombay namun dengan mulut yang tiada hentinya mengoceh.

[✓] My Lovely Chef || NoRenWhere stories live. Discover now