Aku berbisik padanya.

"Bersikaplah serius, cepwatt."

Saat aku berbicara, para tetua mendekati kami.

Ada apa, ketua? Tanya Roman, ketua berkata,

"Bukan masalah besar."

"Anda terlihat tidak nyaman. Saya khawatir ada sesuatu yang salah."

"Tidak."

Ketika ketua berbalik, Roman tersenyum dan mengikutinya. Meskipun jadwalnya yang sibuk, Roman tidak menyerah untuk mencari masalah dengan Leblaine.

"Apa yang anak takdir lakukan hingga membuat Anda semarah ini?"

"......"

"Lagipula dia anak yang bodoh, hahaha!"

Lalu...

"Apa yang baru saja kau katakan bajingan?"

Tepat pada waktunya, Isaac, yang mendatangiku, bergumam dengan dingin.  Sepertinya dia datang tepat setelah selesai latihan, dengan membawa pedang kayu di tangannya.

Aku segera menarik Isaac secepat mungkin.

Dan mengubah topik pembicaraan.

"Apakah kamyu berlatih sendirian hari ini? Bagaimwana dengan Henli?"

"Kakak sedang mencari buku leluhur."

"Kenapa?"

"Untuk menekan gereja. Tidak, lebih dari itu orang itu baru saja...!"

"Jangwan."

Saat aku mendongak dengan alis terkulai, Isaac menghela nafas.

"Kamu terlalu baik."

Tidak mungkin.

Untuk saat ini Roman masih harus aman. Karena—

'Spinel berada di tanah milik Roman'

Aku tertawa dalam hati.

Tidak ada yang harus terjadi pada Roman jika kita ingin membeli tanah itu.

Dan jika kita menemukan Spinel di sana, dia akan berguling-guling dalam penyesalan.

Itu jauh lebih berharga daripada beberapa kata yang baru saja dikatakan Viscount Roman kepadaku.

'Dan sejujurnya, aku bahkan tidak merasa bermasalah dengan itu.'

Isaac terlihat sangat sedih karena dia tidak bisa menghabisi Roman.

"Isaak, ayok makan es krim."

"... Aku boleh menyuapimu?"

"Iya."

Aku dengan lembut menenangkannya dan kemudian anak itu tersenyum lebar.

"Ayok pergi, cekarang, ayolah, lebwih cepat,"

Aku mengejar Isaac yang sedang berlari.

***

Roman mencap dokumen penjualan dengan wajah bersemangat.

Selain tanah itu berada di dekat gunung berapi aktif, akar tebal pohon Elsa juga terjerat di tanah. Syukurlah, tanah yang bermasalah terjual.

"Tapi kenapa Anda membeli tanah ini?"

Roman bertanya.

"Dokumennya sudah selesai. Aku akan kembali."

Letnan Roman, yang menunggu di depan pintu, mendekatinya setelah ketua pergi.

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang