Nanda membuka pintu lokernya. Seperti biasa, lokernya bersih dan rapi. Nanda rajin merapikannya bila sudah terlihat berantakan.

Setelah meletakkan bukunya dengan rapi dan mengunci kembali pintu lokernya, Nanda berbalik untuk pergi ke kantin. Perutnya sudah demo sedari tadi.

Tapi belum juga 5 langkah dia berjalan tangannya sudah ditarik. Lalu merasakan punggungnya yang menghantam kuat loker. Nanda meringis tipis merasakan nyeri di punggungnya. Nanda yakin pasti sekarang punggungnya memar.

Belum juga menegur siapa orang yang dengan kurang ajar mendorongnya, Nanda sudah di buat terkejut lagi dengan rasa perih di pipinya yang masih tertempel plester. Pipinya ditampar.

"Lo berani juga ya ternyata?!"

Ah, gadis gila ini ternyata. Nanda mendatar kan wajahnya.

"Maksud?" Tanyanya santai.

"Belum cukup peringatan gue kemaren?! Lu budek apa tolol?! Gue udah bilang buat jauhin Axel! Dan Lo masih aja deket-deket dia?!" Miya mencengkeram pipi Nanda dengan kasar.

Nanda menepis tangan Miya keras. Tidak suka pipinya dicengkeram dengan kasar.

"Memangnya kenapa? Axel sendiri kok yang ngikutin gue, terus juga nih, lo itu siapa sih? Lo itu Cuma stalker obses!"  Nanda menoleh kearahnya tadi masuk. Terdengar suara bising. Kemungkinan ada siswa yang menuju tempatnya. Miya pun turut menoleh. Sial waktunya tidak banyak.

"Lo_ dasar cowok sialan!" Kali ini Miya meraih rambut Nanda. "Dengerin baik-baik semua yang gue ucapin, sebelum Lo NYESEL, jauhin Axel selama gue masih main lembut, Lo gak tau apa yang bisa gue lakuin buat nyingkirin Lo atau bahkan orang terdekat Lo!" Miya melepaskan jambakan nya dengan kasar sampai membuat kepala Nanda terantuk pintu loker.

Setelahnya miya pergi dengan sedikit berlari.

"Dasar gadis gila!" Ucap Nanda sambil mengusap kepalanya.

"Ugh benjol deh kepala ku!" Gerutunya.

Nanda tersenyum tipis setelahnya. Dengan langkah ringan Nanda pergi menemui teman-temannya. Nanda masih lapar omong-omong.

Setibanya di kantin. Nanda langsung mengambil tempat duduk disamping Nando seperti biasa. Kali ini tanpa Iky dan Dhika.

"Kenapa lama banget?" Tanya Nando.

Nanda memberikan cengirannya. "Tadi ketemu uler." Ucapnya.

Nando melotot. "Jangan ngada-ngada! Disekolah mana ada uler sih?! Lu gak ke sembur atau kepatok kan?!" Cerocos Nando.

LisJen? Mereka cekikikan melihat wajah Nando yang menurut mereka lucu.

"Aku lagi sarkas tau! Jangan di anggep serius dong." Nanda mengerucutkan bibirnya.

"Nasi ayam ku mana?" Tanyanya kemudian.

"Emang Lo bilang suruh pesenin?"

Nanda kali ini tukik kan alisnya. Menatap garang pada Nando yang asik memakan gado-gado nya. "Dasar gak peka! Masa begitu saja musti bilang! Harusnya tau aku mau apa! Kan kita udah barengan dari dalam perut! Dasar jahat! Chim jelek!"

Nanda pukul kan tanyanya ke pundak Nando keras. Sampai membuat kembarannya itu tersedak makanan nya. LisJen sudah tertawa sedari perdebatan mereka tadi. Tidak perduli dengan Nando yang mengoceh sebab kelakuan saudaranya.









-tbc-

Duh aku gk tau gimna chap ini. Aku ngetiknya aja udh awang2an huhu😭😭...
Jadi kalo semisal chap ini kacau aku mohon maaf ya😣

Oh iya, aku mo ingetin klo book ini itu slow up ya hehe...

Bye, keep smile healthy and HWAITING buat kalian 😆

Bye, keep smile healthy and HWAITING buat kalian 😆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Enemy? Seriously?Where stories live. Discover now