lee amore ; bar - bar

Mulai dari awal
                                    

Kok bisa jadi tukang bully????

"APAAN SIH LO JANGAN ASAL NUDUH YA!"

Tampak luar garang banget padahal dalam hati ketar - ketir karena takut rahasianya terbongkar didepan yang lain.

Jangan karena Rose ga beri tahu, Jennie bakalan diam aja. GA. GA BAKALAN BISA JENNIE DIAM DISAAT ADIKNYA JADI KORBAN BULLYING.

"Gue udah tau bangsat! Jangan harap gue bego ga tau kalo kampus segede ini ga punya cctv."

Anak - anak lain ada yang bergegas ke ruang cctv. Sekedar memvalidasi omongan Jennie.

Ada pula yang diam - diam merekam keributan sebagai konten.

Ga tau mau ngomong apa lagi, Saerom cuma bisa diam lalu menarik rambut Jennie sebagai balas dendam.

Cewe itu emosi banget disudutkan kayak gini.

"ADEK LO YANG KEGATELAN DEKET - DEKET COWO GUE!"

"COWO LO YANG GATEL DEKETIN ADEK GUE! MAKANYA PUNYA COWO TUH DIJAGA!"

"KURANG AJAR LO!" Saerom langsung ngedorong Jennie keras sampai cewe itu jatuh terlentang mengenai dinding.

Jangan ditanya sakitnya gimana karena udah pasti sakit banget. Punggung Jennie rasanya nyeri tapi dia ga bakalan nyerah kalo iblis ini belum dapat sanksi.

Keributan di depan kelas menarik atensi anak - anak yang tadinya bersiap untuk belajar.

Rose dan teman - temannya pun ikut penasaran karena sayup - sayup bisa ia dengar suara Jennie.

Benar aja, pas nyampe depan pintu Rose langsung berhadapan sama kakaknya yang berdiri susah payah lalu mencekik leher Saerom.

"Kak Jennie!" Rose panik.

"Lepas-in." Saerom mukul - mukul tangan Jennie. Cewe itu kehabisan napas karena dicekik. Gila, serem juga Jennie kalo marah.

"Kak Jennie udahh, nanti dia bisa mati gara - gara lo." Rose ikutan narik tangan Jennie sampai lepas.

Setelah mendapatkan kembali pasokan oksigen, Saerom jatuh terduduk.

"Kak Jennie ngapain sih kesini."

"Gue mau ngasi tau orang - orang sini kalo dia," Tunjuk cewe itu pada Saerom. "Udah melakukan aksi bullying ke Rose."

"Jangan asal ngomong lo!" Saerom masih aja membela diri.

"Oh lo perlu bukti? Okey gue sebar video cctv ke ig kampus."

"Jangan kak." Tahan Rose karena ga mau masalah ini makin runyam.

Disela perkelahian itu ada dosen datang menghampiri setelah mendapat laporan salah satu mahasiswa telah terjadi keributan di koridor bangunan A.

Ibu berkaca mata tebal itu bercekak pinggang melirik Saerom dan Jennie.

"Kalian ikut saya ke ruangan."

"Tapi saya ada kelas bu." Sela Saerom ga mau ngikut.

"Ikut ke ruangan saya. Tidak ada alasan." Tegas dosen. "Hanya kalian berdua, tidak ada orang lain."

Terpaksa, Rose melepaskan rangkulan di lengan Jennie. Merelakan kakaknya masuk catatan hitam kampus padahal bukan mahasiswa jurusan ini.

June, Mingyu, dan Bambam yang tadi ikut melihat hanya diam. Apalagi June yang diam tapi matanya ga berhenti buat ngekorin pergerakan Saerom.

Cewe itu, beringas banget. June ga heran karena emang dasarnya Saerom tuh keras kepala.

Semoga aja ga ada adegan jambak - jambakkan part 2 di ruang dosen. Bisa bahaya.






amore




Ketiga orang itu lagi duduk berhadapan. Setelah setengah jam mendengar detail masalah akhirnya sang dosen menimbang - nimbang apa yang harus dilakukan jurusan.

Saerom terbukti melakukan aksi bullying.

Tapi Jennie salah juga karena melakukan kekerasan di fakultas.

"Baiklah, saya memutuskan untuk mengskors Saerom selama satu minggu."

Pernyataan itu mendapatkan respon tak puas dari Jennie.

"Cuma itu bu? Dia ngelakuin pembullyan terhadap adik saya loh, dan terjadi beberapa kali. Adik saya bisa depresi gara - gara tindakannya, bu." Protes cewe itu.

"Iya, saya tahu. Tapi ini keputusan jurusan dan tidak dapat diganggu gugat."

Jennie mendengus kesal. Melirik Saerom yang sekarang tersenyum miring.

Di skors selama seminggu bukanlah apa - apa.

As you know, dia anak donatur. Ga mungkin dosen mau macam - macam karena bisa bangkrut jurusan kalo ga ada duit dari papa Saerom.

"Sekarang kalian bisa keluar dari ruangan saya."

Jennie lebih dulu keluar dengan kaki menghentak. Jurusan Rose terburuk dalam hal yang menyangkut mahasiswanya.

"Saerom, saya akan menghubungi ayah kamu tentang masalah ini. Dia harus tahu dan saya harap bisa membimbing kamu agar tidak melakukan tindakan ini lagi."

"Terserah, Papa juga ga bakalan peduli." Balas Saerom ringan. Pamit dia pun keluar dari ruangan.

Bersamaan dengan puluhan pasang mata menyambut dirinya saat jalan di koridor.

Risih karena di tatap sambil digosipin, Saerom tancap gas menuju mobil.

Masuk kedalam lalu mengecek hp karena banyak notifikasi masuk.

Pas di buka ternyata rentetan mention pada akun official kampus.

Mampuslah Saerom jadi trending topik pembicaraan mahasiswa se-univ.

Gila, bukan cuma di fakultas aja tapi ini sampai taraf universitas.

Dengan emosi cewe itu membaca komentar di postingan yang memajang wajahnya beserta kalimat 'anak donatur tukang bully'.

Banyak yang menyuruhnya keluar dari kampus, mencaci maki, bahkan menyuruhnya untuk mati.

"SIAL!" Saerom melempar hp pada jok di samping. Meremas rambut frustasi karena untuk pertama kalinya dia dapat sanksi sosial sebesar ini.

Ga nyangka bakalan secepat ini dia ketahuan.

Apa Saerom pindah kampus aja ya?

Ga, ga bisa. Dia ga mau pindah kampus karena bakalan ribet ngulang matkul dari awal. Apalagi kalo ptn harus ngikut tes lagi.

Disela ia yang meratapi nasib, tangan cewe itu ga sadar mengarah pada perut.

Beban yang tadi sebatas bayi ini sekarang bertambah.

First of all, dia harus musnahkan dulu bayi di perut. Selanjutnya baru dia akan mikirin masalah kuliah.

Baik, karena June ga mau ikut campur lagi berarti Saerom bebas ngelakuin apa aja terhadap nasib sang bayi.

Iblis akan selamanya iblis. Dan Saerom adalah iblis itu.
















Note••
Makasih loh yang udah setia ngikutin cerita ini ☹️❤️❤️❤️

Makasih juga doa dari kalian, kadang aku mikir kok bisa sih readers disini baik - baik banget 😣❤️

Pokoknya aku cuma bisa bilang makasih udah nungguin bahkan ngecek wp cuma mastiin cerita ini up atau engga,

I loph u guys tapi dikit aja banyaknya ke lucas ☺️✊✨

Ga deng candah, loph u polll

Abis ini adegan di club 😳 hayoloh kapal mana ni






amore

lee amore •• nct x blackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang