"Kenapa bawa gue kesini?! Mau culik ya?! Nanda makannya banyak Axel pasti rugi culik Nanda!"

Axel diam.

Nanda juga diam.

"Kenapa dia_"

"Kenapa masih kecil udah ngoleksi selir?! Gak boleh tau! Terus tadi kenapa mau di cubit-cubit begitu, dipeluk-peluk begitu. Terus di cium gitu?! Masih kecil gak boleh gitu!!" Axel sudah mulai bawel.

Nanda memiringkan kepalanya. Bingung dengan ucapan Axel.

"Apaan sih? Selir gimana? Jangan ngada-ngada ya!!"

"Itu tadi yang di kantin. Ngapain itu tadi coba?!" Axel ngegas lagi.

"Ya memangnya kenapa?! Tadi kan temen-temen baru ku?! Memangnya tidak boleh?!"

"Ya gak boleh lah. Masa temen gitu!!"

"Wajar temen Nanda gemes! Kan Nanda gemesin! Yang gak boleh tuh Axel bawa-bawa Nanda kabur dari sekolah begini, kalo mau bolos tuh jangan ajak-ajak. Nanda gak mau kena masalah tau_hmmptt!"

Ucapan panjang Nanda terpotong waktu Axel membekap mulutnya lalu memeluk dan menjatuhkan tubuhnya kekasur. Membuat Nanda yang di dekapnya ikut terjatuh pula.

Nanda berontak. Mulutnya dibuka untuk menggigit telapak tangan Axel. Lalu memukuli pemuda di sampingnya itu.

Axel tidak tinggal diam. Kaki dan tangannya bergerak untuk mengunci pergerakan Nanda.

"Lepassss....!!!!"

"Diem atau gak gue cium!"

Setelahnya Nanda terdiam kaku. Takut dicium Axel.

"Axel, lepas ih! Nanda mau pulang!"

"Gak boleh! Temenin gue di rumah!"

"Protes gue cium!" Begitu katanya waktu Nanda mau protes lagi.

Alhasil Nanda hanya bisa menurut. Sebal sekali sebenarnya dengan Axel ini. Sudah membuatnya malu, diajak bolos, dipaksa lalu diancam. Benar-benar minta di laporkan ke polisi!

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Raya pulang kerumah dengan sebal. Sudah tadi di sekolah di tanyai macam-macam sebab adiknya. Lalu harus pulang naik bis karena Indra dan Laks tiba-tiba harus rapat OSIS. Dan setiba di rumah dia menemukan motor adiknya yang terparkir sembarangan belum lagi pintu rumah yang tidak dikunci. Benar-benar mengundang maling itu namanya.

Raya menaiki tangga dengan kaki terhentak. Membuka pintu kamar Axel yang setengah tertutup. Hendak memarahi Axel sebab masalah yang diperbuatnya hari ini. Iya awalnya mau begitu, tapi tidak jadi sewaktu matanya menangkap sosok 2 makhluk  di atas kasur. Mereka tertidur.

Melongo waktu tau siapa pemuda yang dijadikan guling oleh adiknya ini. Lalu dengan menggeleng dramatis Raya mengambil ponselnya. Memotret dari berbagai sudut yang sekiranya bagus. Lalu tertawa-tawa senang waktu melihat hasilnya.

Mereka lucu sekali. Muka mereka tampak sama dengan beberapa tahun lalu. Terlihat manis dan polos. Setelah puas melihat mereka dan mengambil gambar Raya memutuskan keluar. Menutup pintu dengan perlahan. Membiarkan 2 anak yang katanya musuh bebuyutan itu tidur dengan nyenyak.

"Ahh... Sepertinya aku akan mengumpulkan mereka!" Ucapnya riang.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Hari sudah sore sewaktu Nanda terbangun dari tidurnya. Mencoba merenggangkan badannya yang serasa kaku dan berat. Dahi dan alisnya mengernyit heran ketika tubuhnya tidak bisa di gerakkan seperti di ikat kuat.

Enemy? Seriously?Where stories live. Discover now