SR.4

1.1K 196 86
                                    




































"Udah bantuin, dia?" Ini Seulgi yang nepuk bahu Wendy, si oknum di barisan kursi depan yang noleh kaget. Seulgi decak lidah males, tipekal respons orang nggak fokus emang gitu, suka kaget. "Lo mikirin Joy?"

Diluar dugaan Seulgi, Wendy jawabnya anggukan kepala.

Nahkan, Joy mulai merasuki otak nih anak.

"Dikata Bibi gue kabag di ruang administrasi, tetap aja gue nol. Mana bisa bantuin dia masukin berkas si Rose langsung kek gitu, kena marah ntar gue, Gi." Wendy pindah tempat, sampingan kursi Seulgi, lumayan kosong. Sempat narik atensi Lisa di paling kanan depan, Moonbyul kanan belakang dan ada Jennie di posisi tengah bagian kanan. Seulgi, Wendy di tempatkan di kiri paling belakang.

Lagi ada kuis dadakan hehe. Untungnya dosen lagi keluar, ada urusan mendadak, 5 menit aja dia balik, katanya.

Kalo komuk Lisa sih kentara mau minta jawaban, dia kaya harta, melarat di iq aja. Moonbyul melirik Wendy sinis, masih perkara sama. Jennie mode cuek, lirik doang, bagi dia selama Seulgi yang koordinir aman pasti.

"Emang Rose sakit apa sampe tiga hari nggak sembuh? Tanggal 27 masih besok terus lusa lagi, kan."  Seulgi cuekin lengkungan bibirnya Lisa, milih noleh ke Wendy.

"Kalo kata Lisa katanya demam, sama magh."

Seulgi lirik Lisa lagi. Cewek tomboi berponi itu ngerling mata, niatnya goda Seulgi, berharap Seulgi ngasih jawaban.

"Kenapa, Lisa? Sejak kapan dia tau hal mengenai geng berisik?" Nada bicara Seulgi mulai tajam.

Wendy ngeringis kering, senyum salah tingkah ketika Seulgi noleh pake kening ngernyit tanya ke dia. "Gue lupa bilang sama lo, kalo Rose targetnya si Lisa."

"Kenapa harus, Rose?" Seulgi lempar nada jengah. Paling malas bahas misi ini sebenarnya dia. Tapi kalo nggak di monitoring, suka cari masalah.

"Rose katanya cantik."

Syukurnya mereka ngomong rada berbisik. Kelas nggak hening-hening amat, agak ricuh sama mondar-mandir mahasiswa minta jawaban. Kelakuan kalo nggak ada dosen selalu gitu. Fakta.

"Mulut aja yang lancar hina-dina, taunya dalem hati muji, cih poni dasar!" Lisa mau berdiri pas Seulgi noleh ke dia, "Duduk lo!" Seulgi agak teriak, tajam juga. Nggak jadi berdiri si Lisa, terus lengkungin bibirnya. Ya tapi Seulgi aja yang nggak tegaan, jadi semarah apapun dia, tetap jawaban, dia foto trus via wa ke Lisa.

Itu menjadi alasan kenapa Lisa, Moonbyul, Jennie, dan Wendy nggak bisa marah lebih ke Seulgi, anaknya hampir segalanya bisa, jadi kalo ada perlu, segala minta tolong. Seulgi galak, tapi hatinya baik, ip Lisa baik-baik aja sampe sekarang gegara bantuan tanya jawab ke Seulgi.

"Lo sama Lisa bisa kongsi ide buat deketin mereka berdua. Secara ada kaitannya kan. Gue rasa Bibi lo nggak keberatan bantuin orang yang lagi sakit."




























































...





























"Masih ada kelas hukum ekonomi kan ya?" Seperti biasa, mereka lagi di kantin. Cuma nggak seasik dulu. Gara-gara misi dari Lisa, nggak ada yang memulai bacotan gibah. Ya gimana, biasanya yang jadi topik obrolan hangat kan si geng berisik. Sekarang beda cerita kalo dua temen mereka malah sedang gebet.

Semester RasaМесто, где живут истории. Откройте их для себя