01

216 27 0
                                    

25 Juli 2020

Tepat dimana aku, ibu serta ayah  sedang membicarakan masalah yang serius. Ini tidak hanya mengancam masa depan ku, tapi juga masa depan keluarga ku.

"bapak tau.. Kamu sangat menginginkan gelar sarjana, tapi bapak mau minta maaf buat memupuskan cita-cita mu.. " bapak






"Nduk.. Ibu tau kamu anak yang cerdas, tapi ibu juga minta maaf ibu ngak bisa membantu buat cita-cita kamu.. Maafkan ibu yang cuman ibu rumah tangga ini hiks.." ibu




aku mendengarkannya, namun aku tidak berani menatap mereka berdua yang berada di samping ku..  Aku hanya berani menatap lantai ruang tamu saja..


"pak.. Bu..  Ini hiks bu bukan salah ibu maupun bapak hiks ak-aku cukup sadar diri kok bu, pak.. Yang penting sekarang.. Uang gaji terakhir bapak bisa buat kehidupan keluarga kita kedepannya hiks hiks" lirih ku sambil sesegukan, dari pertama aku berbicar pun aku tidak sanggup rasanya untuk bersuara.



Keluarga ku, khususnya bapak ku.. Ia merupakan salah satu dari ribuan pekerja yang terpaksa diPHK karena musibah wabah Covid -19.. Bapak ku baru saja terkena PHK, karena perusahaan bapak berkerja tidak sanggup untuk menggaji karyawannya lagi yang memiliki personil lebih 20 orang.


Bapak ku termasuk dalam jabatan yang bisa dibilang gajinya cukup untuk keseharian kami bahkan,  untuk membiayai sekolah ku selama  ini.

****

"nduk.. Ibu kehabisan minyak, tolong belikan ibu di warung depan gang ya.." ibu

"iya bu.. " Aku

"bu.. Aku boleh beli jajan? " lanjut ku

"boleh nduk.. " ibu

Aku keluar dari rumah dengan baju kaos serta celana training milik SMA ku dahulu.

Diperjalanan, terlihat seperti biasa dari rumah dan melewati beberapa rumah yang terlewati. Sudah sampai lah aku di warungnya yang bertepatan di pinggir jalan raya besar.

Aku memilih minyak dan aku membeli minuman susu Indo*ilk yang murah serta lezat rasanya

Aku menuju ke kasir ternyata jam segini sedang ada banyak pelanggan dan mengharuskan aku mengantri 3 orang di depan ku

"tau gini aku bawa hp tadi" batin ku

Untuk menghilangkan bosan, akhirnya aku melihat-lihat isi toko dan dipingir jalan raya yang rame..



Tepat saat aku melihat terdapat restoran Ayam geprek di sebrang gang.. Aku melihat sesosok laki-laki yang memakan makanan bekas dari pembeli sebelumnya.. 

Ia berdiri di meja yang tersedia 2 kursi sambil mengunyah makanan sisa itu..

"kok orangnya gk diusir ya sama pemiliknya" batin ku

Tapi..  Saat karyawanya memberihkan meja tersebut.  Tampak bahwa sosok lelaki itu dapat dilewati oleh karyawannya.. Sontak aku sedikit terkejut namun masih menatap ke arah sana.. 

Laki-laki itu terlihat cemberut dan berjalan menuju jalan raya, aku masih memperhatikannya.. Saat itu juga laki-laki itu menatap ku yang sedang memperhatikannya..  Aku yang sadar akan hal itu, langsung menghadap kedepan kasir

"untung sudah giliran ku. " batinku

Setelah membayar, aku bergegas pulang aku masih sedikit kaget, namun karena aku penasaran, aku melihat ke sebrang jalan raya tepat dimana sosok laki-laki itu berdiri tadinya.

Tidak ada.. Aku sudah tidak melihatnya dan itu membuat ku sedikit lega

"kok bisa sih aku liat begituan, untung sosoknya tidak menakutkan dan untung saja sekarang sudah tidak terlihat.."

Support System [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang