10 - TIME TURNER PLAYLIST TRACK #6

Mulai dari awal
                                    

Lasha kemudian angkat bicara lagi, "Menurutku sih kekhawatiran mereka masih wajar."

"Kamu masih boleh jalan sama aku?"

Lasha menatap kedua bola mata Dinan. Ayo, Las, ini saat yang tepat untuk menyelesaikan. Toh kamu juga nggak mau lama-lama kan? Batin Lasha. Tapi melihat kedua alis Dinan yang turun dan sarat tatapannya yang penuh harap, Lasha menjawab, "Hmm... nggak ada yang ngelarang sih. Setidaknya kedua orang tuaku nggak ada yang dengan keras melarang. Jadi..." Lasha mengangkat kedua bahunya. Menyerahkan keputusan itu pada Dinan.

Sebuah senyum tipis mengembang di wajah Dinan. Ia langsung membalas, "Aku juga masih pengen jalan sama kamu."

Lasha nggak tahu harus merasa tersanjung atau gimana, karena ada orang yang nyaman bersamanya. Tapi satu sisi Lasha merasa sedikit berdosa karena punya niat untuk segera menyelesaikan hubungannya dengan Dinan. Maka Lasha hanya membalasnya dengan senyum tipis.

****

Pulang dari pergi dengan Dinan, Lasha langsung masuk ke kamar dan memikirkan obrolannya dengan Dinan tadi sore. Apakah ini saatnya untuk menyelesaikan hubungannya dengan Dinan? Sebelum semuanya jadi semakin dalam? Bilang aja gitu kalau orang tua Lasha melarang. Atau apakah Lasha harus melakukan sesuatu yang tidak baik sehingga Dinan malas dengannya dan mengajaknya putus?

Jujur aja, Lasha sih senang berteman dengan Dinan. Sebagai anak SMA obrolan mereka nyambung. Tapi, jangan sampai baik Dinan ataupun Lasha jatuh terlalu dalam.

Paperina duduk di tepi kasur. Mata besarnya mengamati Lasha dengan saksama. Membuat Lasha tiba-tiba merasa tak nyaman dilihatin seperti itu. Menyeramkan! Dan dia adalah siluman! Makhluk jadi-jadian!

"Ngapain kamu liatin aku kayak gitu?" tanya Lasha yang langsung memundurkan badannya dari Paperina.

"Kamu lagi... bingung? Soal... Dinan?"

Kok dia tahu?

"Hmm... semacam itu."

"Makanya jangan main api kalau nggak tahu cara memadamkannya," sindirnya kemudian. Sekarang dia bangkit menuju meja belajar Lasha dan mengambil gunting kuku. Lalu tiba-tiba dia menggunting kuku tangannya. Aneh banget! Kucing mana yang punya inisiatif gunting kuku tangannya?!

Lasha beranjak dari tempat tidur dan mengambil ipod nano di dalam laci meja untuk melihat lagu apa yang sedang bermain. Lalu berkata pada Paperina, "Aku masih nggak ngerti apa hubungan setiap lagu ini dengan momen yang dimaksud. Aku nggak ngerti momen yang aku jalani ini soal apa? Keputusan apa?"

Paperina meminta ipod itu dan melihat-lihat isinya. "Kamu hapal lagu yang sudah lewat?"

Lasha mengerutkan keningnya. "Kurang lebih udah enam lagu," ujarnya. Lasha langsung mendapat ide untuk mencatat. Ia kemudian mencari diarinya di laci untuk mencatat. Ia mengingat-ingat lagu pertama. Lagu pertama... mulai darimana hitungannya? "Lagu pertama dihitung darimana, Paperina?"

"Dari pertama kali kamu terbangun di dunia yang ini."

Waktu itu bagaimana ya Lasha bisa terbangun? Yang dia ingat dia hendak menyeberang sambil mendengarkan lagu di ipod, lalu... kecelakaan itu terjadi. Kemudian ia terbangun dengan keadaan aneh seperti ini. Lagu apa ya yang didengarkan waktu itu?

Ah! Lasha ingat bagaimana ia terbangun dengan kepala pening! Ia kemudian langsung menulis di diari.

Track 1: pertama terbangun ke alternate universe, memilih sekolah. Memilih SMA yang berbeda.

Track 2: pertama berkenalan dengan Dinan. Mungkin soal teman dekat pertama?

"Yang ketiga aku ingat aku bangun dengan kepala pusing karena time jump. Tapi karena apa ya, Paperina?"

"Pertama kali kamu tanya soal time jump. Sepertinya kita lompat ke akhir kelas sepuluh, melewati tahun baru di tahun itu," jawab Paperina yang wajahnya nampak seperti berusaha mengingat-ingat juga.

Ya, Lasha ingat! Saat dia harus memilih jurusan! Tapi dia lupa apa lagunya. Dia kemudian melihat daftar lagu di playlist aneh itu. Lasha ingat waktu akhir kelas sepuluh dia sempat melihat Raeshangga dari jauh. Ia kemudian ingat masa-masa dekat dengan Raeshangga dulu. Lasha kemudian menambahkan di bawah nomor dua.

Track 3: Didekati Dinan pertama kali

Lasha dan Paperina terus berusaha mengingat-ingat setiap momen, hingga akhirnya daftar kejadiannya kurang lebih seperti ini:

Track 1: pertama terbangun ke alternate universe, memilih sekolah. Memilih SMA yang berbeda.

Track 2: pertama berkenalan dengan Dinan. Mungkin soal teman dekat pertama?

Track 3: Didekati Dinan pertama kali

Track 4: Ditembak Dinan dan menerima

Track 5: First date sama Dinan dan pertama kali mengenalkan Dinan ke keluarga

Track 6: Dinan nggak diterima di keluarga (???)

Lasha menatap daftar yang baru dibuatnya. Di bagian terakhir Lasha menambahkan tanda tanya karena ia tidak tahu apakah momen penting yang dimaksud adalah ini, karena fase ini belum selesai.

"Paperina, kamu tahu setiap lagu di playlist ini merepresentasikan apa?"

"Bisa kenangan, bisa juga tujuan... mungkin kamu punya kenangan dari lagu ini?"

Ya, contohnya lagu nomor tiga. Lasha ingat itu lagu yang liriknya pernah ditulis Raeshangga untuk menyatakan perasaannya pada Lasha. Momennya hampir sama dengan Dinan menembak Lasha waktu itu.

Tujuan? Bisa jadi, karena lagu pertama mengarahkan Lasha untuk keluar dari zona nyamannya.

"Kalau tujuannya menyindir bisa?" tanya Lasha ke Paperina dengan sarkastik.

Paperina tertawa kecil mendengar pertanyaan itu. "Mungkin juga. Kamu dengar, lagu untuk fase yang ini tentang manisnya sebuah hubungan sementara kamu dan Dinan sedang ada masalah. Atau mungkin... itu yang diharapkan Dinan pada kamu, tapi kamu nggak bisa melakukan itu ke dia?" Paperina kemudian mengangkat kedua bahunya seolah tidak tahu menahu. Semua hanya asumsinya saja.

Tunggu! Dari semua daftar kenapa isinya Dinan? Oh, tidak! Jangan-jangan Lasha hanya mengulang kesalahan yang sama tapi dengan orang yang berbeda?

Paperina kemudian berujar lagi, "Bisa jadi lagunya nggak nyambung dengan momen yang sekarang kamu alami, bisa jadi lagu tersebut jadi momen penting di kehidupanmu yang sebelumnya."

Lasha terdiam sejenak. Pikirannya jadi semrawut karena terlalu banyak kemungkinan. Tapi satu hal yang ia harus lakukan dalam waktu dekat adalah menyelesaikan semua ini dengan Dinan. Jangan sampai ia terjebak dalam siklus yang sama!

"Aku harus menyelesaikan ini dengan Dinan," ujarnya pada Paperina.

Paperina mengerutkan dahi dan menjawab pelan, "O... kee..."

"Kalau aku bilang orang tuaku melarang aku pacaran sama dia?"

Paperina nggak membalas pertanyaan Lasha dan malah melempar pertanyaan lain, "Kamu sendiri ada perasaan nggak sama dia?"

Lasha langsung terdiam. Apakah dia ada perasaan lebih dari sekedar nyaman? Dulu waktu dengan Raeshangga, yang namanya perasaan itu lebih kompleks untuk dijelaskan dengan kata-kata. Dengan Dinan, Lasha hanya tahu ia senang dan nyaman.

"Biasa aja," jawab Lasha datar.

Paperina menatap Lasha dengan iba. "Kalau perasaan dia ke kamu?"

Aduh... Paperina jadi bikin Lasha ragu! Rasanya Lasha kayak jadi orang jahat di sini! Ataukah memang ia yang jahat?

"Aku nggak tahu," jawab Lasha kemudian. Ia kemudian menambahkan catatan di diarinya:

Track 6: Dinan nggak diterima di keluarga (???). Harus lanjut atau nggak sama Dinan?

*****

The Strange Playlist (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang