10 - TIME TURNER PLAYLIST TRACK #6

4.9K 620 23
                                    

Now playing: 1,2,3,4 – Plain White T's

Saat bulan puasa datang, bulan itu jadi masa-masa panas bagi hubungan Lasha dan Dinan. Berawal dari saat Dinan bertamu sore-sore ke rumah Lasha. Ketika menjelang buka puasa, ibu Lasha mulai bertanya, "Dinan puasa?"

Dengan polos Dinan menggeleng pelan sambil tersenyum sungkan. "Nggak, Tante..."

Saat itulah serumah langsung tahu kalau Dinan berbeda keyakinan dengan Lasha dan keluarga. Salah Lasha juga sih waktu itu, ngapain membiarkan Dinan datang sore-sore ke rumah! Harusnya Lasha bilang aja kalau dia mau buka puasa di luar!

Sudah siap-siap 'disidang' oleh ibunya, namun ibunya justru hanya berkomentar, "Pokoknya Dinan nggak ibu masukin ke daftar calon mantu!" Ngasal abis. Lasha tahu kok, ibunya ngomong setengah bercanda, setengah menyindir. Karena kalau serius, ibu nggak akan begitu ngomongnya. Dalam hati Lasha menjawab, siapa juga yang mau nikah sama dia! Tapi mungkin ibunya ngomong seperti itu karena saat itu Lasha masih SMA, jadi Ibu mikirnya ini bukan pacaran serius.

Ibunya juga bilang, "Awas ya, Lasha, kalo kamu kepergok cium-ciuman atau berduaan aja sama Dinan di rumah, Ibu langsung masukin pesantren kamu! Mau kamu masuk pesantren?!" Lasha pengin jawab, ih siapa juga yang mau 'ngapa-ngapain' sama Dinan!

Kalau Lasha sudah niat pergi ke luar, ibu akan menyindir, "Hari ini buka puasa bareng Dinan? Eh, maksudnya buka puasa ditemenin Dinan," Santai sih ngomongnya, tapi dalem! Bikin Lasha jadi sebal sendiri. Ya walaupun dia juga nggak niat lama-lama sama Dinan sih, tapi sebal aja kalau Ibu udah nyindir-nyindir begitu! Lasha tahu, secara nggak langsung ibunya mencoba memperingatkan Lasha, tapi Lasha nggak suka aja caranya!

Ibu nggak judes sih sama Dinan, tapi nggak terlalu welcome juga. Yang biasanya suka nanya-nanya kalau Dinan main ke rumah, jadi nggak acuh dengan keberadaan Dinan di rumah. Ayahnya sih biasa aja, ramah seperti biasanya. Ayah selalu percaya pada Lasha, percaya bahwa anaknya paham batasnya sampai mana.

Lasha tahu, ini bukan soal siapa yang keyakinannya lebih baik. Tapi bagaimanapun orang tua pasti ada kekhawatiran tersendiri. Takut anaknya memilih "menyeberang" dari mereka hanya demi sebuah cinta yang semu.

Sampai suatu saat Dinan bertanya pada Lasha, "Las, keluarga kamu sebenarnya gimana sih sama aku?"

Lasha langsung merasa agak kikuk menanggapi pertanyaan Dinan. Masa harus jujur banget sih? Kan nggak enak juga. Akhirnya Lasha mencoba menjawabnya, "Hmm... biasa aja sih, Nan."

"Biasa aja tuh jawaban apa sih, Las?"

Glek. Lasha cuma bisa menelan ludah.

"Yaa... biasa ajaaa... baik-baik aja ke kamu. Orang tuaku emang gitu, agak cuek." Batin Lasha langsung menjerit, bohong kamu, Las! Dulu sama Rae nggak gitu kan? Dulu semua welcome sama Rae! Bahkan Abi dan Biyas yang tadinya cuek, bisa main playstation bareng!

"Dulu ibu kamu suka ngajak aku ngobrol. Sejak bulan puasa jadi jarang... apa karena... dia udah tau ya?" Dinan langsung mengarah tepat ke sasaran.

Lasha menarik napas panjang untuk menjawab. Jawab jujur atau nggak? Atau gimana? Jujur aja kali ya? Toh, apa adanya gitu kan? Tapi kalau Dinan tersinggung gimana? Ya emang Lasha nggak niat pacaran lama juga sama Dinan, cuma kan jangan sampai bikin orang sakit hati juga.

"Umm... ya... ibuku baru tau pas bulan puasa ini. Mungkin dia jadi agak gimana gitu," jawab Lasha ragu-ragu.

Gantian kini Dinan yang menarik napas panjang. Mungkin dia sendiri sadar posisinya. Dia sendiri belum pernah mengenalkan Lasha ke keluarganya, mungkin kalau keluarganya tahu, responnya akan sama dengan keluarga Lasha.

The Strange Playlist (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang