BAB 1

90.7K 1.9K 72
                                    

Dentuman musik begitu terdengar jelas di telinga seorang pria yang sekarang sedang mengedarkan pandangannya, di sebuah klub ternama Jakarta, Axelion Calandra Chevalier. Pria yang sangat di kenal oleh publik, Axel mempunyai paras yang sangat tampan dan memikat, ia sekarang sedang menyipitkan matanya akibat sorot lampu diskotik, Axel termasuk artis muda dan juga pengusaha muda terkenal.

Seharusnya setelah menyelesaikan sebuah syuting ia beristirahat, tetapi tidak untuk hari ini karena dirinya harus menjemput gadis yang belum berada di Apartemen padahal hari sudah terbilang larut.

Axel kembali berjalan menelusuri sebuah kelab yang terbilang luas namun terasa sempit karena banyaknya penghuni. Beberapa kali Axel mengembuskan napasnya karena banyak sekali orang yang mabuk dan berjalan sempoyongan.

"Lepas, gue mau pulang bajingan!"

"Lepas!"

"Dasar bajingan, sialan!" Sumpah serapah keluar dari bibir gadis cantik yang ingin keluar dari kerumunan, gadis yang sekarang memberontak karena laki-laki hidung belang yang sedari tadi memegangnya.

"Gak usah pegang-pegang gue ya!" Ungkap Leyna dan menghindari pria yang sedari tadi mengikutinya.

Bruk!

Suara seseorang yang terjatuh di belakangnya membuat seorang gadis itu menoleh, Leyna Natalie Walter. Putri semata wayang dari pengusaha sukses sampai di detik ini. Leyna tidak mabuk, dirinya masih sadar dan bisa melihat bahwa ada seorang pria yang ia kenal tengah bersedekap menghadapnya.

"Siapa yang nyuruh dugem?" tanya Axel, tentu ucapan Axel itu tidak terlalu jelas karena musik diskotik yang terlalu berisik.

"Axel, aduhhhh narik lo kekencengan bisa lecet tangan gue!" protes Leyna saat Axel menarik tangannya.

"Ngapain dugem, lo tau gak ini jam berapa?" Jawab Axel sembari berdecak kesal.

"Kan gue dah chat lo. Gue juga gak mabuk kok, masih waras."

"Lo tuh dah stres dari dulu," jawab Axel yang masih kesal dengan Leyna. Padahal Axel sudah melarang gadis itu untuk pergi, tetapi Leyna tidak membaca pesan yang ia kirimkan.

"Ada air putih gak? Tenggorokan gue pahit banget," ungkap Leyna tidak memperdulikan Axel.

"Biarin, biar copot sekalian tenggorakan lo." Jawab Axel masih tidak dihiraukan oleh Leyna.
Axel memilih untuk mengajak Leyna keluar dari diskotik tersebut. Tidak heran jika Leyna memiliuh tempat hiburan sebagai penenang.

"Anjing, ini tangan gue bisa lecet loh." Ucap Leyna dan berusaha melepaskan genggaman Axel.

Axel membukakan pintu mobil dan menyuruh Leyna untuk cepat masuk karena hari sudah semakin pagi.
Axel hanya melirik Leyna, jika bukan karena orang tua Leyna, mungkin ia akan membiarkan gadis itu. Namun Axel sudah diberi tanggung jawab oleh Reviano untuk menjaga putrinya.

Semenjak lulus dari SMA keduanya memilih untuk menetap bersama, apalagi saat itu kedua orang tua mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya membuat keduanya memilih hidup sendiri.
Setelah itu Axel masuk kedunia hiburan, meski Sean tidak mengizinkannya. Sebagai kompromi, Axel juga harus menjalankan perusahaan keluarga.

"Ley, bangun udah sampe." Ucap Axel dan meggoyangkan tubuh Leyna.

Selama perjalanan Leyna memilih untuk tidur dan Axel mendengarkan musik.

"Gendoongggg!" pinta Leyna dengan mata terpejam.

"Gak bisa, capek gue. Cepetan atau mau gue tinggalin?"

"Tega?" Leyna akhirnya membuka mata. Gadis itu menatap Axel dengam tajam sebelum membuka pintu mobil dan kembali menutupnya dengan kasar.

Axel hanya menghela napas, padahal jalanan tidak terlalu ramai karena sudah hampir pagi tetapi rasa lelah di tubuh membuat dirinya hanya ingin berbaring dan tidur.

"Besok-besok dugem lagi aja ya, Ley."

"Diizinin nih?" Tantang Leyna dengan nada yang mengejek.

"Iya, habis tuh gak usah pulang ikut gue."

"Halah itu mah biar lo bisa cuddle sama cewek lo kan, biar bebas gak ada gue," protes Leyna yang membuat Axel berdecak kesal.

Sebenarnya Leyna juga mempunyai pekerjaan yaitu memimpin perusahaan Reviano, tetapi karena gadis itu baru saja lulus kuliah membuat Reviano belum bisa memercayai Leyna sepenuhnya. Alhasil Reviano menyuruh Leyna untuk bekerja pada Axel. Menjadi sekretaris Axel untuk sementara waktu.

"Besok habis ngantor ada pertemuan keluarga." Ucap Axel dengan tiba-tiba saat keduanya sudah masuk ke apartemen.

"Serius? Kok Mama gak bilang sih sama gue."

"Males kali ngomong sama lo."

"Bisa gak sih lo gak ngeselin sehari aja? Sampe bosen gue dari kecil sama lo mulu," ungkap Leyna.

"Ya udah sana! Noh ada pintu kalau mau pergi." kata Axel dan berjalan ke arah kamarnya. Sebelum masuk kedalam Axel menyempatkan berbalik dan menjulurkan lidah ke arah Leyna yang kesal.

Setiap hari keduanya seperti itu, bahkan kekasih Axel selalu cemburu dengan Leyna yang jelas sahabat Axel sedari kecil.

Berbeda dengan Axel yang mempunyai seorang kekasih, Leyna memilih tidak terlibat dalam hubungan dengan siapa pun. Sebab menurutnya semua itu hanya membuang waktu.

***

Hallo semuaaa!

Udah lama ya gak nyapa kaliann, hehehe gimana sehat kan?

Ini bukan cerita baru ya, tapi ini cerita lama atau sequel dari cerita Arabella-Reviano yang sudah di revisi dengan versi baruuu.

Mau baca lebihnya? Kaliann bisa mampir ke Cabaca ya, aplikasi yang sama dengan cerita Arabella-Reviano.

Makasih semuanyaa❤

The Bastard's BetrayalWhere stories live. Discover now