XXV

58.9K 8.6K 7.4K
                                    

NAPAS Taeyong tersendat, ia berlutut di dekat kasur seraya meremas kuat dadanya yang terasa begitu sesak, air mata tidak berhenti mengalir di pipi, Taeyong mengerang dan memukul pelan dadanya, berusaha untuk menghilangkan rasa sesak yang sialnya tidak bisa menghilang.

Bukankah sudah Taeyong katakan bahwa ia mencintai Jaehyun? Lelaki tampan itu adalah rumah dan dunianya, jika Jaehyun pergi meninggalkannya seperti ini, apa yang harus Taeyong lakukan? Tidak ada yang tersisa.

Taeyong tidak menginginkan Alpha lain, ia mencintai Jaehyun lebih dari ia mencintai dirinya sendiri. Kenapa takdir harus mengikat Jaehyun dan Baekhyun?

Tangis Taeyong kembali pecah, ia bahkan kesulitan untuk bernapas. Sudah satu jam Jaehyun pergi meninggalkannya, bahkan lelaki bermarga Jung itu enggan menatapnya. Seolah Taeyong adalah seonggok daging yang tidak penting, seolah Jaehyun tidak mengenal Taeyong.

Rasa sakit terus menghantam dada, Taeyong menundukkan kepala dan satu pilihan melintas di kepalanya. Ia tidak bisa hidup tanpa Jaehyun, tidak akan bisa. Taeyong tidak mau berdiam diri di bungker dan melihat Jaehyun bersama Omega lain, itu hanya akan membuatnya sakitㅡhancur secara perlahan.

"Aku akan menghancurkan semua Alpha yang berani menyentuhmu, bukankah sudah kukatakan bahwa kau adalah milikku?"

Senyum nanar terpatri di bibir Taeyong, air matanya mengalir semakin deras, perlahan matanya tertutup. Ia ingin membayangkan bahwa Jung Jaehyun masih miliknya, milik seorang Lee Taeyong.

"Aku berjanji untuk tidak meninggalkanmu dan terus berada di sisimu. Bukankah sudah kukatakan bahwa kau adalah Omegaku? Aku tidak akan membiarkan takdir memisahkan kita, Taeyong."

"Bohong.." bisik Taeyong lirih, ia terisak hingga napasnya tidak beraturan.

Semua yang di katakan oleh Jaehyun hanya kebohongan semata, lelaki bermarga Jung itu meninggalkannya, tidak memberikan kesempatan untuk Taeyong.

"Aku milikmu dan kau adalah milikku, apakah itu cukup?"

S

ayangnya itu tidak cukup, Taeyong menyadari bahwa ikatannya dan Jaehyun tidak sekuat itu. Ah, bahkan mereka tidak terikat sama sekali. Taeyong hanya mengklaim Jaehyun sebagai miliknya, menduga bahwa Jaehyun sama seperti Alpha lain yang tidak memiliki pasangan hidup atau takdir.

Mengusap air mata di pipi, Taeyong menarik secarik kertas dan mengenggam bolpoin. Bibirnya terbuka, mencoba bernapas melalui mulut karena hidungnya tidak berfungsi dengan baik. Mata Taeyong memerah, ia mengulum bibir sebelum menuliskan sesuatu di atas kertas kosong.


Jaehyun.. Aku tidak tahu apakah kau akan membaca ini atau tidak, aku bahkan tidak tahu apakah kau akan kembali ke kamar ini atau tidak.

Mungkin sekarang kau sudah melupakanku, karena aku bukan pasangan hidupmu, tidak ada ikatan di antara kita. Namun aku berharap bila kau akan membacanya, jika kau membaca ini, artinya aku sudah tidak berada di sini.

Jaehyun.. Aku tidak bisa hidup tanpamu, dadaku terasa begitu sesak hingga rasanya aku akan lebih memilih untuk mati daripada harus menyaksikanmu terikat bersama Omega lain. Itu sangat menyakitkan, begitu menyakitkan dan aku tidak tahan.

Aku ingin mengatakan bahwa kau adalah milikku. Aku pernah bilang bila aku akan menghancurkan semua Omega yang berusaha merebutmu, namun nyatanya aku tidak bisa melakukan apapun ketika melihatmu terpakuㅡmenatap Baekhyun Hyung dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

A L P H A《Jaeyong》✔Where stories live. Discover now