Hai hai apakah masih ada yang menunggu book ini? (/ω\)
Ini aku bikin ngebut banget disaat lagi zoom wkwkw (adegan berbahaya, jangan ditiru di rumah)
Kangen banget nulis perbedaan sifat Ren dan Renjun uhuhuhu ( TДT) Pastinya juga komentar dari kaliaann ueueueue
Jadi, happy reading ya♡
Sorry for the typo(s)
(Reminder : untuk mengapresiasi tulisan saya, berilah komentar untuk menjadi bahan bakar semangat pocinie!) (╯▽╰)
•••••
“Jadi, apa kau juga butuh tidur seperti kami? Juga makan? Hey Ren, aku memiliki banyak sekali pemikiran yang ingin aku tanyakan kepadamu.”
“Kau sudah bertanya berkali-kali.”
“Tapi kau tak menjawab satupun dari pertanyaanku.”
“Aku tak menerima pertanyaan tak berbobot.”
Jaemin mengalihkan pandangannya pada bagian belakang kepala Ren yang dipenuhi dengan surai hitam legamnya. Pada waktu itu, angin dingin berhembus sepoi-sepoi. Dedaunan yang melekat pada ranting pepohonan hutan itu melambai, berusaha menghalau cahaya Solus sampai kepada keduanya. Jubah dan rambut legam Ren ikut berkibar, juga berkilau menerima cahaya dari Solus yang berhasil menembus hutan.
Pada momen tersebut, Jaemin tak mengerti apa yang perbedaan antara ia dengan NPC di depannya.
“Sebenarnya, ada satu pertanyaan yang berbobot. Tapi aku tak begitu yakin bila kau mau menjawabnya.”
Ren hanya diam dan terus melangkahkan kakinya di depan Jaemin. Tak ada tanda-tanda ia akan merespon perkataan Jaemin barusan. Hanya ada suara langkah kaki mereka yang menginjak daun kering dan ranting, hingga suara angin serta serangga-serangga yang menghuni hutan tersebut.
“Mengenai percakapan kita yang tak selesai waktu itu, aku masih kurang memahami situasimu tentang salinan fluctlight atau semacamnya. Tapi...”
Jaemin mengalihkan pandangannya dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia sedikit was was dengan karakteristik Ren yang berubah total. Dan mengenai pertemuannya dengan Renjun, Jaemin yakin ada sesuatu yang salah dengan sistem avatar NPC ini.
“Ren, apakah kau menolak keberadaan dirimu yang asli?”
Langkahnya terhenti. Ren tak bergeming, ia hanya berdiri disana tanpa berniat untuk berbalik menghadap Jaemin.
Sebenarnya, Jaemin juga tak yakin secara pasti apa yang terjadi. Namun, bila dilihat dari kelakuan Renjun dan respon Ren saat ini, setidaknya Jaemin tahu bahwa mereka berdua saling tolak-menolak satu sama lain.
“Tubuhku adalah milikku. Apa yang kau tahu tentangku?”
Ah ini dia. Kilatan tajam milik mata violet Ren yang seakan ingin membunuh Jaemin. Mereka berdua sama— antara Ren dan Renjun saling melindungi dirinya sendiri dan tak ingin kalah dengan dirinya yang lain.
“Aku tak tahu apapun, aku—”
“Hanya menduganya? Kau pikir aku percaya? Kau bertemu dengannya, bukan?”
“Kau berkata bahwa kau hanyalah salinan fluctlight. Jadi—”
“Salinan fluctlight tetaplah sebuah jiwa, Na Jaemin!”
Jaemin tersentak ketika Ren meninggikan suaranya. Tatapan yang penuh amarah diberikan Ren kepadanya. Mungkin tak hanya kemarahan, namun Jaemin juga merasakan kekecewaan berasal dari sana. Untuk suatu alasan yang tak ia ketahui, dada Jaemin merasa sakit melihat ekspresi tersebut.
YOU ARE READING
Re-loading
FanfictionJaemin terjebak dalam sebuah game. Satu demi satu rahasia gelap game tersebut terkuak, mengharuskan Jaemin membuat satu pilihan. Keselamatan banyak orang atau keberadaan NPC yang baru ditemuinya, Ren. 🕹main pair : Jaemin x Renjun 🕹side pair(s) :...
