-Chap 2-

531 45 39
                                    

Seonghwa mengelilingi bar dengan langkah ringan sambil sesekali menyapa penggemarnya. Sampai ia tiba di konter bar dan bertemu dengan teman karibnya. "Geonhak-ya, berikan aku segelas bir" senyum manis Seonghwa tampilkan. "Yak apa-apaan kau ini, panggil aku Leedo saat bekerja" pemuda sipit itu sedikit berbisik.

Seonghwa hanya merotasikan bola matanya malas, "cepat berikan birnya atau kau kupenggal disini" Karena Leedo masih sayang nyawa, akhirnya ia segera memberikan apa yang Seonghwa minta.

Kini, Seonghwa kembali mengelilingi bar dengan satu tangannya mengenggam weizen glass berisi bir kesukaannya. Sorot matanya tak sengaja menangkap sesosok orang yang 'kesepian' sedang duduk di sofa pojok bar, sehingga ia memilih untuk menghampirinya.

Seonghwa duduk di sofa depan orang itu. Tapi anehnya orang tersebut tak menggubrisnya sama sekali atau bahkan menganggapnya tidak ada. "Ekhem" bahkan kode dari Seonghwa pun tetap di acuhkan. "Dasar menyebalkan!"

Weizen glass milik Seonghwa sengaja ia hentakkan di atas meja bar itu guna menarik atensi orang asing di depannya. Pria muda bersurai hitam gelap tersebut menoleh sambil memberikan tatapan sinis pada sang primadona. "Tuhan...kenapa pria di depanku ini tampan hiks"

"Maaf ada masalah apa nona?" Suara dingin keluar dari celah bibir Hongjoong, tatapan matanya mengunci pada bola mata lawan bicaranya. Seonghwa membenarkan posisi duduknya menjadi tegak, "siapa yang Anda panggil nona tuan? Aku ini laki-laki". Hongjoong tampak biasa saja mendengar penuturan pemuda cantik di depannya.

Keheningan melanda Hongjoong dan Seonghwa. Mereka hanya saling memainkan minuman mereka masing-masing tanpa ada yang berniat membuka percakapan. "Tuan, apa kau mengenaliku?" Sebuah pertanyaan keluar dari bibir cherry  Seonghwa. Hongjoong mengernyit karena bingung apa maksud pemuda di depannya ini, ia hanya membalas dengan gelengan kecil dan kembali meminum sebotol soju di genggamannya.

"Jinjja?! Wah wah kau ini pengunjung baru ya tuan? Aku primadona disini, aneh jika orang tidak mengenaliku" kepala Seonghwa terasa pening, ia mulai kehilangan kontrol bicaranya. "Dia mulai mabuk? Ah payah, baru saja segelas bir" batin Hongjoong melihat kondisi orang asing di depannya ini.

"Ah sial, bir ini punya kandungan alkohol berapa sih?! Masa iya Leedo salah menuang birnya?" Seonghwa menidurkan kepalanya sejenak di atas meja bar untuk mengurangi rasa pening yang mendera kepalanya. "Ayolah Seonghwa ada apa denganmu?" Setelah dirasa cukup peningnya hilang, Seonghwa mengambil sebotol soju di depannya. "Tuan tolong bukakan ini" Seonghwa menyodorkan sebotol soju pada Hongjoong. Yang di mintai tolong mulai salah fokus melihat kondisi Seonghwa, bagaimana tidak fokus jika yang tersaji di hadapannya adalah muka memerah, mata yang sayu, dan jangan lupakan leher dan dada mulus Seonghwa yang terekspos dengan jelas.

"Apa dia waras? Kondisinya seperti itu masih ingin minum lagi?" Monolog Hongjoong pada dirinya sendiri. Setelah membukakan botol milik Seonghwa, Hongjoong mencoba mengalihkan perhatiannya agar bisa mengontrol diri, tapi nyatanya susah!

Seonghwa yang mabuk menghampiri Hongjoong dan duduk di sebelahnya, ia menawarkan sesuatu padanya "Tuan, terimakasih telah membukakan botol sojuku, apakah kau mau menerima terimakasih dariku?". Hongjoong yang paham situasi hanya mengiyakan permintaan si cantik. Tapi, menit berikutnya benar-benar membuat seluruh saraf di tubuh Hongjoong mati rasa seketika.

Bibir basah nan manis milik Seonghwa bertemu dengan bibir tebal seorang Kim Hongjoong. Beberapa detik setelah bibir mereka saling menempel, Hongjoong menggigit bibir bawah sang submissive untuk memberi akses yang lebih luas. Lidah lapar sang dominan mulai menjelajahi dan mengabsen isi mulut lawan bermainnya. Lidah mereka saling membelit dan memberikan kepuasan surgawi yang tidak mudah di temukan.

Setelah beberapa menit saling bertukar saliva, Seonghwa mulai kehabisan oksigen dan memukul pelan dada orang di depannya ini. Hongjoong langsung melepas cumbuannya dan mengelap sudut bibirnya yang terdapat bekas saliva.

"Kau seharusnya tak melakukan itu disini sayang" desisan pelan mengalun keluar dari bibir Kim Hongjoong. Seonghwa yang setengah sadar mulai kebingungan apa yang barusan terjadi. "Want more baby?" Karena tak lekas mendapat jawaban, akhirnya Hongjoong menggendong Seonghwa seperti koala dan menuju ke resepsionis di depan.

"Apa bar ini menyediakan kamar?" Tanya Hongjoong pada petugas resepsionis. "Ya kami menyediakan tuan, kamar sewa terdapat di lantai empat" ujar sang resepsionis. "Baiklah terimakasih" Hongjoong bergegas menuju lift dan memencet tombol lantai 4.

Lift telah sampai di tujuan, kehadiran Hongjoong langsung disambut oleh seorang wanita yang diyakini sebagai resepsionis khusus pemesanan kamar.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Sang Resepsionis tersenyum ramah. "Berikan aku kamar terbaik" Hongjoong membenarkan posisi Seonghwa yang berada dalam gendongannya. "Maaf tuan tapi-"

"-transfer ke rekeningmu berapapun yang kau mau" Hongjoong mengeluarkan blackcard miliknya dari dalam saku jaket. Sang resepsionis tersenyum miring, "baiklah Tuan, kamarnya berada di ujung" kata resepsionis itu sambil memberikan cardlock kamar yang dimaksud.

Hongjoong bergegas membuka pintu dan menidurkan Seonghwa diatas kasur empuk. Sedangkan ia kembali untuk menutup dan mengunci pintu hitam mengkilat itu. "Kamar yang bagus untuk making love haha" batin Hongjoong memuji kualitas kamar yang ia tempati. Sungguh karena perlakuan pria manis itu di luar tadi membuat nafsu Hongjoong naik menggebu.

"eeunghh" Seonghwa menggeliat tak nyaman diatas kasur, kepalanya masih dilanda pening, dan sekarang ia 'diculik' ke kamar ini oleh orang asing. Hongjoong yang mendengar lenguhan pelan itu menoleh dengan senyum miring, Oh Tuhan tolong selamatkan Seonghwa!

Hongjoong mendekat dan duduk di sebelah Seonghwa, sedangkan pria manis itu masih betah menidurkan kepalanya dan tidak bergerak sedikitpun. "Kau tidak mau melanjutkan yang tadi hm?" Hongjoong bertanya dengan suara rendah sambil mengelus pelan surai madu orang di depannya ini. Seonghwa menoleh, "a-apa yang kau maksud Tuan?" damn! Muka si cantik semakin memerah antara mabuk dengan malu bercampur menjadi satu.

"ssshtt jangan pura-pura tidak tahu sayang-" Hongjoong mengisyaratkan jari telunjuknya di depan bibir Seonghwa, kalimatnya terjeda.

"-karna besok mungkin kau akan susah berjalan karena berani menggoda seorang Hongjoong Kim"

Mata Seonghwa melotot kaget, ia akan habis malam ini.





Tbc hahaha . .

emmm kira-kira ada part 'itunya' ngga ya?
hehe hayoloo pikirannya dikondisikan dulu, sekian

votmentnya hyung jebolin :")
thanxx ya!-♡

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 11, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm not A Bitch : ATEEZWhere stories live. Discover now