[ O6 ]

195 65 5
                                    

bagi raya, malam minggu tak berarti apa-apa.  sudah terbiasa dengan kesendirian yang ia pertahankan sejak dulu, disaat kawannya bergandeng tangan, jalan-jalan atau kelilingi pasar malam. alisha memilih untuk berdiam diri di balkon kamar, petik gitar kesayangan. nyanyikan lagu demi lagu hingga membuatnya tak kesepian.

keluar kalau si jingga ajak jajan.

memang hidup raya seperti jalan tol. mulus dan tak ada rintangan.

dering telpon kini alihkan perhatian, si gadis berjalan begitu selesai makan malam. buka pintu balkon dan duduki kursi dengan santai.

"halo?"

tak ada jawaban dari nomor asing yang baru saja menghubunginya.

"dih gajelas!"

ia lemparkan ponsel ke meja dan ambil gitarnya. baru saja petikan beberapa kunci, sang mama hampiri raya dan hentikan aktivitasnya.

"raya."

"kenapa mah?"

"ada tamu di depan."

"HAH SIAPA!"

"ngakunya calon pacar."

"IH SEKALA STRES!"

mama pukul bahu raya pelan. si gadis yang lebay pekikkan suara kesakitan.

"gak boleh gitu! ganteng tau."

"ih ma, usir aja!"

"turun sana, diapelin juga."

"astagfirullah mama!"

"turun!"

"iya!"

si gadis langsung tutup pintu balkon, ambil kardigan dan pakai dengan cekatan. di depan kaca ia mengerutkan bibirnya dan rapikan rambutnya.

kemudian tersadar,

"bego! ngapain lo ngaca! mau dipuji cantik hah?! geer banget sih lo! palingan mau minta ganti rugi ban!"

tangannya kemudian memukul dahinya pelan.

"ban mulu pikiran gue. dahlah."

si alisha kemudian buka pintu kamar, turuni tangga satu persatu dan hampiri tamu yang raya bisa pastikan sekala.

raya berdecak heran, kenapa si pemuda tak masuk ke dalam? ia malah asyik lonjorkan kaki di tangga halaman.

"gabut lo?"

pemuda itu menoleh ke belakang, pandangannya ikuti raya yang kini duduk di sebelahnya.

"tau rumah gue dari mana?"

"gak usah kepo." jawab sekala.

"pulang sana!"

"tadinya mau gue ajak nonton futsal."

"MAU."

sekala menipiskan bibirnya. "gimana ya.."

alisha kembali berdecak kemudian lipatkan tangan dan taruh di depan dada. tatapnya kini pada angkasa yang dihiasi puluhan bintang cantik nan menggelora.

"disana gak ada ceweknya ray."

"udah biasa kali. tempat futsal mana yang ada ceweknya coba?"

"tempat yang ada lo nya."

"maksud gue, penontonnya."

"lo kenapa sih suka banget main bola?"

"gak usah kepo!"

"idih, dendaman lo."

raya ketawa renyah. kemudian tatap sekala dengan heran.

"lo mau ngapain kesini?"

"udah gue bilang tadi."

"terus?"

"lurus, nabrak."

"lo tuh nyebelin ya kak."

sekala diam. keduanya sama-sama canggung, tatap lagi langit diatas sana. indah, udara dingin yang masuk, sapa kulit keduanya. si alisha menunduk karena merasa jenuh.

"gue pulang kalo roti bakarnya sampe."

"hah?"

"keong mulu lo tuh kapan jaringannya kenceng sih?"

"ya abisnya lo gak jelas!"

"kan udah dijelasin kemarin."

"apa?! yang mana? dimana?!"

"di koridor, calon gebetan!"

raya terkejut sampai mendorong sekala pelan hingga si kala tertawa kecil dibuatnya.

"gak jelas! dulu lo marah-marah mulu."

"berubah pikiran."

"padahal gak usah."

"salah lo sih."

raya menoleh, tatap sekala dengan wajah tersipu.

"apa salah gue?"

"lucu."

"sialan! gue maluuuu!"

si pemuda tertawa ketika raya tutup wajahnya. tangannya mendekat menuju atas kepala, mengacak rambut raya yang membuat nya semakin menunduk malu.

"DIEM!"

"gak mau."

"DIEM SEKALA GUE MALU."

"lucu banget sih calon pacar."

"DIEM ATAU GUE MASUK!"

"iya diem."

gila, malam ini hati raya bersemarak ria.

栄媛サ࿐ྂ

栄媛サ࿐ྂ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





A/N : double up karena telat banget.
maaf karena gak up kemarin2, lagi sibuk dan kacau banget hehe. aku gatau bisa atau nggak sabtu update lagi, karena rasanya pengen namatin buku ini segera T___T

sekala, hwang hyunjin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang