Berawal dari melihat lelaki itu menangis, lalu berakhir mengetahui rahasia dibalik semua itu.
"Besok, pulang sekolah, Turtoise Mall, nemenin orang pacaran, sama aku. Mau?"
"Mau."
Aku sama sekali tidak menyangka jawaban darinya itu, tetapi aku tidak...
Aku, Prudence, geng dreamies, kakakku, dan teman-teman kakakku sedang berkumpul sebagai tamu. Kita sedang makan bersama dengan pakaian serba hitam.
Kita baru saja melakukan upacara pemakaman Mama Ha Neul, itulah mengapa kita semua menggunakan dress code hitam untuk hari ini. Paman Seo Jun tidak ikut, dia menolak, terakhir kali aku melihatnya berlutut sambil menundukkan kepalanya di depan foto Mama Ha Neul. Mungkin pria itu mau beristirahat.
Aku memegangi perutku yang sudah terasa sangat penuh.
“Jaemin, yang tabah ya. Jangan lupa kita-kita ada di sini buat kamu,” Kak Jaehyun merangkul Jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teman-teman Kak Doyoung memang mengenal geng dreamies sejak dulu. Entah bagaimana, yang pasti mereka semua tampan. Mungkin hanya kakakku yang jelek sendiri.
“Hancur deh dietku,” keluh Prudence di sebelahku.
“Diet? Mana pernah kamu berhasil diet,” aku tertawa.
“Nggak pernah,” Prudence terkekeh.
“Sayang, aku nggak salah denger? Diet? Jangan diet dong! Aku sayang kamu apa adanya!” Jeno memeluk Prudence.
Dasar tidak tau malu dan tempat. Aku mendecih pelan.
---
Aku masih duduk termenung, bayang-bayang suara Mama Ha Neul masih terdengar jelas di kepalaku. Kebanyakan tamu sudah pulang, kakakku termasuk. Prudence dan Jeno juga.
Senyuman kecil terukir di wajahku, tanganku menggenggam hasil foto Jaemin dan Kak Doyoung yang tadi diambil olehku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
