|11| Dia Yang Kau Anggap Istimewa

25 5 0
                                    

"Jungkook! Ini beresin dulu bukunya!" Teriak Micha dengan nada tinggi. Pria yang diajak berbicara itu hanya menoleh sekilas kemudian kembali menatap layar ponselnya.

"Jungkook! Lo denger gak si?"teriak Micha. Wajahnya mulai merah, seperti tomat yang baru saja ia makan. Lantaran kesal, gadis itu memilih untuk menghampiri Jungkook. Merebut ponsel pria itu agar kembali mendengarkan perkataannya.

"Apaan sih? Entar juga gue beresin," balas Jungkook dengan muka kesalnya. Sebuah buku Micha lemparkan tepat kewajah Jungkook. Memang tidak setebal kamus, namun buku tersebut mampu membuat Jungkook mengaduh kesakitan.

"Lo kenapa si? Biasanya juga bodo amat sama beginian. Ah, gara-gara Yoongi main kesini kan?Lo baper kan?" Benar kata Jungkook, kali ini Yoongi tengah berada dirumah Micha. Alasannya sederhana, Yoongi mendapatkan Micha dan Jungkook sebagai teman satu kelompok. Berhubung rumah mereka dekat, Jungkook memutuskan untuk segera menyelesaikan tugas dirumah Micha. Selain akses mengenyangkan perut yang mudah di dapat, mini market juga terbilang dekat, hanya perlu berjalan kaki beberapa meter.

Gadis itu kembali melemparkan bukunya. Kali ini Micha melempar buku matematika milik Yoongi. "Berdosa lu lempar buku sembarangan. Gudang ilmu ini" jelas Jungkook sembari mengambil buku tersebut.

"Percaya deh sama anak jenius, gue mah apa atuh. Cuma cewek biasa yang IQnya gak setinggi Jeon Jungkook" sindir Micha yang kemudian memilih untuk pergi. Sungguh, Jungkook itu menyebalkan. Andai saja dia punya sepupu yang lebih baik, lebih perhatian, dan yang paling utama dia ingin memiliki sepupu yang rapi. Tidak seperti Jungkook yang selalu menaruh barang secara sembarangan.

Meskipun Jungkook ada benarnya, tapi tetap saja lelaki itu bersalah. Memang sih ketika Yoongi datang kerumah ini, rasanya Micha ingin membersihkan setiap debu yang menempel di rumah. Tapi kebiasaan Jungkook juga salah. Dia tak seharusnya membuang bungkus plastik sembarangan. Apalagi sampai membiarkan tisu bekas berceceran di lantai. Sungguh, itu menjijikkan.

Langkah kakinya terhenti ketika mendengar suara Yoongi di dapurnya. Lelaki itu nampak tersenyum cerah. Dia nampak bahagia ketika mendengar suara dari ponsel miliknya. "Syukurlah. Makasih bro, gue seneng banget anjir. Gimana? Oh urusan itu. Bisa diatur lah. Lo bisa anterin gue? Niatnya sih gue pergi besok. Gak bisa? Yaudah, gak apa apa. Thanks ya bro" Yoongi memutuskan sambungan secara sepihak. Dia masih saja tersenyum sembari mengetikkan sesuatu di layar ponsel.

Manis sekali. Siapakah yang berhasil membuat Yoongi tersenyum begitu lebar? Beruntung sekali dia. Andai saja Micha bisa berada diposisi orang itu. Menjadi seseorang yang mampu membuat Yoongi tersenyum lebar. Satu hari, hanya satu hari. Micha ingin menjadi sumber kebahagiaan Yoongi meskipun hanya satu hari. Apakah impiannya bisa terwujud?

Gadis itu memberanikan diri untuk berjalan mendekat kearah Yoongi, mengambil segelas air putih yang ada di atas meja makan. "Bahagia banget lo. Habis telpon pacar?" Tanya Micha tiba-tiba.

"Enggak sih, gue telpon sama Taehyung." Balas Yoongi tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. "Oh, emang lo mau pergi kemana? Sorry, tadi gue gak sengaja denger."

"Ketemu seseorang. Gila, udah berapa lama ya gue gak ketemu dia?"

"Cewek apa cowok?"

"Cewek lah, males banget gue ketemu cowok"

Hati Micha retak untuk kesekian kalinya. Perempuan? Seperti apa sih bentuk fisiknya? Sesempurna apa dia sampai sampai Yoongi jatuh cinta begitu hebatnya? Apakah dia tinggi? Seperti apa bentuk hidungnya? Apa warna matanya? Apakah dia memiliki rambut panjang? Ataukah rambutnya pendek? Ribuan pertanyaan menghantamnya secara membabi buta. Begitu banyak hingga membuat kepalanya sakit.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Oct 31, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

La Petite Voleuse || MYG✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora