Bab 20: Shout/Seruan

7 0 0
                                    

"kamu habis ngimpi atau gimana?"

"kamu presentasi kayak gitu, mikir apa nggak?"

Semua orang memandang rendah. Sekian jam ia berusaha memaparkan apa yang ia utarakan, pikirkan rencanakan. Dalam cetakan berwarna biru.

"konsep yang kamu presentasikan, bapak belum paham." Ujarnya.

"tapi mungkin yang dimaksud olehnya itu seperti ini,"

"seperti ini bagaimana? Memang dari dulu, pikirannya selalu fantasi. Awang-awangnya terlalu tinggi."

Dia hanya terdiam. Mengatur napas setelah berbicara panjang lebar.

Salah satu penguji memberanikan diri, ia berdiri dan memulai "presentasi yang bagus. Konsep ini, mungkin tidak bisa diterapkan sekarang. Ya, hanya sebatas teori. Tapi untuk penerapannya, saya menantikan hal itu."

Mendengar salah satu penguji memberi pendapat positif, seketika langsung dihujat oleh penguji yang lain.

Akhirnya ia lulus dengan predikat memuaskan, tapi mayoritas orang meragukan akan prestasi tersebut.

***

"Iruma, hati-hati. Gua di situ ada pilar yang pondasinya dari gravel. Hati-hati, jangan menancapkan obor!"

"Ok ok. Aku paham. Terima kasih!"

"as always."

Berapa hari sudah berlalu?

Semua berlangsung cepat, tidak terasa dan akhirnya menemukan pemain lain yang memiliki bakat/talenta yang sama.

"Irma, bagian sini."

"baik."

Saat ini aku sedang menambang, mencari bijih besi atau material tambang yang bisa dimanfaatkan. Tentu saja tidak seorang atau solo mining. Melainkan bersama puluhan orang penambang.

Jadi, akhirnya kami menemukan komunitas baru. Mereka bukan npc atau ai, 100% yakin kalau mereka pemain uji beta. Beta tester, sama seperti aku, Yuki, Lenka, Ian, dan kawan-kawan lainnya.

Semenjak aku mengatakan tentang rumor yang diberitahukan oleh si pandai besi kala itu. Tentang desa yang hancur karena pahlawan gagal melindungi. Pahlawan di sini memiliki arti yang kuat, pemain, beta tester.

Party-nya Ian lama-lama tidak kuat kalau harus tiap hari menjaga malam. Maksudnya shift jaga malam. Walaupun bergilir, tetapi lambat laun musuhnya semakin kuat. Bukan berarti perlahan terus muncul mob tingkat A seperti Endermen atau Phantom. Tetapi rasio lawan semakin meningkat.

Akhirnya kami bereksperimen untuk meninggalkan desa sementara waktu.

Berkisar 3 hari berlangsung. Aku, Yuki, Artes dan Party-nya Ian tinggal sementara di luar desa. Sejauh kurang lebih 3 kilometer. Tolong jangan tanyakan lebih lanjut tentang presisi jarak. Aku hanya mengira-ngira saja.

Al hasil, aku & Ian kembali mengunjungi desa. Menanyakan si pandai besi tentang keadaan desa. Kang Blacksmith mengabarkan kalau situasi desa aman-aman saja. Tidak ada ancaman. Artinya rumor kalau ada orang asing yang menginap atau tinggal di desa, kemungkinan desa terancam akan meningkat.

Hal ini memberikan keputusan mutlak untuk mengembara bersama.

"Artes."

"ya Raden?" Ujarnya sembari memasak daging sapi.

Ah iya, si Artes. Ia kini menjadi asistenku dalam hal logistik. Lebih tepatnya dalam hal makanan, masak-memasak. Ia rupanya mempunyai pengetahuan yang luas tentang masakan. Aku berprasangka kalau AI, tiap individu mempunyai pribadi yang unik.

Minecrafter [Berhenti]On viuen les histories. Descobreix ara