Bab 15: Afterparty

5 0 0
                                    

NB: Sebelumnya maaf, karena baru bisa update setelah mandeg 4+ hari. Keasyikan nge-game, dll :v

*if you don't get it what am I write, go charge by ask on commenting


Semua penduduk kembali beraktifitas seperti biasanya. Tidak ada ancaman, rasa khawatir atau pun takut. Semuanya kembali normal, para penjual buah membuka dagangannya dan mulai berinteraksi. Begitu pula dengan penjual lainnya, tidak kalah dengan si pandai besi yang mulai memukul-mukul besi untuk dibuat kerajinan yang berarti.

Mereka yang berjaga, biasanya memilih untuk tetap menerjang terjaga. Tidak menyahur tidur, atau bisa dikatakan terus trabas maju melakukan aktifitas tanpa tidur. Hanya dengan menjaga statistik stamina dan poin wareg, itu sudah cukup menjaga agar avatar tetap eksis.

Bangun, bagi mereka yang melakukan skip malam.

Tidak hanya mereka berdua, semua pemain yang mempunyai bed/ranjang dapat melakukan skip malam. Dalam artian mereka tidur, dan bangung ketika cahaya yang biasanya mereka sebut matahari ini meninggi memancarkan cahaya mentari yang terik perlahan.

"ahh Iruma! Kamu baik banget, sampai repot-repot begini!"

Salah satu menyeru tapi tetap menjaga intonasi agar tidak keluar sampai luar kamar penginapan.

Karena hanya dia dengan partner-nya, ia sontak langsung terbangun. Di samping ia terbangun karena settingan default, ia juga terpicu oleh suara partner-nya.

"jam.. oiya. Lupa.." Gumannya seraya mengucek kedua mata. Hal ini bukan karena ia merasa gatal atau ada sesuatu yang mengganjal kedua matanya, tetapi umumnya karena reflek. Dunia ini meskipun terlihat sekilas seperti kompleks realistis, tapi kalau dilihat lebih dalam dan detil masih ada seuatu yang kurang.

"Irma, kamu baru bangun? Bohong ah." Puji partnernya seraya mengguncang tubuh avatarnya.

Ia bangkit dari tidur, kesadaran masih terombang-ambing. Tapi status keadaannya adalah terbangun, alias tidak tidur. "maksudnya? Mana bisa di sini bangun duluan... biasanya juga bangun barengan.." Ujarnya mengelak pujian partner.

"masa? Lah kalau bukan kamu terus ini... yang nyiapin ini siapa?" Ujarnya seraya menunjuk dua set mangkuk berisi potongan daging masak tertata rapi.

"heh? bukan. Bukan aku oi. Kan tadi malam aku tidurnya sama, lagian mana bisa bangun duluan. Apalagi ini satu party." Ujarnya kaget heran.

*bruk

Benturan kecil tapi terdengar. Hanya orang dengan bakat petarung spesialis pedang yang peka akan suara. Sontak ia langsung melempar sesuatu, mengarah pada pintu kamar utama.

*prak!

Reflek partnernya yang bukan main, membuatnya terkejut dua kali lipat. Sekaligus khawatir.

"tunggu... ini hotel! Kamu lempar apa tadi, sampai pintunya jebol!" Ujarnya seraya bangkit dari ranjang, mulai mengecek pintu.

Namun partnernya mencegah, "kalau bukan kamu, terus siapa?" Ujarnya menyapu setiap sudut pandangan kamar.

"pintu kamar harusnya terkunci, lemparan batu tadi harusnya tidak membuat pintu kamar terbuka... kalau terbuka, artinya tadi ada yang masuk." Ujarnya lagi serius.

***

Pagi-pagi sudah membuat keributan. Yuki yang selalu awas, nampaknya kalau ada seorang yang menyergap hendak membunuhnya, pelakunya mungkin sudah kalah start oleh persiapan kesiagaan si Yuki.

Ia bangun lebih dulu, mungkin sebenarnya kami bangun bersamaan tapi Yuki terkejut melihat ada hidangan siap sedia dia samping ranjang. Tepatnya di lantai kayu ini, penginapan.

Minecrafter [Berhenti]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang