• 28 •

164 15 16
                                        

Malam ini dia ada makan malem bareng keluarganya. Sekaligus keluarga Ryujin. Dia udah rapi banget pake setelan jas warna abu-abu. Rambutnya di sisirin rapi sama Tiffany tadi sebelum mereka berangkat.

Malam ini yang paling di tunggu Jae buat nolak perjodohannya sama Ryujin. Mereka udah sepakat. Ryujin nanti yang mau ngomong duluan. Soalnya Jae lumayan takut sama ayahnya.

Sekarang Jae lagi duduk di salah satu meja makan di sebuah restoran mewah. Disampingnya ada Jisung. Keduanya saling diam sedangkan Nickhun dan Tiffany sedang membicarakan sesuatu yang entahlah Jae pun nggak mau tau.

Saat keluarga Shin datang, Nickhun berdiri diikuti oleh yang lainnya. Membungkung beberapa kali untuk menyambut kedatangan.

"selamat malam, Tuan Shin." Nickhun memeluk akrab laki-laki yang seumuran dengannya. "silahkan duduk."

Lalu kedua keluarga itu duduk. Dan menikmati hidangan yang sudah di sediakan. Pas banget Jae sama Ryujin duduknya berhadapan. Jadi mereka saling ngirim kode buat ngomong di saat yang tepat.

Saat Nickhun dan Ayah Ryujin selesai makan, Jae ngasih isyarat ke Ryujin dengan mulutnya. Dia bilang sebentar lagi tanpa suara. Ryujin mengangguk dan menghentikan makannya.

"bagaimana tuan Nickhun, kita sudah sepakat akan melaksanakan tunangan setelah mereka berdua ujian semester kan?"

"iya. Bagaimana dengan kalian berdua?" Nickhun melemparkan pertanyaan ke Ryunjin dan Jae.

Jae mengedipkan matanya ke Ryujin ngasih kode kalo ini waktunya buat ngomong yang sebenarnya. Jae gugup banget. Takut kalo ayahnya marah besar.

"sebenernya om Nickhun, ada yang mau Ryujin sama Kak Jae sampaikan soal perjodohan ini."

Semua yang ada disana mengalihkan pandangannya ke Ryujin.

"Ryujin sama Kak Jae mau menolak perjodohan ini. Karena kami berdua sebenarnya sudah punya pacar."

Suasana mulai tegang. "tapi kalian berdua kemarin-kemarin kan juga jalan berdua." kata Mama Ryujin. Sepertinya beliau terlalu shock dengan pernyataan Ryujin barusan.

"aku nikmatin kok jalan bareng Kak Jae. Orangnya baik, seru. Tapi Ryujin udah punya pacar, ma. Kak Jae juga udah punya."

"Jae?"

Dengan takut-takut Jae menoleh ke ayahnya. Jae bisa denger panggilan dingin dari ayahnya. "iya, yah. Jae juga udah punya pacar. Jadi Jae mau nolak perjodohan ini."

Tiffany diam saja. Karena dia sendiri sebenernya medukung keputusan Jae dan Ryujin. Namun sepertinya Nickhun dan orang tua Ryujin tidak suka.

Nickhun memijat dahinya.

"yasudah, mending kita batalkan saja perjodohan ini."

Jae langsung berdiri membungkukkan badannya berkali-kali. Meskipun senang, tapi Jae merasa bersalah. "maaf sekali. maaf."

•••

Setelah acara makan malam itu selesai, Jae nggak pulang ke apartemennya. Dia langsung ke apartemen Jimin. Masih jam 9 malam, dan pasti Jimin belum tidur.

Mobil Jae terparkir di basement. Wajahnya nggak bisa buat nggak senyum. Dia masuk ke lift sambil memutar kunci mobilnya. Dia terlampau senang.

Saat sampai di depan apartemen Jimin, Jae memasukkan password dan masuk begitu saja. Dia sepelan mungkin masuk tanpa menimbulkan suara, ingin mengageti Jimin.

"nggak usah ngagetin. gue tau itu lo, kak."

Jae langsung menegakkan badannya. Jae lupa kali ya, nggak bisalah ngagetin Jae, kan kalo pintunya tertutup ada bunyi belnya.

Kaki Jae langsung menghampiri Jimin yang lagi duduk bersila di atas sofa. Nonton film sambil cemilin popcorn.

Jae tarik Jimin sambil berdiri dan langsung dia peluk. Dagunya dia taruh diatas kepala Jimin.

"kenapa deh?" tanya Jimin.

Bukannya menjawab, Jae malah ciumin pucuk kepala Jimin. Jae suka sekali wangi rambut Jimin. Ada wangi mentos disana.

Jimin mengernyitkan dahinya. Tapi dia tiba-tiba berpikiran negatif karena baru ingat kalo Jae malam ini ada pertemuan keluarga.

Dia serasa dipeluk dengan artian selamat tinggal. Mata Jimin langsung sendu memikirkan hal itu.

"lho... nggak boleh batalin perjodohannya?" pertanyaan Jimin bikin Jae berhenti mainin dagunya di kepala Jimin.

Jae tangkup wajah Jimin sampai bibir pacarnya itu mengerucut. "enak aja. boleh lah."

Jimin bersorak senang dalam hati.

Jae terkekeh sebentar lalu dia ciumi bibir Jimin yang mengerucut berkali-kali. Tangan Jimin pukuli bahu Jae ketika dia butuh pasokan udara.

Tangan Jae langsung lepas dari pipi Jimin, turun peluk pinggang Jimin. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, sehingga Jimin duduk di pangkuannya.

Dia putar tubuh Jimin agar menghadap padanya. Lalu dia telusupkan kepalanya di perpotongan leher Jimin. Dan dia peluk erat pinggang Jimin.

Sedangkan tangan Jimin memainkan rambut Jae. Keduanya berada di posisi itu sangat lama.

"akh! Kak!" Teriak Jimin ketika Jae gigit lehernya.

Jae pandang wajah Jimin, lalu dia menggapai bibir Jimin. Dia lumat. Tangan Jimin meremas bahu Jae ketika bibir bawahnya di gigit dan lidah Jae masuk ke dalam mulutnya.

"akhm—"

Bibir Jae semakin turun ke leher Jimin. Dia ciumi seluruh bagian itu. Tangan Jae mengendurkan krah sweatshirt oversized yang di gunakan Jimin. Lalu dia gigit dan sesap dibagian collarbone sampai meninggalkan bekas merah disana.

Lalu Jae cium lagi bibir Jimin. Kali ini lebih panas dari sebelumnya. Dia tarik badan Jimin agar lebih mendekat padanya. Tangan Jimin mengalung erat di leher Jae.

Nggak sengaja saat Jimin menggerakkan pinggulnya, Jae melenguh dalam ciumannya, karena bagian bawahnya serasa digoda. Bikin nafsu Jae melonjak seketika.

Jae lepas ciumannya. Dia pandangi Jimin yang sedikit lebih tinggi darinya. Dia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Jimin. Dalam hati Jae merapalkan kata sexy dan indah karena itu yang dia lihat dari wajah Jimin saat ini.

"boleh lanjut nggak?" tanya Jae sambil singkirin rambut ke belakang telinga Jimin.

Jimin yang tau maksudnya langsung memerah. Sebenernya ini baru pertama kalinya mereka sejauh itu.

Ibu jari Jimin elus leher Jae yang bikin Jae menutup matanya. "oke." Jawab Jimin.

Mata Jae langsung membuka. Kaget sama jawaban tak terduga dari Jimin. "beneran?"

"yes. Do it."

Jae tersenyum senang. Dia kecup sekali bibir Jimin. Lalu dia angkat sweatshirt Jimin, lalu dia masukkan kepalanya kesana. Dia ciumin dada Jimin.

Jimin malah tertawa karena merasa kegelian.

•••end•••











thank you for your support 😙 ily ❤️

Gengsi (JaexJimin)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt