Sunshine.

189 4 0
                                    

"Selamat siang." Sapa seorang perempuan cantik dan mungil dengan dress panjangnya serta rambut panjangnya yang terurai.

"Selama siang nona Jung."

"Eonni."

"Ne-ne. Haru-nim hehe."

Perempuan yang di panggil Haru mencebilkan bibirnya membuat para suster menatapnya dengan gemas.

"Oke-oke. Selamat siang Haru, kau baik?"

"Hehe, tentu saja dan kuharap kalian semua juga baik-baik saja. Kalau begitu aku pergi dulu. Dadah."

Haru melambaikan tangannya dan berjalan ke ruangan yang selalu dia datangi. Mengetuk pintu dan masuk setelah di izinkan masuk.

"Oppa!" Panggil Haru dengan ceria.

"Kenapa kau lama sekali~ Aku lapar~"

"Hehe, eomma meminta bantuanku sebentar makanya aku lama. Maaf."

"Eomma meminta bantuan apa?"

"Eomma membuat makanan juga untuk appa dan menitipkannya padaku karena eomma tidak bisa kesini. Biasa, perkumpulan eomma."

"Haha, kenapa kau tidak ikut dengan eomma huh?"

"Dan di jodoh-jodohkan dengan anak teman eomma? Tidak, terima kasih."

"Kenapa? Mereka tampan."

"Tampan tapi angkuh, untuk apa? Aku akan mengantar ini ke appa."

"Oke. Temani aku hari ini."

"Mingi eonni?"

"Mingi tidak bisa menemani."

"Hahaha, kasihan."

Haru keluar dari ruangan kakaknya dan pergi ke ruangan ayahnya yang memimpin rumah sakit besar keluarga mereka.

"Appa."

"Em."

Haru memiringkan kepalanya dan melihat keluar jendela ruangan ayahnya.

"Dia baru disini? Aku tidak pernah melihatnya."

Ayah Haru yang sudah selesai makan berdiri di samping putrinya. "Ahh dia. Dia jarang keluar dari ruangannya. Jadi kau mungkin tidak melihatnya. Dia sudah sebulan berada disini."

"Sebulan? Sakit apa?"

"Trauma. Dia tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun. Appa juga tidak tahu kenapa dia bisa trauma."

"Aneh sekali. Biasanya appa selalu bisa tahu permasalahan para pasien."

"Dia datang dengan banyak luka di tubuhnya bersama teman-temannya. Ada sekitar tujuh orang yang datang bersamanya. Mereka juga terluka tapi tidak parah sepertinya. Sepertinya mereka habis berkelahi."

"Apa teman-temannya tidak mengatakan apapun?"

"Tidak. Mereka semua menutup mulut dan hanya mengatakan kepada rumah sakit untuk merawatnya hingga dia sembuh berapapun biayanya. Sepertinya mereka orang berada."

"Apa teman-temannya menemaninya?"

"Tentu saja. Mereka bergantian menjaganya. Mereka selalu berusaha membuatnya mengeluarkan suara dan terus mengajaknya berbicara. Tapi sampai saat ini tidak berhasil sedikitpun. Dia hanya menatap kedepan dengan kosong. Entah mendengarkan atau tidak."

Haru mengangguk mengerti. "Siapa yang menjadi psikiatrisnya?"

"Kakakmu."

"Yunho oppa? Bukankah pasiennya sudah banyak?"

Stray KidsWhere stories live. Discover now