"Tentu saja Omega itu, siapa lagi? Bukankah Omega memang jalang?"

Taeyong menatap lurus ke arah Jaehyun, ia tidak bisa menggerakan tubuh karena di himpit oleh dua penjaga bertubuh besar. Taeyong takut, ia tidak mau kehilangan Jaehyun. Fakta yang ada membuat bahunya terkulai, fakta bahwa keberadaan Alpha sama sekali tidak di terima dan semua Alpha pasti di musnahkan dengan tragis.

Andai saja ia tidak terbawa suasana tadi malam, mungkin Taeyong bisa menyelamatkan Jaehyun dan membawa lelaki bermarga Jung itu pergi menjauh dari kota.

Jaehyun menarik napas dalam. "Apa kau tahu bahwa kau terlalu dekat?"

"Apㅡ"

Belum sempat si penjaga bertanya, Jaehyun sudah terlebih dahulu merebut hand gun yang di todongkan ke kepalanya dan menembak tiga penjaga di sana sekaligus tanpa jeda. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sama sekali, seolah insting bertahan hidupnya muncul. Insting sebagai Alpha, pemimpin yang tidak bisa di remehkan.

"TANGKAP ALPHA ITU!"

Jaehyun menembak dua penjaga yang menghimpit Taeyong dalam hitungan detik dan berlari menuju si lelaki bermarga Lee, membawa Taeyong pergi menjauh dari sana; ke arah hutan.

Beberapa penjaga yang tidak terkena tembakan berlari mengejar Jaehyun dan Taeyong seraya melesatkan beberapa peluru, berusaha membuat Jaehyun berhenti.

"Jaehyun!" teriak Taeyong panik, ia sama sekali tidak bisa mengikuti langkah kaki Jaehyun yang begitu lebar dan cepat, Taeyong terseret!

Menyadari bahwa Taeyong kesulitan, Jaehyun menarik lelaki cantik itu ke atas punggungnya, menahan paha Taeyong dan kembali belari dengan cepat ke arah hutan. Sungguh aneh, stamina di tubuhnya seolah tidak berkurang. Jaehyun berlari tanpa beban, kecepatannya meningkat tiga kali lipat, ia bahkan meninggalkan para penjaga begitu jauh.

"Jaehyun apa yang akan kita lakukan?!" Taeyong memeluk leher Jaehyun dengan erat, tidak ingin terjatuh karena saat ini Jaehyun benar-benar berlari begitu cepat, "a-aku tidak ingin kau mati seperti Alpha yang lain!"

Kaki telanjang Jaehyun menapak di tanah kotor, ia memasuki hutan, berlari menghindari pepohonan yang ada di hadapannya. Iris cokelat Jaehyun menatap lurus ke depan, ia harus menyelamatkan diri dan pergi dari sini secepatnya.

"Tidak ada yang akan mati Taeyong." balas Jaehyun gusar, napasnya terengah-engah, ia tidak mau berhenti.

Taeyong memejamkan mata, ia sempat berteriak karena Jaehyun hampir menabrak pohon. Jantung Taeyong berdegup kencang, ia masih bisa mendengar suara tembakan di belakang dan beberapa penjaga yang berteriak memanggil Jaehyun.

"M-mereka akan mencari segala cara untuk melenyapkanmu! Hanya kau satu-satunya Alpha di dunia ini!"

Jaehyun menyeringai, mengambil lompatan besar untuk menghindari sungai kecil di sekitar sana. "Kita tidak pernah tahu ada berapa Alpha yang bertahan di dunia ini, Taeyong."

"Tapi Jaehyunㅡ"

"Diamlah." ujar Jaehyun kesal, ia sedang berfokus untuk berlari dan membawa mereka berdua keluar dari sana.

Sayangnya tidak ada apapun selain pepohonan rindang yang menghalangi matahari, membuat tempat tersebut menjadi lembab dan berlumut. Jaehyun menarik napas dalam, ia sudah mulai lelah dan telapak kakinya terasa nyeri. Jaehyun tidak mengenakan alas kaki, beberapa kali ia menginjak dahan kering dan batu yang lumayan tajam.

Taeyong menyembunyikan wajah di ceruk leher Jaehyun, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak mau kehilanganmu." nada suaranya berubah menjadi parau, "aku tidak mau."

"Semuanya akan baik-baik saja."

Ingatan tentang mereka yang menghabiskan waktu semalam membuat Taeyong mengeratkan pelukannya. Jaehyun adalah harapan terakhir Taeyong, hanya lelaki bermarga Jung itu yang bisa membuatnya hidup tanpa menderita. Oleh karena itu, Taeyong akan menjadikan Jaehyun sebagai pusat kehidupannya mulai saat ini.

Kening Jaehyun berkerut saat ia melihat cahaya terang di balik pepohonan. Apakah ia sudah berada di ujung hutan? Jaehyun tidak mendengar bahwa penjaga mengikutinya lagi. Kedua sudut bibirnya terangkat; membentuk senyum lebar. Di balik sana mungkin ia akan menemukan tempat berlindung.

"Jaehyun.."

"Ya?"

Taeyong menggesekan hidungnya di leher Jaehyun. "Kau milikku."

Setelah Taeyong mengatakan itu, Jaehyun melangkah keluar dari balik pepohonan, menuju sinar yang sebelumnya ia lihat. Namun senyumnya luntur begitu mengetahui bahwa ia berada di tempat luas, seperti lahan kosong yang seolah tidak memiliki ujung. Di penuhi oleh rerumputan pendek, dan bagian yang paling buruknya adalahㅡ

ㅡpasukan penjaga sudah menunggunya di sana, ada sekitar tiga puluh orang, mengarahkan senjata tepat ke arahnya.

Tidak ada tempat yang aman untuk bersembunyi.

Sesuatu yang menyengat menyapa lehernya, berhasil membuat Jaehyun terjatuh dan menarik jarum suntik yang ada di leher. Bius.

Kepala Jaehyun berputar, ia tidak bisa melihat sesuatu dengan jelas dan hal yang terakhir ia dengar adalah suara Taeyong yang meneriakan namanya.

Tbc

A L P H A《Jaeyong》✔Where stories live. Discover now