Menemani Lee Taeyong bertemu dengan pemegang saham asing rasanya seperti sedang berperang di medan perang. Tegang dan penuh keseriusan.
Dimana dalam 6 hari ini Taeyong tidak berbicara sama sekali dengan Yerim, mungkin hanya sepatah dua patah kata.
Yerim juga tidak banyak bertanya meskipun banyak pertanyaan di kepalanya. Hal seperti ini biasanya dilakukan para pemegang saham saat perusahaan dalam keadaan terpecah menjadi 2 pihak. Namun ini hanya masalah pernikahan yg--- ah lupa, Taeyong memperjuangkan ini semua untuk orang yg dia suka.
"Melamun ?" Taeyong duduk di samping Yerim
"Saya pinjam pundak kamu bisa ?" Taeyong
Yerim menganggukkan kepalanya.
"Maaf kamu pasti sangat lelah 5 hari ini. Kesana kemari" Taeyong
"Tidak masalah pak, ini masuk dalam pekerjaan saya. Toh saya tidak melakukan apa apa, hanya duduk dan diam menemani Pak Taeyong yg sedang berperang" Yerim
Taeyong terkekeh kecil.
"Saya keliatan seperti perang ya ?" Taeyong
Yerim mengangguk.
"Tapi saya salut. Bapak melakukan ini untuk wanita yg bapak suka. Memperjuangkan diri bapak dan orang lain" Yerim
Taeyong menjauhkan kepalanya dari pundak Yerim yg otomatis membuat Yerim melirik ke arah Taeyong, yg nyatanya Taeyong justru mendekatkan wajahnya ke arah Yerim.
Semakin dekat, semakin dekat dan--
Tertidur di kedua paha Yerim yg sedang duduk.
"Saya mau tidur 5 menit aja, kamu bisa bangunkan saya setelah 5 menit" Taeyong
"Baik pak" Yerim
"5 menit" Taeyong memejamkan matanya
Yerim hanya diam binggung harus bagaimana, melihat kanan kiri seperti orang bodoh, menggaruk kepalanya yg gatal juga tidak masuk akal. Jadi dia hanya diam dan sesekali melihat boss nya yg terlelap.
"Rapihkan, tidak, rapihkan, tidak, rapihkan, tidak" Yerim berbicara dalam hati melihat rambut boss nya yg berhambur menutupi wajah tampannya.
Yerim sudah hampir merapihkan rambut itu, tapi tidak jadi.
"Kenapa berhenti ?" Taeyong
"Huh ? Pak ?" Yerim
Taeyong menarik lengan Yerim dan merapihkan rambutnya sendiri dengan tangan Yerim.
"Sudah 7 menit, kamu gak bangunin saya ?" Taeyong
"Ah ... 7 menit" Yerim masih diam, sedangkan Taeyong melanjutkan tidurnya lagi.
Yg Yerim ingat malam nanti sekitar pukul 10 mereka berangkat dari hotel menuju Bandara John F. Kennedy karna posisi mereka saat ini berada di New York.
Sebenarnya bossnya belum memberi tahu mereka akan kemana lagi setelah ini, yg pasti dia sudah merapihkan semua koper miliknya.
"Dubai ???" Yerim
Taeyong mengangguk sambil mengotak atik ponselnya menghubungi orang lain.
YOU ARE READING
IMPOSSIBLE by JAERITRASH [Part 17 sampai End]
FanfictionPart 1 sampai 16 bisa dibaca di akun lama JaeriTrash yg gak bisa dibuka lagi selama lama lala lama nya. Disini lanjutan untuk part 17 sampai Ending
![IMPOSSIBLE by JAERITRASH [Part 17 sampai End]](https://img.wattpad.com/cover/234577533-64-k763285.jpg)