Ban Bocor-08

2.3K 265 54
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.59, gadis bercadar ungu senada dengan hijabnya itu kini berjalan laju di koridor yang sudah nampak sepi itu.

Ia sangat takut karena azan maghrib tak lama lagi akan berkumandang.

Karena langkahnya yang terlalu cepat, tiba-tiba saja tali sepatunya terlepas dan terinjak sehingga membuat Shafa terjatuh dan buku-buku serta lembaran kertas nya berserakan.

Brukk!

"Sshh... Astaghfirullah..." Ringis nya kecil.

Ia mengikat kembali tali sepatu berwarna putih itu dan langsung saja Shafa merapikan kembali benda-benda miliknya.

Tetapi tiba-tiba saja seorang pria berhenti tepat di depannya dan membantu Shafa mengumpulkan banyak nya kertas yang berhamburan dimana-mana.

Shafa membiarkan pria itu membantunya. Setelah selesai, ia kembali berdiri dan pria itu memberikan kertas miliknya.

"Makasih banyak ya, eh? Pak Romi."

"Kak Romi." Sanggah sang pria tak terima karena usianya berjarak tak cukup jauh dari Shafa.

Shafa mendadak salah tingkah pada pria yang merupakan Dosen fakultas kedokteran di kampusnya itu sekaligus Kakak kandung Zahra.

"Hehe... M-maaf," balas Shafa.

"Gak papa... Oh iya, kamu pulang... Sendirian?" tanya Romi sembari menceluk kedua tangannya ke dalam saku jas yang tengah ia pakai.

Shafa mengangguk kecil, ia sangat merasa janggal setiap bertemu dengan pria itu karena Shafa sendiri tahu dari Zahra bahwa Romi diam-diam menyimpan rasa padanya.

"Mau saya antar?" tawar Romi seketika.

Mendengar hal itu, Shafa sontak menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menolak halus ajakan pria berkulit putih tersebut.

"Makasih banyak Kak, tapi aku udah mesen taksi online tadi."

Romi mengangguk paham, ia menyingkap lengan jas nya lalu memperhatikan sebuah arloji hitam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Langit semakin menguning, ia pun kembali menatap Shafa dan memerintah gadis itu agar segera pulang sebelum hari semakin senja.

"Ya sudah. Sekarang kamu pulang, soalnya bentar lagi azan... Hati-hati ya."

"Oh! I-iya Kak, makasih... Aku duluan ya, assalamu'alaikum," ujar Shafa.

Romi mengangguk kecil, "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," balasnya.

Ia terus melihat ke arah Shafa yang mulai berjalan jauh darinya sehingga punggung gadis itu tak terlihat lagi dari pandangannya.

Hingga seketika senyum dari bibir tebal pria itu terlukis indah, ia tertawa kecil sambil menyugar rambutnya lalu pergi meninggalkan tempat itu.

***

19.25

Setelah selesai melaksanakan tadarus Al-qur'an bersama kedua Kakaknya, Shafa pun memainkan ponselnya sekejap sambil merebahkan kepalanya di pangkuan Yusuf.

Tapi tak lama kemudian, sebuah notifikasi pun muncul menghalangi sedikit layar ponselnya. Itu adalah sebuah pesan dari Zahra.

"Kita lagi ngadain rapat sekarang Shaf, kamu bisa dateng? Di cafe biasanya ya."

Ia mengernyit bingung lalu membangkitkan tubuhnya, ingin sekali meminta izin kepada dua pria disamping nya itu tetapi Shafa sangat takut karena sudah pasti mereka tidak akan mengizinkannya.

Assalamu'alaikum Jodohku [ END✔ ]Where stories live. Discover now