LITTLE STAR

9 4 0
                                    

   Malam telah tiba, gadis berambut pendek sebahu mengambil sebuah baju hangat berwarna biru muda. Arin telah melakukan kegiatan ini jika tidak ada tugas dan rutin ia lakukan selama bertahun tahun. Melihat bintang sambil menghitungnya adalah rutinitas yang sangat menyenangkan. Ia bisa tersenyum saat bintang itu menunjukkan kerlipnya, ia bisa menangis saat menceritakan segala keluh kesah hidup seiring udara dingin berhembus. Arin meminta ijin kepada sang ibu, lalu tanpa ragu melangkahkan kaki menuju danau indah dengan rumput pendek yang rimbun.

"Anjim aku lupa baca doa." gerutu Arin lalu balik ke rumah dan bibir tipis itu melantunkan ayat doa. Menjadi kebiasaan Arin jika lupa baca doa maka ia akan kembali ke rumah baru beranjak pergi dengan rasa aman dan nyaman.

Sepuluh menit telah sampai tempat tujuannya. Arin bersiap meletakkan bokong sintal itu ke rerumputan basah. Menarik napas hingga rongga udara terisi penuh, dan menghembusnya secara perlahan. Tetes air mata mulai membasahi pipi lembut serta hati remuk tanpa suara. Arin memandang langit sambil tersenyum, lengannya keatas dan jari lentik itu mulai menggambar mengikuti pola bintang.

"Wah bintangnya pola kambing." ucap Arin dengan riang meski air mata membasahi.

"Iya, bagus ya polanya."
Suara tak asing menyeruak digendang telinga. Arin menoleh dan mendapati Hyeongjun dibelakangnya.

"Kamu ngapain kesini." tanya Arin lembut.

"Baru kemarin aku jadiin ini tempat kesukaan, dan sekarang kebetulan aku mau kesini nikmatin udara malam." jelas Hyeongjun lalu duduk disebelah Arin.

"Oh gitu ya."
"Hm ya udah deh." jawab Arin ragu sambil menundukkan kepalanya karena pipi terasa memanas mana kala ia melihat dari gelap malam wajah manis milik Hyeongjun.

"Rin, pernah ngerasain nyaman sama orang yang baru dikenal ngga?"

"Kenapa gitu?" tanya Arin penasaran.

"Ngga tau."
"Rasa nyaman itu ngisi kekosonganku selama bertahun tahun sedangkan rasa itu timbul dari orang baru."
"Aku ngerasa kaya ada puzzle yang ilang, lalu kembali setiap jarak aku dengannya menipis."
"Dan itu kamu orangnya." akhir kata dari Hyeongjun lalu menoleh ke wajah Arin yang sedang menyimak ceritanya.

"K-kenapa aku?" kata Arin terbata.

"Kayanya pertanyaan kamu ngga akan tersedia jawaban apapun."
"Udah malem banget, mending kamu pulang."
"Ngga baik cewe keluar sendirian jam segini."

"Ih kalo aku sendiri, kamu itu apa." sangkal Arin.

"Lah iya hahaha."

"Peluk?" pinta Arin sambil menunjukkan mata penuh harap.

"As you wish babe." lalu Hyeongjun mempersilahkan tubuh tegapnya diterka oleh pelukan hangat milik Arin.

paradiseWhere stories live. Discover now