LEMON

9 4 0
                                    

"Aduh Hyeongjun barusan bilang apa sih." Hyeongjun sedang merutuki dirinya yang salah bicara.
"Hm salah bicara atau bicara jujur?" pusing rasanya menahan malu serta memikirkan.

Tanpa sadar Hyeongjun hampir tersandung batu cukup besar dan dibawahnya ada liontin dengan motif lemon.

"Ini punya siapa ya?"
"Kasian kalung sebagus ini hilang."

Hyeongjun mengantongi liontin tadi lalu bergegas jalan. Suara isak tangis terdengar semakin keras saat ia melangkah maju. Hyeongjun menoleh mencari sumber suara itu dimana.

"Itu bukannya Arin ya."
"Aduh kenapa lagi." tanpa menunggu waktu Hyeongjun segera menghampiri gadis tersebut.

"Hai kamu kenapa?"

"Huweeee kalung Arin ilang ngga tau kemana." spontan Arin memeluk tubuh tegap milik Hyeongjun.

Rasanya sejuk, nyaman serta damai. Dada mereka bersentuhan saling menekan detak jantung masing masing. Jiwa yang terasa kosong milik Hyeongjun tiba tiba terisi, gundah yang ia alami ikut sirna. Ragu tapi pasti tangan Hyeongjun hendak mengusap rambut halus milik gadis dipelukannya. Pelukan itu semakin erat kala Hyeongjun mengecup sebentar pucuk kepala dan membelai lembut badan gemetar itu.

"Kalung itu pemberian ibu."
"Ibu nabung dari hasil jerih payahnya menjual kerajinan rotan untuk membelinya."
"Kasian ibu."
"Aku sayang ibu, tapi aku ilangin barang itu hiks." tangis Arin semakin pecah.

Hyeongjun tersadar saat ia tersandung tadi, ia menemukan kalung dengan liontin lemon yang bisa saja itu milik Arin.

"Kalung itu motif lemon?"

"Kok bisa tau?" tanya Arin kaget.

"Oh berarti ini punyamu."
"Tadi aku nemuin dijalan." jawab Hyeongjun sambil menyerahkan barang temuannya tadi.

Arin sangat senang lalu memeluk tubuh Hyeongjun lagi sebagai rasa terimakasih. Bagi Hyeongjun, ia tidak keberatan jika harus berdiri lama hanya demi mendapatkan pelukan nyaman dari Arin.

"Astaghfirullah maksiat terossss."

Minhee memang selalu ada saat yang tidak pas.

"Maaf Jun, tadi Jungmo udah larang Minhee buat nyamperin tapi malah ngeyel."

"Ngga apa apa, Minhee emang dakjal."

"Lanjut dah tuh kadel kadelnya kepala gundu."
"Btw cakep juga tuh cewe."
"Kiw sini sama aa Minhee." godanya lalu meninggalkan Hyeongjun yang lelah menghadapi kelakuannya dan Arin menundukkan kepala menahan malu.

"Maaf ya Rin, temen aku emang ngga ada yang bener."
"Lanjut ngga nih." ucap jail Hyeongjun.

"Ih enggaaaaa."
"Pergi sana." Arin menghentakkan kaki, alih alih membuat Hyeongjun takut malah ia gemas sendiri melihat tingkah laku gadis pendek itu.

paradiseWhere stories live. Discover now