2 : Malu

9 1 0
                                    

Caca berjalan ke wastafel yang berada dekat dengan dapur dengan baju dan celana Luke yang masih melekat di badannya.

Mereka semua tidur di ruang tengah semalam setelah Calum meminta semuanya menemani ia menonton pertandingan klub bola favoritnya--walaupun akhirnya hanya ia yang menonton sendiri.

Caca yang sebelumnya meminta izin ke kakaknya dirumah lewat telepon untuk menginap bersama teman-temannya ini akhirnya tidur dengan baju dan celana Luke karena ia tidak membawa baju ganti dan malas pulang kerumah terlebih dahulu.

Ia melewati dapur dan menemui Mike sedang menyeduh teh yang menjadi rutinitas paginya.

"Hai, Mike," sapa Caca.

Mike mengelus dadanya, "Kaget gua."

Caca melanjutkan jalannya menuju wastafel dan membasuh wajahnya disana. Kemudian mengambil gelas untuk mengisinya dengan air putih dan meminumnya--rutinitas pagi Caca sebelum sarapan.

Sambil minum, ia melihat meja makan, dapur, dan kulkas yang hanya ada mie instan, nugget, dan beberapa makanan yang sedang dihindari Caca.

"Mike sarapan apa?" tanya Caca sambil menutup kulkas.

Mike menaruh gelas bekasnya di bak cuci piring. "Gak tau, ngikut aja."

"Beli sarapan, yuk," ajak Caca dengan sebelah alisnya naik. "Ke depan komplek aja, yang deket. Naik mobil biar cepet."

Mike menahan jantungnya, ia takut Caca akan mendengarnya. "Ayo, sih. Tapi gua gak berani turun mobil, Ca. Lo gak apa apa?"

"Oh iya, ya. Gua lupa. Gak papa ayo, lo tunggu di mobil aja."

---

Dan disinilah Caca, membeli 6 porsi nasi kuning karena ia tahu Calum pasti ingin 2 porsi. Sementara Mike menunggunya di mobil dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Mike melihat keluar, ia lupa Caca tidak pandai menyebrang. Setelah sebelumnya Caca menyebrang dengan tukang parkir di sekitar situ, sekarang tukang parkir itu tidak ada dan Caca hanya memperhatikan jalan sampai benar benar kosong.

Mike mengurungkan diri untuk keluar dan akan menunggu sampai beberapa saat lagi.

3 menit dan Caca masih ada di seberang jalan, mengingat jalanan yang besar dan tidak pernah kosong.

Ia pun keluar dari mobilnya, menyebrang, membawakan apa yang di beli Caca, tangannya digandeng Caca, membawa Caca menyebrang jalan, dan langsung masuk mobil.

Beberapa orang sudah memperhatikannya dari jauh, Mike lupa memakai masker seperti yang diperintahkan manajemennya.

"Thank you, Mike," ucap Caca dengan nafasnya masih naik turun. "Kayaknya gue bakal diem disitu aja sampe 1 hari kedepan kalo lo ga bantu gue."

Mereka terkekeh. Jantung Mike bertambah cepat detaknya sekitar 50 kali lipat setelah menghindar dari tatapan-tatapan orang yang mengenalinya dan ditambah ia digandeng Caca.

Ia tidak berbicara apa-apa dan hanya melajukan mobilnya hingga sampai dirumah ungu. Tidak juga mengungkapkan apa yang ia rasakan.

---

Malam kedua mereka berlima menginap dirumah ungu itu. Caca masih diizinkan untuk menginap di rumah ungu.

Tadi sore mereka berdebat antara Caca pulang kerumah untuk mengambil underwear, mengingat dirumah ungu tidak ada underwear ganti untuk Caca, atau membeli underwear baru di swalayan terdekat.

Perdebatan itu dimenangkan oleh Caca, Mike, dan Calum yang memilih untuk membeli di swalayan yang jaraknya lebih dekat daripada harus kerumah Caca. Luke ingin kerumah Caca karena ia sebenarnya ingin bertemh kakak Caca yang sangat cantik baginya. Dan Ashton tidak perduli dengan perdebatan itu.

Caca diantar oleh mereka berempat ke swalayan itu walaupun hanya Caca yang turun. Mereka malas harus memakai masker, topi, kacamata, dan tidak boleh terlihat mencurigakan.

Setelah 10 menit, Caca kembali dengan underwear barunya dan menggerutu karena harganya yang sangat mahal.

"Luke, gua minjem baju lo lagi, ya," ucap Caca saat hari sudah mulai gelap.

Melihat Luke mengangguk, Caca meminta Luke menemaninya memilih baju.

"Ca, lo ga akan berubah, kan?" tanya Luke tiba-tiba saat Caca sedang memilih baju.

Caca mengalihkan pandangannya dari baju-baju Luke. "Lo kenapa?"

"Gak apa-apa," ucap Luke sambil terkekeh. "Kalo ada apa-apa, lo tetep harus cerita-cerita sama gue, ya."

Caca mengerutkan kening. "Ya iyalah, Luke. Lo kenapa, sih? Ada apa?" tanya Caca mulai lebay menggoyang-goyangkan badan Luke.

Luke terkekeh. "Gak apa-apa, Ca, asli deh. Gue takut aja."

Caca memicingkan matanya, meneliti Luke.

"Udah, lo mau pake baju yang mana jadinya?" tanya Luke berusaha menyudahi apa yang dilakukan Caca.

---

"Ash, siapa crew band yang badannya bau banget?" Calum mendapat giliran bertanya pada Ashton.

Mereka memutuskan bermain truth or dare mengingat malam ini adalah malam terakhir mereka bersama Caca.

Pertanyaannya mengundang tawa bagi Ashton dan Calum saja, seperti inside joke bagi mereka berdua atau Luke dan Mike tidak mau ikut campur.

"Im not gonna answer it," ucap Ashton setelah tawanya reda.

"What's the dare, Mike?" tanya Calum.

"Tadinya mau nyuruh lo minum sebotol tapi gamungkin. Jadi, gendong masing-masing dari kita sambil loncat-loncat keliling ruangan ini."

Ashton membelalakan matanya sebentar, tapi kemudian melakukannya. "So easy, man."

Sekitar 15 menit Ashton menyelesaikan dare nya. Dan sisanya mentertawakan Ashton saat putaran terakhirnya menggendong Calum sambil lompat.

"Fuck you," umpat Ashton saat selesai melakukan dare nya. Yang lain hanya terkekeh.

Sekarang giliran Caca, dan Ashton lah yang mendapat giliran untuk bertanya.

"Ca, gua seneng banget karena gua yang giliran nanya. Calum gak pernah mau jawab ini," Ashton masih mengatur nafasnya. "Alasan lo putus sama Calum?"

Luke bertepuk tangan. Ia pernah menanyakan ini pada Calum dan memang tidak dijawab.

Caca dan Calum saling menatap sambil tersenyum simpul, seolah mereka berbicara dalam tatapannya itu.

"Dare aja."

---

Ini saat mereka SMP dulu, kelas 1. 1 kelompok saat MOS dan kemudian berpacaran. Sekitar 3 bulan sampai akhirnya Caca mengetahui bahwa Calum mendekati perempuan lain.

Calum gak membantah bahwa ia selingkuh, Caca gak peduli siapa perempuan itu. Mereka putus dan Calum tetap bersama perempuan itu.

Sekitar 2 bulan setelahnya, berita Calum dipanggil BK karena berantem tersebar sampai ke Caca. Caca gak peduli walau dia tahu bahwa Calum berantem dengan cowo yang selingkuh dengan A, perempuan yang menjadi alasan putusnya Caca dan Calum.

Dan pada kenaikan kelas 2, kelas diacak. Caca dan Calum yang tadinya berbeda kelas, ternyata berada di satu kelas, satu kelas juga dengan geng yang Calum pukuli 1 semester lalu.

"Ca, minjem pulpen boleh, gak?" ucap Calum yang sudah berjalan jauh ke meja Caca.

"Ca, pulang sama gue, ya?" ajak Calum setelah Caca meminjamkan pulpennya.

Calum melakukan itu dan basa-basi lainnya sekitar seminggu hingga akhirnya Caca mengiyakan ajakan pulang bersama.

Caca diajak membeli drive thru McD dan kerumah Calum, padahal sebelumnya Calum hanya mengajak pulang bersama.
Caca hanya mengiyakan karena malas adu mulut.

Caca lumayan lama berada bersama Calum, ia baru pulang ke rumahnya jam 8 malam sedangkan ia pulang sekolah jam 2 siang.

Yang ia ingat adalah "Ca, gua minta maaf banget, ya." "Ca, enak ga McD nya?" "Ca, gua minta maaf." "Gua malu banget deh, Ca." "Ca, mau temenin gua di kelas, gak?" "Gua nyesel banget, sih, Ca."

---

:) 8/2020

CAWhere stories live. Discover now