Prolog

1.4K 140 13
                                    

Inginku dia, tapi apalah daya kalau rencana Tuhan bukan dia. Tuhan bilang, inginku bukan apa-apa yang aku perlukan, inginku pula bukan apa-apa yang harus kumiliki.

Dan, kala aku bilang inginku sungguh berarti, sesungguhnya yang Tuhan beri lebih dari sekedar apa yang namanya berarti.

"Kamu punya seseorang?" pertanyaan telak yang membuatku bungkam, lalu membuatku tergugu sendiri didalam kamar pada akhirnya.

"Gak papa kalau memang ada. Biarkan jadi masa lalu."

Kalimat itu seolah paksaan bagiku yang berlapis kulit lumpia lembut. Bilang nggak papa, tapi ujungnya tetap dinikahi. Paham apa maunya?

Lalu waktu mengubah semuanya, mengubah yang sulit menjadi semakin sulit, yang mudah bisa saja menjadi sulit, tapi bukan sebuah ketidak mungkinan apa-apa yang sulit menjadi mudah pada akhirnya. Dan semua itu mudah bagi Tuhanku, semudah berkata 'Kun' maka jadilah.

"Mas, apa sebenarnya yang kamu takutkan?"

"Aku takut mati, Key."

Pikiran jelak termpatri dalam kepala, lalu pertanyaan 'kenapa' terlontar juga.

"Takut kalau aku mati, siapa yang nemenin kamu? Siapa yang nemenin ibu? Siapa yang mau jagain dedek bayi? Siapa yang mau nafkahin kalian bertiga."

Seketika aku bungkam. Aku pernah tahu rasanya dicintai sebegitu dalam, dimuliakan, dihargai. Bagiku aku teramat beruntung dicintai seorang adam yang terhormat. 'Gus' begitu orang-orang memanggilnya.

Dan aku tahu pada akhirnya, bahwa dicintai orang yang telah halal sebegitu dahsyat efeknya, sebegitu besar dampaknya. Lalu aku mulai paham, begitu indah Tuhan menuliskan scenario untuk hambanya. Aku telah mendapat cinta yang begitu tulus, cinta yang benar mewujudkan apa yang namanya bahagia.

Dan ... boleh kukatan ini lebih beruntung dari sekedar dicintai seorang Gus?

Gus, terimakasih pernah menjadi bagian dalam sejarah. Sekarang aku mengerti, bahwa yang kita cintai belum tentu bisa kita miliki. Namun, apa yang telah kita miliki bukan sebuah ketidak mungkinan untuk bisa kita cintai.

bagaimana? bingung? kurang greget? 

maklum, masih amatiran. :)

terimakasih sudah membaca. tunggu part pertamanya yes?

Publis 17 Agustus 2020

Catatan Kecil (End)Where stories live. Discover now