Chapter 8| Opening Asean games

Mulai dari awal
                                    

Karena sebelumnya elena sama sekali tidak mengharapkan bertemu dengan marcell, namun mengapa Sekarang ia ingin selalu didekatnya? mungkin el hanya kasihan dengan Marcell yang diselingkuhi tetapi masih tetap percaya dengan riri.

Pintu putih itu terbuka, menampakkan seorang pria berhoodie hitam. ia membawa sekantong plastik putih bertuliskan nama supermarket. Elena menatap malas kepada pria tersebut

"lama ya el?"

elena diam, ia menutupi wajah dengan selimut

"nih" ujar Marcell menyodorkan tiga batang coklat yang ia ambil dari kantong plastik putih

elena membuka selimutnya, namun masih tetap diam

"nggak mau? kalau tambah ini mau?" goda Marcell mengambil dua buah ice cream berbentuk kerucut dari kantong plastik

Elena tetap membuang pandangan, namun ia masih melirik Marcell yang secara perlahan membuka bungkus coklat

"yaudah kalau nggk..."

"siapa bilang el nggak mau? sini!!" potong elena merebut sebatang coklat dari tangan Marcell

"gitu dong ngomong kek daritadi" Ujar Marcell meletakkan kedua coklat lainnya dimeja

"jepe nyebelin, masa nggak percaya sama el terus pakek acara marah marah juga. emang segitu sayang ya jepe ke Riri?" oceh elena sembari memakan coklat tadi

"kan semua butuh waktu el, gue itu orangnya nggak mudah percaya sama orang lain apalagi sama lo, gue kira Lo tadi cuma bercanda supaya hubungan gue sama Riri itu rusak. terus tadi kenapa lo nyelamatin gue segala?" tanya Marcell

Elena menggeleng, ia masih asik mengunyah kacang almond yang berada di dalam coklat.

"kok lo nggak tau sih?" Marcell mengerutkan alisnya heran

"ya nggak tau, hati el tiba tiba pengen nolongin jepe"

"sae lo" jawab Marcell menjitak dahi elena.

"aduh sakit jepe, padahal ini tadi kebentur trotoar aw sakit" rintih elena pura pura kesakitan

"eh? beneran el? gue panggil in dokter ya, ini gimana udah malem lagi" ujar Marcell panik, ia langsung beranjak namun tangan elena meraih tangan Marcell

Marcell menoleh

"tenang jepe, el cuma pura pura kok" jawab elena tak berdosa

"dasar cewek bar bar bikin hati gue deg deg an aja lo" cerca Marcell lalu kembali mengambil posisi duduk

"ih ngambek, dasar cowok tengil bisanya cuma marah marah sama ngambek" ujar elena melepas tangan Marcell

"awas ya el" gerutu Marcell mulai mendekati elena

"apa? apa? el nggak takut"

Elena sudah memasang posisi was was akan kejahilan dari Marcell nantinya. ia sudah berusaha sedikit menjauh dari Marcell. Namun saat Marcell mendekat Marcell malah mengusap sudut bibir elena yang ada sisa coklat. Elena kaget, lalu mata mereka saling bertemu seperti kejadian di kolam renang beberapa hari yang lalu

YOU BE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang