IN HEAVEN

1.3K 114 52
                                    

* In Heaven *

*

*

*

"Maafkan aku karena membebanimu dengan perasaanku..."

***

"Hanya satu yang kuharapkan, hari itu tak pernah terjadi. Maka diriku tak akan pernah sekalipun menyesal."

-

-

-

-

-

"Mark Hyung? Apa kau sibuk?"

Jemari pria bersurai coklat itu tengah sibuk memilah beberapa bunga yang ingin ia bawa ke apartemen Mark, berniat untuk menanamnya setidaknya memberikan sedikit warna untuk rumah yang terasa dingin tersebut, namun ia hanya mendengar sahutan singkat dari sipenerima panggilan di seberang sana.

"Baiklah, aku tak akan menghubungimu lagi.. Jika kau sibuk, pulanglah lebih cepat, aku akan menyiapkan makan malam Hyung.." ujarnya lagi.

Namun sekali lagi yang ia dapatkan hanya deheman singkat lalu sambungan terputus, tanpa ucapan apapun.

Sepersekian detik ia menatap layar ponselnya yang sudah tak tersambung pada orang yang dipanggilnya, dirinya pun menghela nafas perlahan saat melihat pantulan gambar selca antara dirinya dan pria yang kini terlihat tak memperdulikannya.

"Donghyuck-ssi?"

"Eoh? Ya?" seperti tersadar, pria tan bernama Donghyuck itu segera menoleh dan kembali tersenyum pada seorang pelanggan yang selalu datang hampir 2 hari sekali ke toko bunga miliknya.

"Bisa kau berikan bunga seperti yang biasa?" tanya gadis manis dengan lesung pipi yang cukup dalam di pipinya, bunga yang biasa dipesan olehnya adalah bunga Lily.

Ya..

Bunga yang selalu orang bawa untuk berkunjung kerumah duka ataupun kepemakaman. "Kau selalu berkunjung setiap 2 hari sekali, apa kau sangat merindukannya?" tanyanya sembari membungkus beberapa tangkai bunga lily menjadi sebuah buket bunga yang cantik.

"Walau dia sudah tiada bukan berarti diriku melupakannya bukan? Aku masih sangat mencintainya"

Gadis cantik itu memberikan kartu kreditnya pada Donghyuck untuk melakukan pembayaran. Jujur saja mendengar penuturan seperti itu, ia sungguh iri dengan siapapun yang dicintai oleh gadis itu. Bahkan saat rupa dan raganya telah tiada menjadi abu di dalam sebuah guci gadis tersebut tetap mencintainya tanpa terkecuali.

"Terima Kasih Herin-ssi."

"Itu..." Herin menunjuk beberapa tangkai bunga lavender* yang sudah ia tanam didalam sebuah pot kecil bahkan sudah ada pita berwarna putih yang melingkari pot kecil tersebut.

"Ah, aku akan membawa ini untuk diberikan pada kekasihku."

"Bagaimana dengan Baby Breath*? Kau terlihat sangat menyayanginya.."

IN HEAVEN [MARKHYUCK]Where stories live. Discover now