Mimpi yang harusnya hilang, kini kembali datang dengan sejuta kenangan pedih nan menyakitkan. Aku harus apa? Aku harapan harabeoji, tapi apa yang sudah kulakukan untuknya? Aku hanya diam dan menangis. Dasar Kim Tan lemah!!!!! Kau hanya seorang pengecut sekarang!

Jika kau ingin harabeojimu keluar dari penjara itu, kau harus melakukan sesuatu. Jangan diam dan menangis seperti ini! Kau pikir mereka akan senang jika tahu kau seperti ini?! Ani! Mereka akan kecewa Kim Tan! Bangunlah, sadar!! Harabeoji membutuhkanmu. Bangkitlah, lawan mereka, cari bukti dan bebaskan harabeoji! Kau pasti bisa!!!

Aku mengangkat kepalaku yang menunduk karena menangis, mendongkak menatap pantulan diriku yang di cermin. Menatap nanar dan keji diriku yang baru saja menangis, seolah jijik karena menangis hanya karena lemah. Ya, benar. Aku harus menghadapi ini semua. Akan kulakukan janjiku pada harabeoji. Tunggulah aku harabeoji...

Ceklek!

Pintu kamarku terbuka, menampakkan seorang gadis cantik dan manis yang sedang berdiri di tiang pintu kamarku sembari menatapku dengan senyum cerah.

“oppa, kita jalan-jalan yuk?” ujar Ara yang sudah duduk di dekatku.

“jalan-jalan? Kau tidak kuliah hari ini?”

“ani, pagi ini aku tidak kuliah, mungkin nanti sore,”

“eoh~ kajja, tapi aku siap-siap dulu nde?”

Ara mengangguk lalu keluar dari kamarku. Aku tahu, Ara mengajakku jalan-jalan karena mengkhawatirkan keadaanku. Aku tak mau jika Ara mengetahui apa yang sudah kusembunyikan rapi darinya. Tentang harabeoji, dan appa. Aku tak mau dia tahu tentang itu.

***

Sungai Han memang menjadi salah satu tempat yang aku rekomendasikan jika kalian ingin berkunjung ke Korea. Tempat ini sangat cantik, apalagi jika sudah malam. Kalian akan melihat lampu kerlap-kerlip dan masih banyak lagi. Aku yakin, bahkan authornya pun ingin ke Korea. Hahaha, aku doakan thor, semangat ya?!

Ara membeli beberapa minuman dan makanan kecil untuk kami makan dikursi taman dekat sungai. Beberapa pasangan terlihat sedang piknik, padahal ini hari rabu. Yaa, beberapa hari ini aku tidak keluar lagi setelah mengantar Chaneon dibandara kemarin. Ahh, baru dua hari kok!

“oppa, kau baik-baik saja kan,?” tanya Ara membangunkanku dari lamunan.

Aku mendongkkan kepala menatap Ara yang tengah menatapku juga. Aku tersenyum melihat adikku pagi ini. Dia kasar memang, namun sebenarnya dia sangat lembut dan amat perhatian.

“nee, gwaenchanah. Wae?”

“ani, tadi pagi eomma masuk ke kamarku menyuruhku untuk mengajakmu jalan-jalan. Katanya kau kurang baik,”

Aku hanya tersenyum menanggapi kekhawatiran adikku itu. Sebenarnya aku tidak marah pada eomma, aku hanya ingin sendiri saja. Mungkin sikapku pagi tadi membuatnya sedih dan merasa bahwa aku marah padanya.

“mmm, bagaimana dengan kelas privatmu?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.

“kemarin itu baru interview, besok aku akan mulai belajar, wae? Aahhh, aku tahu, oppa pasti merindukan ShinYe eonni, kan?” ucapnya menggodaku.

Dasar adik gila! Sarapan apa dia pagi ini sampai mengatakan hal itu? Anak ini...

“ani, aku bukan siapa-siapanya. Kenapa harus merindukan dia?” balasku

“mmmm, tapi kurasa kau cocok dengannya dari pada dengan wanita gila itu,”

Ara menyeruput minuman yang ada ditangannya dengan kesal. Aku terkekeh geli. Tatapanku jatuh pada seorang gadis yang sedang membawa buku yang terbilang cukup banyak. Gadis bodoh yang menjadi guru privat adikku. Kang ShinYe, nama yang cantik. Seperti orangnya. Kenapa dia ada disini?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 15, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

~~HATE, BUT I LOVE~~Where stories live. Discover now