Nikah?! - Part 2

1.7K 200 49
                                    

Hari jadian ke-200

***

"Nay! Udah siap belum?"

"Tunggu sebentar!"

Ini sudah kesepuluh kalinya Jeongyeon melihat arloji di tangannya. Ia juga sejak tadi terus mondar-mandir seperti orang gelisah.

"Udah siap nih," Nayeon keluar dari kamar dan menghampiri Jeongyeon di ruang tengah. "Lo ngapain sih mondar-mandir gitu, Jeong?"

Jeongyeon menghentikan langkah kakinya. "Gue cuma gelisah aja. Ini pertama kalinya ketemu orang tua lo lagi setelah 2 tahun yang lalu."

Ya, memang pertemuan Jeongyeon dan orang tua Nayeon hanya terjadi sekali. Itu pun saat keduanya masih berada dalam kontrak pacar sewaan. Tak heran Jeongyeon begitu gelisah saat ini. Ia akan menemui orang tua Nayeon lagi dengan identitas aslinya.

Nayeon justru tersenyum melihat kekasihnya yang kini wajahnya sudah pucat dan berkeringat. Padahal, apartemen Nayeon ber-AC. Jeongyeon benar-benar tidak berbohong saat mengatakan dirinya gelisah.

"Duduk sini dulu deh." Nayeon menarik tangan Jeongyeon untuk duduk di sofa, di sebelahnya. 

"Dengerin gue ya," satu tangan Nayeon mengelap keringat di kening Jeongyeon sambil merapihkan rambut Jeongyeon yang sedikit berantakan. "Papa sama mama gak mempermasalahkan kok soal hubungan kita. Setelah lo pergi ninggalin gue 2 tahun lalu, papa dan mama udah tau sandiwara kita. Dan mereka fine-fine aja. Jadi gak ada yang perlu lo khawatirin lagi."

"Tapi orang tua lo pasti marah anaknya gue bikin galau 2 tahun gak ada penjelasan."

"Siapa suruh bego banget ninggalin gue gitu aja!" setelah tadi tangan Nayeon merapihkan rambut Jeongyeon, kini justru tangannya menoyor kepala Jeongyeon dengan santainya.

"Ah, tuh kan!" Jeongyeon dibuat semakin gelisah. Ekspresi wajahnya cemberut seperti anak kecil yang merajuk.

"Hahaha enggak ih bercanda doang. Sini-sini peluk!" Nayeon menarik Jeongyeon untuk dipeluknya. Tangannya ia gunakan untuk mengusap-usap punggung dan rambut Jeongyeon.

"Udah berani bikin gue jatuh cinta, harus berani juga tanggung jawab dong. Lo harus berani ngehadepin papa mama. Gue yakin mereka suka sama lo. Udah, jangan khawatir lagi ya."

Jeongyeon menghirup dalam-dalam wangi tubuh Nayeon dari lehernya. Ia kemudian mengangguk lemah di pelukan Nayeon. "Iya, Nay.."

***

"Akhirnya anak kesayangan mama udah dateng." mama Nayeon langsung memeluk buah hatinya saat Nayeon dan Jeongyeon sudah sampai di rumah tingkat 3 milik keluarga Im.

"Iya kan anak mama cuma satu, ya pasti kesayangan lah." jawab Nayeon.

"Hehe iya juga ya. Yaudah yuk masuk. Papa udah nungguin tuh." mama Nayeon menarik tangan anaknya untuk masuk ke dalam rumah.

Di luar, kini tertinggal Jeongyeon seorang diri. Wajahnya benar-benar sudah pucat pasi dan dipenuhi keringat. Kegelisahannya semakin menjadi-jadi saat melihat mama Nayeon tidak sedikitpun melirik ke arahnya.

Jeongyeon meneguk ludahnya sendiri. Ia bingung harus apa sekarang. Jadilah ia seperti ayam kehilangan induknya di depan rumah Nayeon. Tak tau arah tujuan.

"Jeong? Ngapain disitu aja ih?! Ayo masuk!"

Tanpa rasa berdosa sedikitpun, Nayeon justru memarahi Jeongyeon yang hanya diam saja di depan pintu rumah. Ia kemudian menarik tangan sang kekasih untuk menuju ke ruang makan. Kebetulan mereka datang saat jam makan siang sudah tiba.

Daily Life With My 'Boy'friendWhere stories live. Discover now