Mereka semua beranggapan Mark adalah anak yang bodoh. Idiot. Bahkan mereka mengatakan ia tak berguna.

Tetapi, seharusnya perlu mereka tahu, apa yang bisa Mark lakukan, tak akan pernah bisa mereka lakukan.

.

.

Pagi pun tiba, Haechan tersadar dengan dirinya yang tertidur pada lengan kekar Mark, jujur ia terkejut. Ia pun menatap Mark yang tengah pulas tertidur.

Jika dalam kondisi tertidur seperti ini, mengapa ia tak sanggup untuk marah? Haechan beranjak dari tidurnya. Bagaimana bisa ia menangis semalaman dan tertidur dalam pelukan Mark?

Haechan berjalan untuk membasuh wajahnya. Hari ini ia libur kerja, bagaimana cara agar ia tak berdiam di rumah ini? Ia muak jika melihat wajah suaminya tersebut.

Haechan kembali ke kamarnya, ia masih melihat Mark yang tertidur pulas, ia pun ingin segera mengusir Mark dari kamarnya, tetapi gerakannya terhenti. Ia pun berakhir membiarkan Mark tertidur di kamarnya, kali ini saja.

"Mark kau dimana? Hari ini mari kita berjalan-jalan." Haechan mendengar suara wanita memanggil Mark, tetapi mengapa suaranya berbeda dengan suara maid? Haechan segera keluar dan mencari tahu siapa wanita itu.

Haechan melihat sosok wanita cantik yang kini tengah menaiki anak tangga menujunya. Haechan masih setia menatap dan ingin tahu siapa wanita ini.

"Ommo. Haechanie?" Tanya wanita itu. Mengapa nama itu terdengar memuakkan setiap kali ia dengar. Haechan menganggukkan kepalanya.

"Cantik sekali, pantas saja Mark sangat menyukaimu. Ah ya, perkenalkan aku Son Seung Wan atau bisa dipanggil  Wendy, sepupu Mark." Wendy mengulurkan tangannya kepada Haechan, tetapi Haechan tak menerimanya dengan baik. Haechan hanya membalikan badannya dan melangkah pergi, Wendy memahami ini, ia sempat mendengar kabar Haechan tak menyukai pernikahan ini dari Jaehyun.

"Dia di kamarku. Ada di sisi timur. Bangunkan saja dia dan ajarkan agar tidak pernah memasuki kamarku atau tidur di kamarku." Ujar Haechan tanpa mempedulikan Wendy marah atau tidak. Haechan berpikir Wendy akan marah, tetapi apakah keluarga ini memang sangat bodoh? Ia hanya terdiam dan berjalan menuju kamar yang Haechan maksud.

Tsk!

Haechan memilih menggunakan kamar mandi lain saat ini. Ia melangkahkan kakinya untuk menggunakan kamar mandi di kamar tamu, ia memang baru tinggal beberapa minggu di rumah mewah ini, tetapi ia tahu kamar mana saja yang tak terpakai.

Beberapa potret Mark terlihat pada dinding, bahkan jejeran tropi dan medali emas mengisi lemari dinding. Haechan menghentikan langkahnya untuk melirik semua itu.

"Juara 1 lomba pemrograman komputer, juara 1 melukis, juara 1 semuanya? Wah hebatnya, pasti ia sangat malu memiliki anak bod-." Gumam Haechan terhenti ketika ia melihat potret Mark memegang piagam, berkalung kan medali dan memegang tropi. Jadi bukan Jaehyun, melainkan ini semua milik Mark? Haechan segera kembali melanjutkan perjalanannya dan mengabaikan apa yang baru saja ia lihat. Tetap bagi Haechan, Mark orang yang bodoh dan memuakkan.

.

.

Wendy membangunkan Mark yang terlihat pulas tertidur, tak lama mata itu terbuka, Wendy tahu Mark membenci cahaya terang yang menyilaukan. Wendy menghalangi mata Mark agar Mark tak kaget menerima cahaya yang masuk. Perlahan-perlahan Wendy menggeser kan tangannya dan tersenyum melihat Mark.

"Morning. Ayo bangun, hari ini kita akan jalan-jalan." Ujar Wendy. Mata Mark terbuka lebar mendengar kata jalan-jalan ia tersenyum dan segera beranjak dari kasurnya, Mark berlari keluar dan menuju kamarnya. Wendy hanya tersenyum melihat tingkah sang adik.

Mianhae, Because I'm Idiot [Markhyuck]✔Onde histórias criam vida. Descubra agora